Ali sedang ada di perjalanan menuju rumah Zahra. Saat sedang asiknya mengemudi pikiran Ali terbesit dan membayangkan Zahra, tanpa disadari ia senyum-senyum sendiri. Saat hati dilanda perasaan cinta terkadang kita tidak bisa mengontrolnya dan membuat perasaan yang ada semakin menggebu-gebu.
Saat kita merasakan apa itu jatuh cinta, disatu sisi kita pasti merasakan bahagia, kecewa, sedih, patah hati, bimbang. Banyak hal yang membuat kita banyak belajar.
Ali pun sekarang sudah berada di halaman rumah Zahra. Dan jantungnya mulai berdetak tak karuan. Ali pun sulit menetralkan detak jantungnya.
"Ayo lah li masa gini aja nyalinya udah menciut, lah gimana kalau minta izin buat mengkhitbah anaknya" gumam Ali menyemangati dirinya sendiri.Tak menunggu lama Ali pun beranjak dari mobilnya dan memencet bel. Tak lama kemudian pintu rumah Zahra terbuka.
"Assalamualaikum tante Zahranya ada." ucap Ali sembari mencium tangan wanita cantik yang sudah berumur tetapi kecantikannya masih terpancar dan ia adalah Venita Bunda Zahra.
"Wa'alaikumussalam, loh kamu Ali kan putranya jeng Rani?."
"iya tan," jawab Ali sambil tersenyum
"MasyaaAllah udah gede aja tambah ganteng, tante terakhir lihat kamu masih pendek sekarang tingginya ngalah-ngalahin tante." Ali hanya terkekeh mendengar ucapan Tante Venita
"Astagfirullah kok malah ngobrol disini yaudah ayo masuk" ucap Bunda Zahra mempersilakan.
Kemudian Ali beranjak masuk dan duduk di ruang tamu yang besar dekorasi rumah yang modern perpaduan warna pastel dan warna hitam putih yang memberikan kesan indah dan nyaman untuk dipandang.
"Kamu mau minum apa nak?" tanya Venita Bunda Zahra.
"Gak perlu repot-repot tante, Ali cuma mau minta izin sama Om dan Tante untuk mengkhitbah Zahra *eh maksudnya mengajak Zahra beli buku tan." ucap Ali dan ia pun merutuki ucapannya yang telah lolos di bibirnya. Venita terkekeh mendengar ucapan Ali.
"Oh gitu, yaudah tante panggil Zahra sama Om dulu ya sambil buatin kamu minum."
"Maaf ya tan. Ali jadi ngerepotin tante." ucap Ali tak enak
"Udah gapapa, udah kewajiban tante dong buat melayani tamu."
Venita pun memanggil Zahra dari dapur sambil membuatkan minuman "Zahra dicari temen kamu, ditunggu diruang tamu."
"Ia Bunda." jawab Zahra
Zahra pun lalu keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga. Tak lama kemudian Ayah Zahra pun beranjak keluar.
"Assalamualaikum Om, Zahra." ucap Ali pada keduannya
"Wa'alaikumussalam."
"Ada apa?" Tanya laki-laki yang berusia 42 tahun dihadapannya.
"Nggak ada apa-apa kok Om. Ali gak sengaja lewat sini terus mampir. Ya seenggaknya tali ukhuwah tetap terjaga.
"Bagus, kalau gitu."
"Tapi tujuan utama Ali kesini sebenernya... Ali mau minta izin mengajak Zahra untuk menemani saya membeli buku." ucap Ali
"Berdua aja?" tanya Ayah Zahra
"Emm, iya om" jawab Ali dengan ragu.
"Kamu tahu nggak kalian bukan mahram belum punya ikatan apapun." ucap Rendra Ayah Zahra.
"Tujuan kita gak cuma ke toko buku aja kok yah, nanti Zahra juga mau ke perkampungan yang tempat biasanya Zahra dan Vania sering mengajar. Zahra udah lama gak kesana." ucap Zahra memang ia ingin ke perkampungan Seloli yang banyak terdapat anak jalanan. Zahra dan Vania sahabatnya sering mengajar dan memberi makan kepada mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Debar Aku Belajar (Revisi)
SpiritualMungkin sekarang kita ditakdirkan untuk menjadi teman. Dan akan selalu seperti itu. Tapi Allah maha membolak balikan hati manusia. Hatimu, perasaanmu, masa depanmu siapa yang tahu? Hanya Dialah yang Maha Mengetahui. Karena aku tahu perasaan tidak bi...