13 - Batal

5 2 0
                                    

Assalamu'alaikum

"Tante! Aku kan masih kuliah! Kenapa tante jodohin aku sama supir itu?" Teriakku menjadi-jadi.

"Maaf sayang, tante sayang kamu. Tante mau yang terbaik untuk kamu. Wildan itu anak yang baik. Dia juga bukan supir biasa. Dia merantau kemari dan dia telah kehilangan orangtuanya sejak kecil. Tante kenal wildan. Tante hanya menunggu saat yang tepat untuk mengatakan perjodohan ini, Zherin."

"Tetap saja aku tak suka. Aku tak mau menikah!"

"Astaghfirullah, istighfar Zherin. Jangan bilang begitu."

"Tante mintamaaf, nak." Lirih tante Icha sambil mulai terisak.

Aku mulai bingung. Aku tak bisa memperlakukan tante seperti ini.

"Tante, bukan tante yang salah." Ucapanku melembut sambil memeluk tante tersayangku.

"Tapi, aku belum siap untuk menikah. Tolong batalkan perjodohan ini." Lanjutku.

Setelah percakapan siang itu, aku tak lagi bertemu Wildan. Dia menghilang, menjauh, tak pernah aku tau kemana.

Hari berganti hari dan hariku menjadi biasa kembali. Aku mulai mandiri. Kuliah pergi sendiri, bahkan aku memutuskan untuk mencari kos untukku tempati.

Agar aku tak ingat kenangan di mobil bersama Wildan, supirku dan mantan orang yang ingin dijodohkan denganku.

Panjang rentetan kisah yang telah kujalani. Sejak hari dimana perjodohan itu kubatalkan.

Aku telah belajar menjadi orang yang mandiri. Aku usahakan membujuk tante Icha untuk melepasku. Aku ingin sendiri dulu.

Hingga tiba hari dimana aku akan pindah ke kos baruku. Aku jalani tiap menit disana dengan sepi.

Handphone diujung kasurku berdering tanda sms masuk beberapa kali. Kubuka perlahan mataku yang hampir terpejam lalu ku buka pesan pertama.

"Assalamu'alaikum. Ini Nita."

-Note:
Ditunggu kelanjutannya.
Jangan lupa jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan utama!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ZHERINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang