Chapter 6a

130 28 4
                                    

Setelah lama tidak membuka wattpad yang sudah mulai berdebu dan bersarang laba-laba ini, akhirnya .....

Karena menurutku nggak adil aku nulis cerita baru tapi menelantarkan ini, jadi kulanjutkan hehe *sungkem*

Oh ya sekalian promosi, kalau mau baca yang ringan-ringan aku bikin cerita baru judulnya Livsnjutare, kali aja tertarik hehe

Yasudah begitu saja, selamat membaca! Kalauadayangbacasih




Selama satu minggu, Dara rasa ia dia bisa mati karena terus berusaha menahan tawa setiap kali bertemu Donghae. Apalagi melihat ekspresi wajahnya setiap kali Dara melakukan sesuatu hal yang hanya akan dilakukan oleh seorang pacar yang manja, paranoid, dan gila.

Well, Dara bukan benar-benar pacar yang seperti itu, tapi bukankah itu taruhannya? Jadi Dara hanya berasumsi begitu. Dan hal itu membuat hari-harinya jadi menyenangkan sampai rasanya dia akan merindukannya setelah nanti menendang pantat Lee Donghae.

Tapi Dara akan mengaku, sebenarnya agak melelahkan berusaha menjadi seseorang yang sangat bukan dirimu. Tidak ada yang pernah memberitahunya kalau menjadi seorang perempuan akan sebegitu melelahkannya.

Donghae di sisi lain malah sedang di ambang menyerah pada taruhannya. Setelah hari dimana Dara berlaku gila padanya di restoran, gadis itu membanjirinya dengan pesan singkat. Pada pukul 2 pagi. Ya, 2 pagi. Waktu ketika Donghae sedang tidur dan beristirahat bahkan untuk berbicara dengannya. Donghae menemukan hampir seratus pesan masuk ketika ia bagun pagi hari setelahnya. Dan semua itu dari Dara.

Bagaimana kau bisa berpendapat sarkastik mengenai kencan pertama kita?

Aku tak percaya kau bahkan tidak membalasku.

Kenapa kau mengabaikanku?

Maafkan aku. Tolong jangan abaikan aku.

Maafkan aku telah marah seperti itu. Hari ini sangatlah spesial untukku tapi aku sedang sangat sensitif karena tikus peliharaanku mati. Aku sudah memeliharanya sejak pindah kemari dan kami sudah bersama sejak saat itu. Kaulah satu-satunya orang yang membuatku merasa lebih baik.

Sekarang aku sedang menguburkan tikus peliharaanku dan aku berterimakasih padamu karena sekarang aku bisa melepaskannya.

Kenapa kau tidak membalasku?

Baiklah, kalau kau tidak ingin melihatku lagi. Jangan pernah menghubungiku.

Kenapa kau tidak menghubungiku?!!

Aku tidak bisa tidur sejak kau pergi! Tapi kurasa aku tidak seistimewa itu bagimu untuk kau sisihkan waktu barang satu menit untuk membalas pesanku.

Tolong perhatikan aku!

Baiklah. Sepertinya ini adalah perpisahan kita.

Donghae sudah menyerah membaca sisanya dan dia sekarang sedang menguburkan wajahnya di bantal sambil meredam geraman. Berjanji untuk membunuh Kibum.

Ada ribuan gadis normal di planet ini, apakah dia benar-benar harus memilih seorang gadis yang bahkan tidak waras? Donghae harusnya tidak pernah menyebut Sandara Park di kafe pada hari itu. Donghae juga menyalahkan dirinya sendiri. Dia juga menyalahkan Siwon. Dia seharusnya lebih menekankan sisi bos yang baik itu bahwa mereka tidak seharusnya memanfaatkan karyawannya.

Donghae terlalu kesal sampai ia bahkan tak repot-repot membalas pesan Dara. Biarlah dia puas dengan kegilaannya.

Tapi setelah menghabiskan seharian di kantornya, taruhan itu terus terngiang-ngiang di kepala Donghae. Dan apakah dia akan kalah, menyerah setelah hanya kurang dari 5 hari. Donghae kemudian memutuskan untuk pergi ke CSW, membeli buket bunga sebagai tawaran damai. Dia menghela napas lega ketika Dara menerima permintaan maafnya malam itu.

All Bets Are Off (Indonesian Translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang