四 (read: sì)

3.6K 38 0
                                    


Please kindly vote and give some comments ..
Thank you

Gya sudah selesai ditangani. Masih belum siuman. Jason duduk di luar kamar, bersama P, karena anjing tidak diperbolehkan masuk ke dalam kamar opname. Dia sudah menelepon ke Dicky untuk segera ke Rumah Sakit Yuho.

Jason sudah tahu identitas Gya. Di tas selempangnya ini terdapat passport Gya, dompet, sebuah bungkusan tisu, parfum isi ulang, lipstik. Gya adalah seorang turis dari Singapure, dan sekarang ada kemungkinan akan mengalami amnesia setelah bentrokan dan luka di dahi kirinya itu.

"Apa yang akan terjadi selanjutnya, cuman bisa dijawab setelah pasien siuman." Itulah pesan terakhir dokter.

Jason tidak yakin dengan apa yang sudah dia lakukan. Dia sudah memberikan informasi palsu kepada pihak rumah sakit. Informasi palsu yang berupa, dia adalah pacar Gya. Gya yang datang dari Singapure, untuk mengunjunginya, dan tanpa sengaja mengalami kecelakaan. Jason tidak tahu kenapa dia melakukan ini. Dia hanya merasa ini adalah instingnya, yang mengatakan bahwa dia butuh Gya, untuk membalas budi. Kalau dia menyerahkan kepada pihak polisi, Gya akan segera kembali ke Singapure, dan Jason akan kehilangan kesempatannya. Apalagi, ditambah kemungkinan Gya akan hilang ingatannya karena menyelamatkan anjingnya. Ini bukan masalah yang simple saja. Jason akan merasa bersalah dalam seumur hidupnya kalau hanya meninggalkan dia begitu saja.

Tapi, dia benar benar tidak yakin.

Ditambah sekarang, managernya mengomelinya dengan setumpuk omelan yang banyak banget, dan mengatakan dia tidak akan bertanggung jawab apabila Jason di masa depan akan mengalami skandal dengan Gya.

"Lalu, kau akan membawanya pulang, tinggal di apartemenmu itu ? Begitu ? Oh my God, adikku. Aku benar benar tidak setuju dengan rencana anehmu ini. Ini jelas jelas bersalah. Aku tidak akan peduli dengan skandalmu di masa depan. Aku yakin, ini tidak akan dapat dirahasiakan. Ini akan segera terbongkar. Dan karirmu bisa terancam. Aku benar benar tidak tahu kau pikir apa?! Atau, kau benar benar ada maksud dengan gadis itu ? Tapi aku akui, dia cantik. Dia mungkin adalah tipeku. Tapi tidak begitu caranya, Jason!!"

Mendengar itu, Jason kembali merenung beberapa saat. Dia memang sudah melakukan kesalahan, pikir Jason. Dia bahkan bingung kenapa dia bisa begitu.

"Arrggh, aku tahu aku salah. Tapi, ini sudah terjadi. Terjadi skandal ga apa apa. Aku juga manusia. Aku berhak mempunyai hubungan. Dan, ya, dia cantik." jawab Jason.

"Terserahlah."

"Kenapa ini harus terjadi?! Masalahku masih belum selesai, dan kau menambah lagi. Oh my God?!" Nambah Dicky dan mengacak rambutnya frustasi.

Jason hanya menggerutu tidak jelas ketika melihat tingkah managernya itu.

"Ge, kau pulang dulu saja. Sekalian bantu aku bawa P pulang. Aku akan menjaga dia di sini. Sebagai bukti tanggung jawabku."

Dicky merebut tali P dengan kasar. Tanda tidak senang. Jason merasa geli dengan tingkahnya, membuat dia tertawa.

—-

Semuanya sudah terlanjur terjadi. Omongan juga sudah keluar dari mulut Jason. Sekarang dia cuma bisa menunggu keadaan Gya setelah bangun.

Kepala gadis itu sedang diperban. Kata dokter tidak ada luka lain lagi.

Jason tersenyum. Karena rambut Gya. Yang keriting. Tapi bukan keriting kribo. Keriting bergelombang. Salah satu tipe gadis kesukaan Jason, berambut wave. Ini membuat gadis ini menjadi ada khasnya sendiri. Jason tidak tahan untuk mengelus rambut gadis itu.

Begitu tangannya menyentuh kepala Gya, Jason yakin dia mendengar suara erangan yang pelan. Dan kelopak mata gadis itu mulai bergerak. Jason mengucek matanya, untuk mempastikan apa yang dia lihat.

Jason segera menekan tombol nurse call, dia sudah pasti Gya sudah sadar. Apalagi setelah melihat gadis itu mulai mengerang kesakitan sekarang. Sudah pasti akan sakit. Kepala mengalami bentrokan keras, bagaimana tidak sakit.

"Hey, aku sudah memanggil suster." kata Jason berusaha untuk menenangkan Gya. Gya memandangnya dengan tatapan bingung. Tatapan masih belum jelas, namun dia memastikan dia tidak mengenal pria di depannya ini. Ingin bersuara, tapi tenggorokannya terasa kering. Akhirnya dia memilih menutup matanya sebentar, sakit di kepalanya terasa lebih ringan.

Suster sudah datang, bersama seorang dokter jaga. Merasa ada yang masuk, Gya membuka matanya. Masih tetap tidak jelas pemandangan di depannya. Gya bisa melihat yang masuk ada 3 orang yang memakai setelan putih.

"Ini dimana ?" terdengar suara serak Gya, bersama dengan suara ringisan. Gya mengucap kata katanya dalam bahasa Inggris dengan logat Singapure.

"Ini di rumah sakit." Jason mencoba menjawabnya dengan bahasa mandarin. Untuk melihat respon gadis ini. Apakah bisa mengerti bahasa mandarin. Sambil menyodorkannya segelas air bersama sedotan.

"Kenapa aku bisa di sini?" tanya Gya sambil memandang Jason. Jason menjadi legah, karena ternyata Gya bisa fasih mandarin.

"Boleh saya tahu, namamu siapa ?" Sekarang giliran dokter yang bertanya.

"Lin Xin Jia" jawab Gya, masih bisa nampak perasaan penasarannya dengan jawaban pertanyaannya tadi. Karena setelah itu, dia kembali mengajukan kembali pertanyaannya.

"Anda kecelakaan. Dan kepala anda terluka. Apakah sekarang, anda ada merasa yang aneh dengan penglihatan anda?"

"Iya, tapi, aku memang punya rabun jauh."

"Oke, baiklah. Sepertinya anda tidak ada gejala yang buruk. Cukupkan istirahat saja. Terima kasih." Lanjut dokter, sambil melihat ke arah Jason. Jason menyalami tangan dokter dan membalas terima kasih.

"Istirahatlah." ucap Jason, sambil merapikan selimut gadis itu. Ada sedikit kelegaan dalam perasaan Jason, karena Gya tidak seperti prediksi dokter tadi. Gya masih bisa mengingat namanya dengan baik, artinya dia tidak lupa ingatan.

"Anda siapa ?" Tanya Gya.

"Aku, Zheng Jie Er. Tapi lebih sering dipanggil Jason."

Gya menggangguk. Dia kembali menutup matanya. Dia merasa sangat capek. Tak lama kemudian, Gya segera masuk ke dunia mimpi.

"Wan an" ucap Jason.

Sempat merasa sedikit kesal, karena dia seorang idol yang sudah mendunia. Dan ternyata masih ada orang Singapure yang tidak mengenalnya. Padahal sewaktu masih berkarir di Korea Selatan, Jason pernah 3 kali melakukan tour konser ke Singapure bersama member member lainnya.

Jason menengok ke arah jam dinding. Tepat pukul 11:35. Jason tidak banyak beraktivitas hari ini. Tapi dia benar benar merasa lelah. Kantuk segera menghampirinya. Tak lama kemudian, Jason terlelap di sofa dalam kamar ruang inap ini.

——

Those Were the DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang