十五 (read : shì wü)

1.5K 34 0
                                    

Gya bangun duluan. Pria di sebelahnya masih memeluknya erat. Pria yang cukup sempurna di mata banyak wanita. Gya melihat, memperhatikan bentuk wajah Jason. Dia sangat menyukainya.

Gya membalas memeluk pria itu. Mendekatkan tubuhnya ke tubuh pria itu, sontak membuat Jason terbangun.

"Good morning." ucap Jason suaranya masih terdengar suara ngantuk. Dia mencium puncak kepala Gya. Gya semakin mempererat pelukannya. Semakin memanjakan dirinya ke tubuh Jason.

"Hari ini ada kerjaan ?" tanya Gya kepadanya.

"Ga kemana mana. Kenapa ?" Jason bertanya kembali.

"Aku ini seperti ini sepanjang hari." balas Gya. Dapat terdengar suara tawa pelan Jason.

"Baiklah. Sesuai permintaanmu. Kita hari ini akan seperti gini sepanjang hari." Jason juga semakin mempererat pelukannya. Mereka nampak saling memiliki satu sama lain.

Tapi tiba tiba terdengar suara. Sepertinya sumber suara dari perut Gya. Perutnya sudah merontak minta diisi.

"Babe, perutmu bunyi." kata Jason sedikit meledek.

"I know. Tapi aku terlalu capek untuk bangun sekarang."

"Apakah aku semalam terlalu bersemangat?" tanya Jason pura pura polos. Semalam mereka baru tertidur setelah main berjam - jam. Gya benar benar kehabisan tenaga. Jason baru menghentikan permainannya, setelah Gya benar benar tertidur setelah mencapai puncak klimaksnya yang entah ke berapa kali.

"Iya babe. Aku benar benar capek sekarang. Tenagaku seperti teruras semua." jawab Gya.

"Apa aku menyakitimu?"

Gya menggeleng.

"Aku menikmatinya." jawab gadis itu seraya memberikan sebuah kecupan ke bibir prianya.

Kecupan pelan, tapi Jason malah segera menarik kembali gadis itu, dan mencumbu bibir gadis itu.

Gya berpikir, Jason akan memulai permainan mereka lagi , dirinya sudah pasrah duluan. Tapi ternyata, setelah menciumnya, Jason dengan segera turun dari kasur, membuat Gya merasa kehilangan.

"Aku akan memasakkan makanan untukmu. Tunggu ya." Pria itu turun dari kasur, memakai celana dan keluar kamar. Gya menatap kepergian pria itu, lalu menutup matanya kembali. Dia benar benar butuh mengisi ulang powernya sekarang.

——-

Gya tidak tahu dia sudah tidur berapa lama. Setelah akhirnya dia sudah sadar kembali, jam dindingnya sudah menunjuk pukul 1 siang. Perutnya yang sudah dari tadi pagi berontak minta diisi pun tidak dihiraukannya, dan tertidur kembali setelah ber jam jam.

Jason sudah tidak ada di sampingnya. Dia menebak mungkin pria itu ada di luar. Dia berjalan ke toilet, membersihkan diri sebentar, lalu berjalan keluar. Jason sedang di ruang tamu, bermain dengan P.

"Kau tidur dengan pulas. Aku bahkan tidak tega membangunkanmu." kata Jason.

"Aku juga tidak sadar." Dia berjalan mendekat ke Jason.

"Aku memasak beberapa sayur di dapur. Ayok makan."

"Kamu belum makan ?"

"Aku sudah sarapan sandwich tadi pagi. Bahkan jatahmu juga aku habiskan. Lalu aku menunggumu bangun, sampai sekarang."

"Ayok makan." Gya menarik tangan Jason pergi ke dapur mereka. Dia sudah tidak tahan lagi. Perutnya benar benar sudah sangat kosong.

"Oh iya, babe. Ada beberapa management menanyakan kamu loh. Mereka ingin mengundangmu ke reality show. Kamu mau?" tanya Jason ketika mereka baru mau memulai makan siang.

Gya tidak mengerti.

"Maksudnya ?"

"Ada beberapa acara tv memintamu untuk ikut ke reality show mereka. Kalau kamu tidak keberatan, Dicky akan membantumu. Mungkin selanjutnya kamu bisa terus berkarir. Ternyata penampilanmu kemarin banyak disukai loh. Videomu dishare ulang berjuta juta kali di weibo. Sebentar lagi kamu akan ada pemasukan sendiri."

Gya nampak tidak bisa percaya.

"Tapi, aku tidak yakin aku cocok untuk ikut ke reality show, aku tidak bisa aktif seperti artis artis lain. Mungkin aku akan menolak untuk reality show. Kalau ada yang meminta aku untuk bermain piano lagi, aku akan dengan sangat senang hati menerimanya. Dan jujur saja, aku butuh pemasukan sendiri juga. Aku sudah terlalu banyak bergantung ke kamu."

"Aku sama sekali tidak keberatan kamu bergantung ke aku. Aku malah sangat bahagia bisa menjadi pasangan kamu. Ingatlah, aku mencintaimu."

"Aku tahu, aku mencintaimu juga."

"Jadi, reality show kamu tolak?"

Gya mengangguk.

"Aku agak lega mendengar kamu menolak. Karena dengan begini, kamu tidak akan direbut oleh orang lain. Nanti kalau kamu terkenal aku banyak saingan."

Gya tertawa.

"Hei, bagaimana dengan aku sekarang? Aku juga banyak saingan. Tapi aku percaya kepadamu."

Mendengar itu, Jason mengelus kepala Gya pelan.

Gadis itu mempercayainya.

——

Those Were the DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang