Bab 5

907 60 0
                                    

Tak seharusnya kutambatkan  sepenuhnya pada makhluk.

Semoga, suatu saat nanti. Tuhan hanya mengizinkan aku jatuh hati satu kali. Dan itu hanya kepada yang benar-benar menjadi takdirku nanti.

Ketika hati sudah dipenuhi rasa yang salah. Maka saat itu juga ia takut. Takut kepada-Nya, karena ia kini dilanda rasa gelisah saat tiba-tiba pria yang ingin sekali ia hindari dari pikirannya malah duduk di hadapanya. Bukan apa-apa, dia hanya duduk biasa namun yang salah adalah hati Zahra yang selalu tidak bisa terkontrol dan berdetak lebih kuat, tidak bisa berdetak sewajarnya saat dihadapan pria ini.

Dengan susah payah ia mencoba tetap konsentrasi pada novel yang sedang ia baca. Namun nyatanya ia tak bisa, konsentrasinya pecah begitu saja.

Zahra beranjak dari duduknya ia tak bisa terus menerus berada di tempatnya. Jika tidak, ia tak tahu apa yang akan terjadi dengannya. Bisa saja pria yang ada di hadapannya itu tau bahwa ada sesuatu yang berbeda di hati Zahra.

"Kok pergi Ra?" Tanya pria itu saat Zahra beranjak dari duduknya.

Zahra diam sejenak menetralkan perasaannya. "Maaf, aku ada janji sama bang Azka." jawabnya

Ia tidak berbohong, ia memang ada janji dengan Azka. Hanya saja janji itu nanti sepulang sekolah. Mereka akan pergi bersama anggota Rohis untuk menghadiri launching buku.

"Sepertinya kamu selalu menghindariku Ra?" Jantung Zahra seketika berdetak semakin kencang ia menghentikan langkahnya. Lalu menoleh sekilas pada pria yang kini berdiri dihadapannya.

"Aku tidak menghindar dari kamu, mungkin perasaanmu saja." Ucap Zahra dengan susah payah ia benar-benar takut jika pria yang ada dihadapannya mendengar detak jantungnya.

"Jika memang benar itu perasaanku. Lalu mengapa aku selalu merasa bahwa kamu selalu menghindariku. Setiap aku berada di sekitarmu, kamu selalu ingin segera pergi. Apa kamu membenciku?" Tanya pria itu tenang namun mampu menggoncangkan hati Zahra.

"Kamu berfikir terlalu jauh Ki. Aku tidak pernah membencimu sama sekali, berfikir seperti itupun aku tak pernah."

Kau tahu aku hanya ingin menjaga hatiku dan pikiranku agar tidak terlalu memikirkanmu. Aku takut Ki.umu.. Aku takut jika nantinya hatiku akan lebih condong kepadamu. Aku hanya tidak mau jika Dia Sang Pemilik Hati cemburu." lanjutnya dan lagi-lagi hanya terucap di dalam hatinya.

"Aku permisi... Assalamualaikum" ucap Zahra lagi.

"Wa'alaikumussalam... Titip salam buat bang Azka." ucap pria itu saat Zahra akan angkat kaki dari hadapannya.

"InsyaaAllah." Ucap Zahra lalu pergi menjauh dari hadapan pria itu.

Ia memegang dadanya. Jantungnya sudah berdetak normal kembali. Sejujurnya ia takut. Takut akan perasaan yang semakin hari kian bertambah. Perasaan yang seharusnya tidak ada. Zahra tahu kalau ini salah tapi ia hanya manusia biasa yang terkadang tidak bisa mengontrol perasaannya.

Ghifari Syafi Muzzaki, seorang pria yang terus menerus membuat perasaan Zahra berkecambuk saat tengah bertemu. Zaki adalah teman semasa SMP dimana Zahra memang menyukainya karena kepribadian dan akhlaknya. Namun tak pernah sedikitpun terlintas di pikiran Zahra untuk menjadi kekasih atau pacar Zaki. Hingga semasa SMA mereka berbeda sekolah sehingga memudahkan Zahra untuk melupakan perasaan itu.

Dari Debar Aku Belajar (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang