"Jadi?" Tanya Zahra pada Ali yang duduk di hadapannya.
Ali menghela nafasnya. Tak bisakah Zahra berbasa-basi dulu dengannya? Ia kan ingin menghabiskan waktu yang panjang bersama gadis ini.
"To the point banget sih. Pesan makanan dulu kali Ra." Jawab Ali lalu memanggil pelayan cafe.
"Katanya penting?" Tanya Zahra lagi setelah memesan makanannya.
Lagi-lagi Ali menghela nafasnya.
"Duh susah emang ngomong sama cewek cantik. Mau basa-basi aja nggak bisa." Gumam Ali tidak jelas dan sialnya terdengar oleh Zahra."Maksud Abang?"
"Ah...itu pelayan yang tadi cantik" Jawab Ali asal.
"Bang Aliiii...jangan bikin aku takut deh." Ucap Zahra yang membuat Ali mengerutkan keningnya.
"Kok jadi takut sih?"
"Abisnya Abang bilang pelayan yang tadi cantik. Padahal pelayan tadi cowok. Ish..." Ali terbelalak mendengar penuturan Zahra. Lalu sesaat tawanya meledak. Bahkan ia lupa bahwa pelayan yang tadi menghampirinya adalah laki-laki.
"Bercanda kali Ra." Jawabnya setelah tawanya reda.
"Yaudah, mau ngomong apa?"
"Lo nggak bisa basa-basi gitu sama gue?" Buru-buru banget. Makanannya juga belum dateng." Ucap Ali. Kini giliran Zahra yang menghela nafasnya.
"Yaudah, mau basa-basi apa nih?" Tanya Zahra yang membuat Ali tersenyum.
"Nah gitu dong. Btw..." Ucap Ali lalu terdiam. Menimang-nimang apa yang akan ia ucapkan.
"Btw apa?" Jangan gantung gitu dong. Nggak enak banget deh." Protes Zahra karena Ali tak kunjung melanjutkan ucapannya.
Ali mengerjabkan matanya saat mendengar ucapan Zahra.
"Ra..." Ucapnya tiba-tiba yang membuat Zahra terkejut. Zahra menaikkan alisnya seolah bertanya apa?."Lo ngerasa gue gantungin? Tanya Ali yang membuat Zahra mengerutkan alisnya.
"Ya ampun Ra, mana tega gue gantungin lo. Padahal seluruh hati gue udah gue serahin ke elo. Mana mungkin gue gantungin lo." Ucap Ali yang membuat Zahra berdecak kesal.
"Ish, serius dikit bisa?" Tanya Zahra datar."
"Lo minta gue seriusin? Oke..tunggu gue dateng ke rumah lo minta restu orang tua lo." Ucap Ali santai.
"Bang Aliii... Serius atau Zahra pergi?!" Ancam Zahra. Jujur saja ada perasaan aneh yang menghampiri Zahra saat Ali mengatakan itu semua. Namun tanpa Zahra tahu justru Ali lah yang merasakan debar jantung yang luar biasa. Bakhan ia juga heran. Ia tidak merasakan hal seperti ini sebelumnya. Bahkan saat ia bersama mantan-mantan pacarnya dulu.
"Ya elah sia-sia dong usaha gue ngajak lo ke sini kalau ujung-ujungnya lo pergi." Ucap Ali pura-pura memelas.
Tidak, lebih tepatnya untuk menetralkan jantungnya yang berdetak cepat.
"Yaudah, bicara serius mau ngomong apa?" Tuntut Zahra.
Ali menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Lalu berdehem sebelum memulai pembicaraan.
"Lo tau kan habis ini gue mau lulus?" Tanya Ali yang dijawab Zahra dengan anggukan.
"Terus?" Tanya Zahra.
"Lo nggak merasa kehilangan gue apa?" Tanya Ali yang membuat Zahra mengernyitkan dahinya.
"Biasa aja sih." Jawabnya cuek.
"Pas gue wisuda lo dateng ya? Please?!" Ucap Ali memohon.
"Gimana ya Bang..." Ucapnya menggantung.
"Kenapa lo nggak bisa?" Tanya Ali
"Bukan nggak bisa sih, tapi Zahra udah ada janji sama Bang Azka."
"Oh gitu..." Ucap Ali dengan rasa kecewa.
"Beneran lo nggak bisa?" Tanyanya lagi."Maaf."
✴✴✴
Afwan ya part ini pendek banget.Aku butuh saran dan pendapat kalian. Lanjutan cerita ini enaknya gimana?
Syukron ya sebelumnya❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Debar Aku Belajar (Revisi)
SpiritualMungkin sekarang kita ditakdirkan untuk menjadi teman. Dan akan selalu seperti itu. Tapi Allah maha membolak balikan hati manusia. Hatimu, perasaanmu, masa depanmu siapa yang tahu? Hanya Dialah yang Maha Mengetahui. Karena aku tahu perasaan tidak bi...