12- Apa?

26 4 1
                                    

Assalamu'alaikum.

Di rumah tante Icha kali ini sedang terjadi keributan yang dibuat sendiri oleh pemiliknya.

"Tante tak mau tau. Kamu sudah membuat Zherin menangis, Wildan."

"Maaf tante." -Wildan sambil tunduk kepalanya serta keluar keringat jagung dari pucuk kepalanya.

Sedangkan aku hanya diam tak berkutik tanda bingung harus berkata apa.

"Pokoknya tante tak mau tau. Kamu harus tanggungjawab."

"Baik tante, saya bersedia."

Kupikir Wildan akan dipecat. Aku khawatir. Entahlah, rasanya khawatir. Padahal bukan aku yang dipecat.

"Bagus kalau kamu bersedia." -Tante Icha.

Keadaan hening seketika. Namun, kali ini tante Icha malah tersenyum kemudian berkata.
"Kamu sudah berdua-duaan di mobil dengan Zherin."

Tunggu, kenapa jadi ngawur begini?

"Jadi, tante pikir itu bukan hal baik."-Tante Icha. Kemudian terlihat berpikir sejenak seakan ada rasa ragu di pikirannya.

"Mulai sekarang, Kamu..."

"Saya bersedia dipecat, tante." Kali ini Wildan bersuara.

"Bukan dipecat" -Tante Icha.

"Jadi?" Kataku.

"Kalian berdua tante jodohkan. Dan mulai sekarang mulai lah fase ta'arufnya." Jelas Tante Icha.

"Apa?" Jerit aku dan Wildan serempak. Sambil melotot dan menganga tak percaya.

"Tante memang sulit dipercayakan? Makanya kalian harus berhati-hati dalam bertindak. Setelah ini, sesi ta'aruf akan tante jaga ketat."

"Huh" aku mengeluarkan gejolak aneh lalu berlari menuju kamar tanpa pamit.

Sedangkan Wildan dan Tante berteriak memanggilku.

"Mungkin Zherin capek, dan." -Tante Icha.

Sedangkan setelahnya hanya hening yang terjadi saat aku sudah berada di depan pintu kamar sambil membuka pintu tanpa ragu.

"Apa yang harus kulakukan setelah ini Ya Allah?"

-Note:
Ditunggu kelanjutannya.
Jangan lupa jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan utama!

ZHERINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang