4 - Doni

22 7 0
                                    

Assalamualaikum.

Zherin pov.
Kedipan lampu menerangi malam itu. Hujan turun membasahi jaket abu-abuku. Mataku memicing memandang pria di seberangsana. Kata orang, dia babang tamvan berwajah boyband korea. Padahal, menurutku ia bukan seperti itu. Aku tidak terlalu fanatik korea tapi tidak dengan Tika dan temanku lainnya.

Aku sedang melihat dari kejauhan sosok pria baik yang public speaking-nya yang luar biasa. Ya, dia cinta pertamaku. Doni namanya.

Malam itu aku berdiri sendiri menunggu apapun yang bisa mengantarku pulang.
Tiba-tiba dia datang dan menawarkan tumpangan. Itu adalah awal perkenalan kami, manis bukan?

Aku menerima tawarannya. Sejak saat itu, aku dan dia sering bertemu. Kami semakin hari semakin akrab saja. Beberapa waktu kami sering terlihat bersama. Hingga kata cinta dia lemparkan padaku dengan penuh gombalan yang membuatku tersipu malu.

Mamaku pernah bilang, "jangan percaya dengan gombalan pria." Mama tidak memberitahuku alasannya. Sehingga aku tak mengerti dan hanya mendengar lalu saja nasehat itu.

Gombal yang kuterima dari Doni, mentah-mentah kumasuk kehati. Hingga tiba saatnya aku tersadar dari pikiranku yang terlampau melayang ke udara.

Saat itu aku ingin mengenalkan Doni kepada seluruh anggota keluargaku. Tanpa berpikir bagaimana reaksi keluargaku, bagaimana tanggapan papaku kepada Doni. Sedangkan, kutau Papa adalah pria tegas bermulut bijak dan suka berdebat.

Dari pengamatanku terhadap Doni, ia memang baik dan jago gombal. Tapi, ia bukan tipe orang yang sabaran dan mudah ngambek, seperti wanita.

Dan tibalah akhirnya, acara perkenalan Doni dan keluargaku. Awalnya, semua baik-baik saja. Hingga, tiba-tiba pertanyaan papa memancing emosi Doni. Hal itu sungguh mengerikan. Ucapan Doni kian kasar dihadapan keluarga besarku. Apa dia tak tau malu?

-Note:
Tunggu kelanjutannya ya!
Jangan lupa jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan utama.

Wassalamu'alaikum.

ZHERINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang