Jodoh Tidak Akan Kemana

672 49 0
                                    

"Ya ampun Ra. Apa gue gak salah denger?? Sejak kapan lo mau jalan bereng sama cowok playboy kayak dia?"

"Lo apaan sih Van? Kita cuma ke toko buku terus makan" Jawab Zahra.

"Iya tapi kan tetep aja lo berdua-duaan sama dia."

"Enggak kok siapa bilang kita cuma berdua?"

"Maksud lo?" Tanya Vania masih tidak faham.

"Ya mungkin emang gue berangkat ke toko buku cuma berdua. Tapi waktu makan ya biasa. Kita juga sempat ke kampung Seloli. Gue ngajak beberapa anak jalanan gitu." Jelasnya.

"Oke, tapi kemarin gak di apa-apain kan sama bang Ali?" Tanya Vania menginterogasi.

"Ah... Pikiran lo terlalu ngaco." ucapnya sembari meninggalkan Vania menuju kantin.

"Gue gak ngaco, gue cuma khawatir sama lo." ucap Vania

"Bang Ali malah kerumah minta izin ke Ayah sama Bunda."

"Apaaa? Minta izin ke orang tua lo. Gak salah ! Terus di izinin gitu?" Tanya Vania terheran-heran.

"Iya, Ayah sama Bunda malah kenal deket sama bang Ali" jawab Zahra.

"Kok bisa?" Tanya Vania lagi.

"Katanya sih Bang Ali itu anaknya Tante Reni temennya Bunda. Dan rencananya Bunda mau ngenalin Aku sama Bang Ali tapi ternyata kita udah saling kenal." Jelasnya

"Helloo?? Terus lo mau di jodohin gitu. Gila!!"

"Mana mungkin lah Van. Kita juga masih sekolah yakan." ucap Zahra

"Lah siapa tau Ra. Nanti lo di jodohin sama Bang Ali, gue gak ngebayangin lo nikah sama cowok playboy."

"Ya Allah Van. Pikiran lo tu udah terlalu jauh." ucap Zahra.

"Ternyata Dunia itu sempit ya."  Ucap Vania tiba-tiba."

***

Entahlah sejak kapan mereka berdua menjadi semakin dekat layaknya seorang sahabat. Yang awalnya hanya orang asing yang terkadang saling menyapa.

"Udah deh lo tuh, anggota baru yang paling bawel." Ucap Azka yang membuat semua orang yang ada disitu tertawa. Melihat Azka yang kesal sangatlah lucu.

"Ya elah Ka. Cuma protes dikit aja gak boleh." Keluh Ali

"Emang gue prawan disuruh nyapu. Apa kata fans gue nanti kalau lihat gue jadi tukang sapu." Celotehnya lagi yang membuat semua orang tertawa.

Sebenarnya ia tidak seperti ini. Hanya saja ia ingin melihat senyum wanita itu. Walaupun candaanya tidak lucu sama sekali.
"Ra. Tolong ambilkan sapu di belakang kamu terud kasih ke Ali." Ucap Azka

Dengan cekatan Zahra langsung mengambil sapu sesuai perintah Azka lalu menyerahkan kepada Ali.

"Uluuuh... Uluuuh ternyata bidadari yang nganterin sapunya." Ucap Ali menggombal.

"Masih mau hidup kan?" Ancam Zahra. Ali hanya tertawa karena jujur saja wajah Zahra saat marah sangat mengemaskan.

"Iya deh ampun, gak lagi." Ucap Ali mengalah. Kemudian Zahra langsung berbalik badan meninggalkan Ali dan membantu anggota yang lain untuk membersihkan ruang ORI.

***

Usai menyiapkan semuanya. Semua anggota beristirahat. Ada yang makan, ada yang langsung pulang. Namun kebanyakan dari mereka duduk duduk santai sembari menunggu hujan reda.

Sedangkan Zahra ingin pulang, kalau saja hujan tidak turun dan menahannya disini.

"Kamu kenapa?" Tanya Azka yang sedari tadi menyadari kegelisahan Zahra.

"Bukan apa-apa sih bang. Udah hampir malem tapi hujan belum reda. Zahra nggak bawa jas hujan." Jelasnya.

Azka pun mengangguk.
"Kalau kamu mau pulang sekarang gimana kalau abang anter pake mobil abang. Motor kamu bisa di tinggal di sini. Di jamin aman kok."

"Ah..enggak.. enggak. Biar Zahra tunggu hujan reda dulu." Ucap Zahra.

***

"Mau sampai kapan di lihatin terus bang?" Azka berjengkit saat seseorang mengejutkannya.

"Kalo nggak di deketin. Ya mana bisa tau kalo abang suka." Nyinyir Vania. Azka hanya menggelengkan kepala.

"Kalo jodoh gak akan kemana kok." jawab Azka saat melirik ke arah Zahra yang tengah tertawa dengan beberapa temannya.

"Kalo nggak usaha keburu di ambil orang." Ucap Vania yang langsung menampar hatinya.

"Vania nyusulin Zahra dulu bang. Inget bang, Zahra banyak yang suka loh. Bukan cuma abang." lanjutnya lalu segera bergegas setelah mengucapkan salam.

Azka tahu apa yang dikatakan Vania itu ada benarnya. Tapi ia hanya ingin menahan hatinya. Cukup ia minta kepada Allah lalu meminta kepada sang ayah saat waktunya telah tiba. Bukan menggumbar rasa yang tidak pantas.

Lalu Azka pun berbalik dan pergi menuju ruang guru pembimbingnya.

***

Jangan lupa vote dan kasih komen😊

InsyaaAllah aku usahain buat rajin update.

Dari Debar Aku Belajar (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang