008

1.4K 168 47
                                    

Malam itu membuat seorang pria dengan wajah tanpa ekspresi itu berfikir keras terhadap teror yang diterima oleh ayahnya. Pria itu memang membenci ayahnya tapi ia juga masih punya hati untuk peduli dengan orang tua. Jari jari lentik itu bergerak mengetuk meja dengan bahan kaca itu. Berhasil membuat suara yang tidak terlalu keras namun masih bisa terdengar ditelinga Jeon Wonwoo.

Mata kecil itu melirik panggilan telfon dari ponselnya yang terletak tidak jauh dari tanganya. Sebuah kabar yang tidak mengenakan ia terima dari seseorang melalui telfon. Dengan gerakan cepat Wonwoo keluar dari ruangan kerjanya.

"Kau harus kesini segera Jeon, panti asuhan kebakaran, dan---" tanpa mendengar kalimat lanjutan dari Hong pria itu menutupnya secara sepihak. Membiarkan Hong Jisoo mengupat dibalik telfon.

***

"Bagaimana bi? Apa semua anak – anak sudah keluar?" tanya seorang pria dengan rambut hitam yang tertata rapi.

"Hana masih di dalam,.."

"Bi, katakan Hana ada di ruangan mana?" Soojin datang dengan nafas yang terengah –engah akibat berlari. Jangan tanya dari mana wanita ini tau disini sedang ada kebakaran. Soojin memang berniat untuk datang ke panti hari ini. Namun ia melihat beberapa mobil kebakaran yang berbelok kearah panti itu berada dan tanpa berpikir panjang ia segera belari ke panti.

Soojin mengeluarkan sebotol air dari dalam tasnya kemudian berujar, "Bi, aku titip tasku sebentar."

'Tidak ada waktu lagi jika menunggu petugas pemadam. kebakaran menyelamatkan Hana' pikir Soojin

Wanitaa itu membuka blazer yang ia pakai hingga menyisakan kaos polos berwarna putih. Ia membuka botol berisi air itu dan menumpahkannya ke blazer itu. Soojin melangkahkan kakinya berencana untuk masuk kedalam rumah itu untuk menyelematkan Hana tentu saja. Ia tau letak kamar Hana ada sebelah kanan, karena Soojin sudah pernah masuk kekamar itu.

"Ya Soojin-ah!"teriak bibi penjaga panti. Wanita yang dipanggil itu sama sekali tak menghiraukannya dan tetap masuk kedalam rumah yang masih terbakar api disebagian rumah. Dengan cepat Soojin masuk kekamar Hana dan benar saja Hana menangis dengan posisi berjongkok dilantai. Soojin menutup tubuh Hana dengan blazer dan memeluk Hana dan berjalan perlahan keluar dari sana. Untung saja kobaran api di kamar Hana tidak terlalu besar.

Kayu besar dari atap rumah itu tampaknya akan segera roboh dalam hitungan detik. Soojin yang melihat itu tentu saja dengan sigap berlari. Kali ini dengan menggendong Hana.

Hana berlari ke pelukan bibi Han ketika mereka sudah berada di luar. Bibi mengelus rambut Hana dan bekali kali mengucapkan terima kasih pada Soojin yang sungguh nekat.

"Soojin-ssi sepertinya kau terluka,"ujar Hong Jisoo yan tentu saja masih berada disana.

Soojin menatap kearah tangannya yang sedikit tersenggol kayu yang terbakar didalam, "Oh ini tidak apa – apa eh –"

"Jisoo, .. kau bisa memanggilku Jisoo."

"Oh iya, ini tidak terlalu parah Jisoo-ssi."

"Bibi bagaimana dengan anak anak?" tanya seseorang yang tiba – tiba datang.

Atensi semua orang kini tertuju pada seorang pria.

"Jeon kau sudah datang?"

"Ya,.. hyung bagaimana bisa ini semua terjadi dan,.. Soojin-ssi?" tanya Wonwoo dengan wajah terkejutnya. Tentu saja.

"Tunggu kau kenal denganya Jeon?"

"Ya, aku mengenalnya. Jawab pertanyaaku yang tadi Hyung."

"Aku belum tau penyebabnya, kepolisian masih mengeceknya Jeon."

Married Life [Wonwoo Ver] Maybae discontinueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang