Chapter 5a

207 25 2
                                    



Dara tersenyum menatap televisi sambil memikirkan rencana gilanya untuk membalas si berengsek bermuka dua itu ketika Suzy pulang pukul 10.30 malam dan terkejut melihat Dara masih bangun.

"Kau masih bangun?" tanya Suzy sambil menutup pintu di belakangnya. "Ngomong-ngomong dari mana saja kau? Mereka memberitahuku kau libur."

"Yep," jawab Dara kemudian mengernyit setelah ingat kalau Donghae lah yang memberitahunya. "Aku terlambat diberitahu."

Suzy duduk di sofa bersama dengan Dara. "Jadi kau pergi kemana?"

"Kencan dengan pria yang kuceritakan padamu," kata Dara.

Suzy langsung berseri-seri. "Benarkah? Ya ampun! Kau akhirnya mengakui kalau kau menyukainya? Bagaimana tadi?"

Dara meringis sarkastis. "Seperti pencerahan." Dara mengambil kertas kusut dengan taruhan yang tertulis di sana. "Ini adalah salah satu hal penting di hidupku."

"Apa itu?" tanya Suzy sambil mengambil kertas tadi. Matanya melebar setelah membacanya. "Lee Donghae adalah pria yang kau bicarakan?"

"Mm hmm."

"Lee Donghae?! Dia adalah, salah satu orang kaya raya yang masuk majalah Time! Dan Kim Kibum? Cho Kyuhyun? Kim Yesung? Lee Eunhyuk? Lee Sungmin? Dan CEO kita Choi Siwon?" tanya Suzy tak percaya. "Mereka adalah orang-orang terkenal dan kuat di negeri ini!"

Dara menyipitkan matanya. "Dan nampaknya, mereka terlalu bosan dengan kekayaan mereka dan memutuskan untuk mempermainkan seorang gadis tak bersalah. Mereka tidak pernah berubah. Mereka sudah seperti itu saat SMA dulu dan itu sangat membuatku jengkel. Betapa mereka selalu memanipulasi orang-orang, dan mereka masih saja sama. Meskipun, aku benar-benar tidak begitu ingat beberapa dari mereka."

Kedua mata Suzy semakin lebar. "Tunggu. Mereka adalah teman sekolahmu?"

Dara melirik Suzy. Suzy tidak pernah tahu kalau keluarga Dara dulu sangat terpandang dan bisa menyekolahkannya ke sekolah elit seperti itu. Ketika Suzy bertemu dengannya, Dara sudah kesulitan dengan finansialnya, uang kuliah, dan pergi ke Busan, dimana mereka pindah setelah ayahnya meninggal, untuk membantu bisnis laundry ibunya dan kemudian kembali lagi ke Seoul untuk kuliah. Dara ingin keluar, tapi ibunya ngotot agar dia melanjutkan kuliah untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik.

"Yeah," ujar Dara mengalihkan perhatiannya kembali pada televisi dan tidak benar-benar memberikan detail apapun.

Kening Suzy berkerut mendengar jawaban Dara yang tidak jelas namun Suzy tidak begitu ingin mempertanyakannya. Suzy kembali membaca kertas itu lagi. "Jadi CEO Siwon kenal denganmu sejak kalian remaja dulu?"

"Kurasa begitu karena dia memutuskan untuk bermain-main denganku."

"Kurasa dia tidak menyetujuinya," ujar Suzy meletakkan kembali kertas itu di depan Dara dan menunjuk tulisan tangan yang berbeda. "Lihat ini? Kurasa ini adalah tulisan CEO Siwon yang menginginkan Lee Donghae untuk meminta maaf padamu kalau dia kalah dan juga mengirimkan uang padamu. Seperti baru ditambahkan di menit-menit terakhir taruhan ini dibuat."

"Yeah, aku sudah menduganya tapi rasanya bagus juga menyalahkan dia. Aku tidak percaya dia membuatku menjadi kegiatan amal."

"Kenapa kau berpikir begitu?"

Dara mendengus sebelum memutuskan untuk memberitahu Suzy. "Ayahku dulu kaya raya juga dan anak-anak ini... kami sekolah di tempat yang sama. Lalu ayahku meninggal dan meninggalkan kami dengan banyak hutang. Kami terusir dari rumah tanpa uang, tanpa sepeserpun uang, dan kami meminta bantuan beberapa kenalan yang akhirnya menyewakan kami sebuah rumah kecil di Busan dimana ibuku mulai bisnisnya dan harus bekerja 3 pekerjaan yang berbeda agar kami bisa makan. Siwon mungkin mengetahui hal itu. Aku tidak tahu tentang teman-teman busuknya tapi aku kira mereka terlalu bodoh untuk sadar kalau orang kaya seperti mereka juga menjadi budak uang. Hidupku sangat dramatis."

All Bets Are Off (Indonesian Translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang