5 - Tersandung

24 9 1
                                    

Assalamu'alaikum.

Zherin sedang berusaha melupakan dua pria yang sempat hinggap dikehidupannya. Pria itu adalah Doni, mantannya. Dan Fatih, kenalannya yang diperlakukan acuh tak acuh oleh Zherin.

Zherin harus belajar, bahwa cinta bisa begitu mengecewakan ketika kita begitu mengharap.

"Don't love too much, Don't hope too much, Don't trust too much. Because too much, can hurt you so much." Itu motto baru Zherin yang dirapalkan setiap kali ia mulai mengingat kenangan dan masalalunya tentang cinta.

"Tika, mulai saat ini. Ayo kita hijrah ke arah positif. Aku ingin melupakan cinta yang salah. Jangan paksa aku untuk sesegeramungkin menikah, ya?" Pinta Zherin.

"Sebenarnya aku tak ingin melihat sahabatku bersedih. Kalau begitu aku minta maaf atas sikapku dan karena aku, kau jadi semakin bersedih. Kalau itu memang keinginanmu, ayo hijrah." -Tika.

"Nah gitu sahabat terbaikku yang In Shaa Allah kita langgeng hingga ke jannahNya." -Zherin.

"Aamiin." Serempak mereka berdua.

_Di rumah Zherin.
"The last holiday." Pekik Tante Icha.

"Iya nte, berarti kita berangkat ke kampus tante hari ini." Seru Zherin dengan semangatnya.

"Pasti. Ayo packing!" Ajak Tante Icha.

Akhirnya, mereka siap menuju pelabuhan. Seperti diketahui, daerah tempattinggal Zherin adalah pulau. Sehingga, yang memisahkannya dengan daerah kampus adalah lautan.
Mereka menggunakan sebuah kapal yang cukup besar.

"Tante lupa makan ant*mo, Rin. Kepala tante pusing gini." Ujar Tante Icha saat kapal sudah setengah jalan.

"Ya Allah, tante belum juga move-on dari mabuk. Bentar Zherin cari kantong plastik." -Zherin.

"Ok." -Tante Icha dengan keadaannya yang lemas.

Zherin pergi kebelakang mencari anak buah kapal. Cukup jauh dengan tempat duduk mereka.

Tiba-tiba, ada kaki yang menyandung Zherin tanpa sengaja. Zherin terjatuh dan membuat orang itu terkejut. Lalu, orang tersebut berdiri dan berniat menolong Zherin.

"Maafkan kaki saya ya." Ujar Pria mancung itu.

"Tidak apa. Bukan salah kaki kamu." -Zherin dengan gaya bicara yang sedikit menyindir.

"Oh, kalau begitu. Maafkan saya." Balas pria tadi.

"Peka juga ni orang." Batin Zherin.

"Baik saya maafkan." -Zherin sambil berlalu.

Pria itu tiba-tiba mengikuti Zherin dan berjalan sejajar.

"Siapa namamu?" Tanya pria itu.

"Zherin."

"Nama yang indah. Perkenalkan, saya Wildan."

"Terimakasih, Wildan. Saya permisi" -Zherin dengan cuek sembari memasuki ruangan anak buah kapal.

"Aku seperti pernah mendengar nama itu. Tapi, dimana ya" -Wildan sembari berpikir.

Saat Wildan ingin melangkah kembali ke tempat duduknya. Tiba-tiba terdengar teriakan wanita.

"Tolong tol...." pekik wanita itu.

-Note:
Tunggu kelanjutannya ya!
Jangan lupa jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan utama.

Wassalamu'alaikum.

ZHERINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang