Chapter 7b

97 20 5
                                    




Dara menoleh dan melihat Jaejoong berdiri di sampingnya dengan senyum menghiasi wajahnya.

"Uh... tidak," kata Dara berusaha untuk menghormatinya.

Jaejoong mengangkat tangannya dan menawarkan satu kaleng soda untuk Dara. Well, Dara sangat haus. Memangnya siapa yang akan menolak? Dara menerimanya sambil berterimakasih sebelum membuka kaleng minum itu lalu menenggaknya.

"Jadi... apakah sepupumu menyukai bukunya?" tanya Dara sedikit canggung untuk mengawali percakapan kecil.

"Aku belum memberikannya. Nanti malam pesta kecilnya." Jaejoong tersenyum pada Dara lagi. "Terima kasih lagi. Aku baru saja mendapat konfirmasi dari nenekku kalau itu benar-benar buku yang diinginkan sepupuku."

"Apa judul bukunya?"

"Aku tidak begitu ingat." Jaejoong menatap Dara kebingungan. "Bukannya kau juga menginginkan buku itu?"

Dara mengendikkan bahu. "Aku benar-benar tidak tahu itu buku apa. Aku cuma berpikir kalau menyenangkan saja memperebutkannya."

Jaejoong cuma bisa menatap Dara seakan perempuan itu adalah alien dari luar angkasa. Apa Dara salah berkata? Tapi sebelum Dara bisa memikirkan bagaimana mulutnya bisa bersuara tanpa filter lagi, Jaejoong sudah tertawa. Ujung bibir Dara tertarik, menyadari betapa bodoh alasannya itu pasti.

"Sepupumu suka membaca?" tanya Dara setelah beberapa saat, sekarang merasa nyaman.

"Hanya kalau itu dari penulis favoritnya, dia tak bisa diganggu."

"Berapa umurnya?"

"23, akan 24 malam ini."

"24?" ulang Dara tak percaya. "Sheeesh, saat kau membicarakannya, kupikir dia berusia 10 tahunan."

Jaejoong tersenyum. "Chaerin memang anak manja. Dan keluarga kami mencintainya. Dia adalah satu-satunya cucu perempuan, jadi kami semua memperlakukannya seperti bayi."

Dara mengangguk dan tiba-tiba mengingat adik laki-lakinya. Dulu saat mereka masih menjadi keluarga yang berada, mereka memberikan apapun yang diminta adiknya itu. Tak peduli betapa bodoh dan tak bergunanya hal yang dimintanya.

Director shooting kemudian memerintahkan untuk istirahat.

"Kau ingin kopi?" tanya Jaejoong tiba-tiba.

Dara menatap Jaejoong dengan kedua mata yang disipitkan. "Kau yang traktir?"

Jaejoong terkekeh. "Ya, aku yang traktir."

"Baiklah, ayo."

Mereka pun pergi ke StarBucks terdekat. Dara memesan cappuccino sedangkan Jaejoong memesan latte. Dara kira mereka ke kafe itu hanya untuk membeli kopi tapi ternyata Jaejoong duduk di kursi dekat jendela. Dara pun duduk di depannya, sambil melirik jam tangan. Dara Cuma punya istirahat 15 menit. Mr. Kraz pasti akan sadar akan ketidak hadiran Dara kalau ia pergi lebih dari 15 menit, tidak peduli kalau keberadaannya sebenarnya dibutuhkan atau tidak.

"Sudah sangat lama sekali sejak aku pulang ke sini." Jaejoong melamun sambil memandang keluar. "Sudah lima tahun sejak terakhir kali aku pulang. Semuanya sudah berubah."

"Yeah," Dara menyetujui, ia ingin segera mengakhiri percakapan ini sehingga mereka bisa cepat kembali. Apakah pria ini harus memilih waktu sekarang ini untuk mengenang masa lalu?

Jaejoong menatap Dara. "Kau yakin tidak ingin makan apapun?"

"Tidak. Aku begini saja." Kemudian Dara menambahkan, mengingat tata krama. "Terima kasih."

All Bets Are Off (Indonesian Translation)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang