1 - Prolog

26 9 5
                                    

Assalamualaikum.


"Lisan itu tak pandai dijaga."

"Orang melayu tak seharusnya bermulut kasar."
"Dia tak pantas menjadi menantu papa Zherin."

Satu persatu kalimat yang tertuang menuju telingaku. Lantas aku masih belum bisa melupakan Doni.

Aku baru mengerti ternyata mulut Doni sejahat itu. Padahal ia selalu melempar gombalannya padaku.

Aku berusaha melempar kenanganku jauh-jauh. Tapi itu sulit. Sulit sekali rasanya melupakan apapun yang terjadi padaku.

Karena kejadian siang itu. Pikiranku dan pikiran seluruh anggota keluargaku terbuka lebar.
Aku menyesal mengenalnya.

"Rin. Kamu melamun terus." -Tika
"Maaf tik, tadi bilang apa?" -Zherin
"Aku mau kenalin kamu sama teman kantorku. Namanya Fatih. Anaknya baik dan ceria." -Tika
"Hem baiklah tik. Terimakasih usahamu untuk mengembalikan gairah hidupku. Tapi, aku belum bisa melupakan Doni seutuhnya."
"Sudahlah Zherin, kita belum mencoba. Nah, itu Fatih." -Tika

"Assalamu'alaikum..." -Fatih
"Wa'alaikumussalam..." -Zherin dan Tika serempak.

-note:
Tunggu kelanjutannya!
Jangan lupa jadikan Al-Qur'an bacaan utama.

Wassalamu'alaikum

ZHERINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang