Chapter 9c

85 16 7
                                    

Kayaknya masih banyak typo deh karena belum kuedit. Tapi aku udah ga sabar untuk post karena ini udah terakhiran banget untuk taruhannya babang dongek. Besok kuedit deh. Boleh juga bantuin kalo nemu typo dan yang ga pas yakk.


Enjoooya!




Dara mengambil kopi dari mesin kopi otomatis dan langsung menyesapnya, dan tentu saja ia meringis karena panas yang menyengat lidahnya. Ia lalu membenarkan posisi kertas-kertas yang sedang dibawanya kemudian lanjut berjalan ke departemennya. Dara melihat Suzy yang berjalan ke arahnya, Dara pun tersenyum hendak menyapa kawannya namun Suzy malah mengernyit sebelum menarik Dara ke pojokan.

"Ada apa?" tanya Dara sambil menyeimbangkan kopinya.

"Ada apa? Seharusnya aku yang bertanya begitu kepadamu. Ada apa dengan drama hari kemarin?" kata Suzy. "Aku tidak bisa berbicara denganmu, kau terlihat seakan ingin mematahkan leher seseorang. Tapi setelah jam istirahat kau kembali dengan senyuman lebar dan menyapa semua orang. Beritahu aku kau masih waras."

Dara terkekeh. "Aku bermaksud untuk memberitahumu tapi kau semalam tidak pulang, dan malam sebelumnya juga. Jujur saja aku malah merasa kalau akulah yang punya rumah itu sedangkan kau hanya menyewa."

"Aku pulang ke rumah untuk menengok ibuku. Tapi ada apa denganmu? Beberapa orang bahkan bilang kalah kau mengata-ngatai Kim Jaejoong? Tapi kalian berdua terlihat bersama di lift dan dia tidak membiarkan siapapun masuk. Apakah ada sesuatu yang terjadi? Karena aku bisa membunuhmu karena melecehkan pria tertampan yang pernah hidup di bumi."

Dara menggerakkan tangannya, menolak apa yang dikatakan Suzy, tapi malah kopinya tumpah. "Tidak ada apa-apa." Kemudian Dara mendesah melihat ekspresi Suzy, "Kim Jaejoong adalah sepupu Lee Donghae."

Melihat ekspresi terkejut di wajah Suzy, Dara mulai memberitahunya semuanya dari saat ia mendatangi rumah nenek Donghae saat ulangtahun Chaerin, mengetahui hubungan persaudaraan Jaejoong dan Donghae, kemudian berpikir kalau Jaejoong ikut bersekongkol, lalu menyundul kepalanya di lift lalu menemukan kalau pria itu tidak bersalah.

"Kau menyundul kepalanya?"

Dara memutar mata. Setelah semua yang sudah dikatakannya, hanya hal itulah yang melekat di kepala Suzy.

"Apa yang harus kulakukan memangnya? Aku sangat marah," bela Dara. "Dan bukan hanya dia yang sakit. Keningku juga mengalami trauma."

"Kalau dia memutuskan untuk membawa hal ini ..."

"Dia tidak akan melakukannya dan lagipula, dia terlihat tidak setuju dengan Donghae. Dia bahkan berjanji padaku kalau dia tidak akan memberitahu Donghae kalau aku sudah tahu." Dara menyeringai.

Suzy memutar mata sambil mendesah. Terkadang, kepala Dara terlalu tebal sampai tidak ada kata-kata yang bisa menembusnya.

"Pulanglah malam ini," kata Dara. "Aku akan memberitahumu semua yang kulakukan." Dara memelankan suaranya sampai berbisik, berjaga-jaga kalau saja ada yang menguping. "Aku baru saja mengalahkan Lee Donghae."

"Huh?"

Dara berkata dengan kera. "Akan kuberitahu nanti." Dia lalu berjalan melewati Suzy. "Bisakah kau membuat sandwitchmu yang enak itu lagi? Kau memang terbaik!"

Dara berjalan ke kubikelnya dengan perasaan bahagia. Tidak ada yang bisa merusak moodnya. Bahkan tidak Mr. Kraz.

Sudah hampir pukul 6 saat ia selesai menulis skrip untuk syuting besok. Dara memasang earphonenya, mendengarkan musik sambil membaca dan mengecek pengejaan yang salah pada skripnya saat ada jari yang mengetuk layarnya. Dara mendongak dan menemukan Jaejoong yang menatapnya dengan senyum menawan.

All Bets Are Off (Indonesian Translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang