Chapter 10b

91 17 0
                                    



Ayo bicara. Temui aku di kafe lantai dasar CSW jam 1.

Dara mengirimkan pesan itu kemudian meneruskan makannya.

Simbolis sekali. Kafe di lantai dasar CSW adalah tempat dimana taruhan Donghae dibuat dan dimana pria itu juga membuat langkah pertamanya. Sekarang Dara akan melakukannya juga.





Dara melihat Donghae sudah berada di dalam kafe dan iapun terkikik.

Sudah jam 3 sore dan Dara mengabaikan semua panggilan juga pesan dari Donghae yang mengatakan kalau dia sudah ada di sana. Kalau Donghae ingin membuat perjanjian dengannya, kalau begitu Donghae harus terbiasa untuk itu karena ini bahkan baru permulaan.

Dara duduk di depan Donghae dan pria itu langsung mengernyit.

"Kau bilang jam satu," kata Dongahe terdengar kesal.

"Yeah, memang," jawab Dara tanpa memberikan penjelasan mengapa dia datang 2 jam kemudian. Ia melihat Donghae sudah menghabiskan kopinya.

Donghae hanya bisa menghela napas melihat Dara tidak akan mengatakan apapun. "Apa kau sudah memikirkan penawaranku?"

"Bisakah kau membelikanku kue?" kata Dara. "Aku sepertinya ingin yang manis-manis hari ini."

Donghae mendesah sebelum berdiri dan menuju konter untuk membelikan kue untuk Dara. Beberapa menit kemudian, Dara menikmati kue cokelatnya sambil Donghae dengan sabar mengetuk-ngetuk jarinya di meja menunggu Dara selesai, seperti yang sudah diinstruksikannya. Saat potongan kue terakhir habis, Dara meminta Donghae untuk mengambilkannya segelas air yang dengan penuh gerutuan dilakukan Donghae.

"Sekarang bisa kita bicara?" tanya Donghae setelah Dara meletakkan gelas yang kosong itu di meja.

"Tentu," ucapnya. "Bagaimana kalau kita mulai dengan kenapa kau menawariku perjanjian itu?"

Donghae mengerjap beberapa kali dan Dara menyipitkan mata karena tahu jawaban yang akan didapatkannya pastilah dusta.

"Aku hanya ingin menebus kesalahanku," jawab Donghae. "Dan, kau tahu, aku sudah bertingkah seperti—"

"Hentikan. Aku adalah pembohong ulung jadi aku bisa mendeteksi kebohongan," sela Dara. "Jangan beritahu aku kalau kau menawarkan dirimu sendiri untuk menjadi budakku, hanya karena kau ingin menebus kesalahmu karena sejujurnya, kau tidak membuatku merasa kalau kau adalah orang yang sedang menawarkan dirimu sebagai tanda penyesalan, aku juga tidak berpikir kalau kau punya kosakata bersalah dalam kamus hidupmu jadi mari tidak usah membuang waktu satu sama lain. Bilang di depan wajahku dan buang semua omong kosongmu yang berbunga itu."

"Baiklah, baiklah," kata Donghae. "Kau tidak perlu menghinaku." Donghae memiringkan tubuh ke depan, menempatkan tangannya di meja. "Oke. Aku masih ingin memenangkan taruhan itu."

Dara memberikan tatapan tajam. "Dasar kau bajingan egois."

"Dengarkan aku, oke?" ujar Donghae. "Lihat. Aku tidak benar-benar berengsek seperti yang kau pikirkan. Mungkin sedikit, ya, tapi tidak sepenuhnya. Aku tahu apa yang kami lakukan ini tidak bisa dimaafkan oleh semua spesies perempuan tapi... kau mengenal kami di sekolah. Kami melakukan hal hal random. Kami melakukan ini karena menyenangkan saja. Mungkin kau tidak mengenalku tapi kau tahu Kibum. Yesung... Siwon... oke mungkin Siwon tidak begitu. Tapi kau tahu mereka tidak bisa dikontrol. Kami melakukan sesuatu bahkan sebelum kami berpikir. Taruhan ini... adalah salah satunya. Kami tidak bermaksud menyakiti siapapun."

All Bets Are Off (Indonesian Translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang