Chapter 8b

107 17 0
                                    

ASTAGA TERNYATA PART INI BELUM KUPUBLISH! ya ampun padahal udah dari tanggal 6. Aku gasadar ini masih draft aja huhu. Sori ya kawan kawan.

Selamat membaca!




Donghae menghampiri mereka semua dan Dara tersenyum padanya.

"Donghae, aku baru saja memberitahu mereka mengenai bagaimana kau memintaku untuk berkencan denganmu," ujar Dara sambil menyuapkan satu sendok penuh nasi kedalam mulutnya. Ekspresi di wajah Dara terlihat seakan ia menantang Donghae untuk menyanggah semua yang sudah dikatakannya.

"Aku akan sangat mengagumi seseorang yang bisa tahan bersama Donghae Oppa selama lebih dari 24 jam," ujar Chaerin. Dia kemudian menepuk pundak Dara. "Aku salut padamu."

"Kami akan membuatkan kuil untukmu," tambah Jacklson dengan seringai yang selalu menghiasi wajahnya sejak dia lahir.

And dengan segera, seluruh sepupu-sepupu Donghae yang masih muda itu menambahkan komentar mengenai apa yang akan mereka lakukan untuk Dara karena telah berhasil mengencani Donghae.

"Kalian tahu apa yang membuatku sangat bersemangat?" ujar Chaerin mengabaikan tawa dari semua sepupu laki-lakinya. "Yaitu karena aku akhirnya punya sahabat baik! Rasanya sangat sulit menjadi satu-satunya perempuan yang terlahir di keluarga ini. Maksudku, aneh kan? Semua sepupuku laki-laki dan aku hanya punya dua keponakan perempuan. Dari sepupu laki-lakiku! Dan mereka baru saja berumur dua tahun. Jadi aku benar-benar menginginkan saudara perempuan!"

Donghae langsung mengingat-ingat untuk mempengaruhi tantenya, ibu Chaerin, untuk segera mengirimkan Chaerin kembali ke Paris.

"Di mana kau bertemu denganya?" tanya Chaerin.

"Oh, dia dulu teman sekolahku," kata Dara.

"Kau sekolah di SMA Lee Teuk?" tanya Chaerin kemudian mengamati Dara dengan sedikit terlalu jelas. Mungkin penasaran kalau Dara sebenarnya adalah anak orang kaya yang hanya suka berpakaian serampangan.

"Well..." kata Dara sekarang merasa benar-benar tidak nyaman. Bagaimana caranya dia mengatakan kalau keluarganya tadinya kaya raya dan sekarang tidak punya apa-apa.

"Tunggu sebentar!" seru Chaerin setelah mengamati Dara, ia berhasil mengenalinya. "Jangan bilang... kau adalah Sandara Park?"

Donghae langsung menegakan punggungnya, otaknya langsung meneriakkan bahaya. Dan bahaya itu adalah jika Chaerin secara tidak sadar membocorkan sesuatu yang akan membuat Dara mengetahui mengenai taruhannya.

Chaerin tertawa saat Dara mengangguk. "Kau Sandara Park? Ya ampun, kau adalah cewek yang selalu ditertawakan oleh Donghae dan teman-temannya saat SMA."

Sekarang giliran mulut Dara yang gatal. Chaerin melanjutkan tanpa canggung, "Donghae selalu mengatakan bagaimana kau selalu menentangnya dan teman-temannya tapi kau selalu kalah atau –"

Donghae segera bergerak kea rah Chaerin dan meletakkan tangannya di mulut Chaerin. "Nasihat dariku, Lee Chaerin. Diamlah."

Tapi Chaerin menampik tangan Donghae. "Aku hanya mengatakan betapa cutenya saat kau akhirnya malah berakhir dengannya. Tadi itu aku bukan menyinggungmu, ya. Kau pernah mengatakan kalau tidak ada hal di dunia ini yang akan membuatmu berkencan dengan orang seperti Sandara Park. Tidak perlu tersinggung, Dara." Chaerin menoleh pada Donghae lagi. "Kenapa akhirnya berubah?"

Donghae rasanya ingin segera menjahit mulut sepupu perempuannya itu. Kalau neneknya tidak ada di sana, mungkin Donghae sudah melakukannya.

Dara menatapnya, salah salah satu alisnya terangkat. "Ya, Donghae, baby. Kenapa tiba-tiba berubah?" kedua mata Dara menatapnya tajam tanpa berkedip. "Sesuatu yang membuatmu tidak bisa menolaknya?"

All Bets Are Off (Indonesian Translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang