Chapter 2

206 31 3
                                    

Dara duduk dengan murung di minimarket dekat CSW dengan satu tangan menopang dagu dan tangan lainnya menggerakkan sumpit, mengaduk-aduk ramen yang baru setengah ia makan. Dara seharusnya tidak pernah melakukan hal itu. Lagi-lagi emosi menguasai dirinya. Aish! Dia pasti akan segera dipecat. Hanya butuh waktu untuk Mr. Kraz menganalisa keadaan sampai sadar kalau Dara menaruh sesuatu di kopinya.

Tadinya Dara terkikik dan berusaha untuk tidak tertawa keras saat mereka masih berada di studio dan shooting dengan Bigbang lalu wajah menyebalkan Mr. Kraz mulai dipenuhi titik-titik keringat dan satu tangan berada di perut sedangkan tangan lainnya berada di pantat. Kemudian Mr. Kraz lari ke kamar mandi sambil kentut dengan para staff yang melihatinya. Dara tertawa diam-diam sampai melihat Suzy memelototinya, yang langsung tahu kalau Dara pasti telah melakukan sesuatu. Dara langsung buru-buru pergi dari studio untuk keluar dari zona pecat ketika nanti Mr. Kraz kembali. Dara kemudian pergi ke minimarket untuk merayakan kemenangannya.

Namun saat menunggu ramennya matang, Dara sadar kalau apa yang telah dilakukannya terlalu impulsif. Ya, Dara sudah berhasil mengejai Mr. Kraz tapi ini hanyalah kemenangan kecil. Nanti, Dara akan kembali ke kantor dan dipecat. Di mana lagi memangnya Dara akan mendapatkan uang untuk Ibunya berobat? Idiot! Ingin rasanya Dara membenturkan kepalanya ke meja. Idiot! Kenapa dia tidak pernah berpikir? Kenapa dia bertingkah seperti perempuan yang melakukan sekarang berpikir nanti? Dara tidak boleh dipecat sekarang. Mungkin Dara seharusnya meminta maaf. Bahkan jika itulah hal terakhir yang ingin dilakukannya. Namun untuk saat ini, harga dirinya bukanlah sesuatu yang bisa memberinya makan.

Seperti sekarang, Dara membenturkan kepalanya ke meja. "Idiot!" katanya pada dirinya sendiri.

"Kepalamu nanti sakit."

Dara mengangkat kepalanya, keningnya merah dan dia melihat pria yang ditemuinya sebelumnya di kafe.

Donghae baru saja keluar dari kafe bersama teman-temannya yang bersemangat kalau dia akan kalah, yang sebenarnya semakin membuat Donghae merasa harus menang. Donghae akan menunjukkan pada mereka. Donghae akan menunjukkan pada Sandara dan memastikan kalau dirinya bukanlah seseorang yang akan Dara lupakan.

Tadi mereka semua sedang menuju ke mobil masing-masing ketika Sungmin melihat Dara di dekat jendela sedang makan ramen lalu Sungmin pun langsung memanggil Donghae. Mereka semua tertawa sambil masuk ke mobil masing-masing dan pergi meninggalkan Donghae yang mendesah berat sambil membanting pintu mobilnya sebelum berjalan memasuki minimarket. Ya. Jam terus berdetik.

"Kau lagi?" ujar Dara dengan geram.

Donghae meringis sambil duduk di kursi sebelah Dara. "Ya, ini aku lagi."

Dara mendesah dan ia mengembalikan perhatiannya pada ramen yang sedang dimakannya.

"Kau tau itu sedikit menyakiti hatiku karena kau tidak mengingatku," ujar Donghae saat Dara menyuapkan ramen ke mulutnya.

"Maaf," gumam Dara sambil berpikir kalau dia mungkin perlu mulai latihan meminta maaf. Dara mengangkat mangkuknya untuk menyeruput kuah mienya.

"Lebih tepatnya aku mengingatmu... karena aku menyukaimu," lanjut Donghae menggunakan senyumannya yang paling mempesona, yang mulai memudar ketika Dara terus menyeruput kuah mienya tanpa bahkan repot-repot melirik Donghae. Apakah dia mendengar Donghae?

Dara menaruh mangkuknya yang sudah kosong, sambil menelan kesedihannya memikirkan akan jadi pengangguran lagi. Mungkin Dara bisa melamar di minimarket ini untuk sementara waktu sampai ia mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Mengapa sangat berat untuk seorang sarjana mendapatkan pekerjaan di sekitar sini?!

Ponselnya tiba-tiba berdering dan Dara mengangkatnya. Panggilan dari Suzy.

"Dimana kau?" tanya Suzy.

All Bets Are Off (Indonesian Translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang