011

666 105 12
                                    


Ini cerita udah lama banget, ga tau masih ada yang mau baca apa ga:")
Aku mau lanjutin ini cerita sampe tamat. Karna ga enak juga punya cerita yang ga selesai  :v

Semoga aja masih ada yang mau baca kelanjutanya :)) 

-

Sesuai Janji, Jeon Wonwoo sudah mengurus orang-orang yang akan menggusur rumah Soojin. Soal ajakan wonwoo untuk mengajak Soojin menikah, sepertinya tidak terlalu penting sekarang. 

Ayah pria itu baru saja keluar dari rumah sakit dengan keadaan yang sudah lebih baikan. Bohyuk mengantarkan ayah ke kamar yang terletak di lantai dua di kediaman Jeon. Anak bungsu keluarga Jeon itu memang tidak sedingin Wonwoo, ia masih memperhatikan ayahnya meski pria berumur itu telah banyak membuatnya sakit hati.

Wanita bersurai sepanjang bahu itu sesekali elihat jam yang ada ditanganya, pasalnya hari ini adalah seminar hasil untuk peneltiannya. Teman-temannya dikampus sudah banyak yang datang dan mengisi beberapa kursi kosong. Hanya menunggu satu dosen lagi maka seminar tersebut akan dimulai.

"Kau memang luar biasa Jin-ah," Nara menyikut lengan temannya seraya tertawa.

"Kau terlalu mebih-lebihkan,bagaimana keadaanmu dengan anak management yang waktu itu -siapa namanya, Dokyeom?"

Wanita berponi itu-Nara seketika merubah ekspresinya,"Jangan bahas dia dulu, please moodku sedang baik."

--

Saengil Chukkae Hamnida Park Soojin!!!

Tiupan dari lilin berangka dua puluhan lebih itu diakhir dengan tepuk tangan dari orang orang yang disana. Ya walaupun hanya ada mereka berdua, Soojin dan Nara. Hari ini adalah ulang tahun wanita bermarga park itu. Biasanya ibunya dan Minhyun akan memberikannya kejutan saat dia pulang dari kerja, tapi itu dulu.

"Soojin, ada yang mencarimu diluar. Kau tak pernah mengatakan kalau kau dekat dengan seorang pria tampan," Nara kembali saat melihat siapa yang mengetuk pintu rumah Soojin. Pernyataan Nara berhasil membuat atensi wanita yang sedang asik memakan ayam goreng yang mereka pesan, "Siapa yang datang?"

"Lihat saja di luar, pria tampan dengan setelan---YAK Park Soojin," belum selesai Nara berucap, wanita bermarga Park itu sudah berjalan meninggalkannya di kamar,"ck apa-apaan sih dia, main pergi saja."

-

"Jeon Wonwoo?"

Pria itu menoleh, tersenyum tipis.

"Ada apa?"

"Kau sibuk?"

--

Soojin terpaksa mengikuti Wonwoo ketika pria itu bercerita keadaan ayahnya yang terlihat sangat tidak bersemangat. Pria itu terlihat khawatir. Tapi apa tujuan ayah Wonwoo ingin menemuinya? Oh jangan katakan bahwa ia masih ingin menyuruhnya untuk menikah dengan anak laki-lakinya.

Setelah ia pikir memang tidak masalah menikahi seoarang rich man. Tapi ia itu bukanlah impian, karna ia masih ingin lulus dan mencari pekerjaan yang ia cita-citakan.

Wanita itu melirik Wonwoo sekilas, sebelum mobil berwarna hitam itu berhenti di depab pagar yang menjulang tinggi, ya itu rumah kediaman Jeon. Rumah ayahnya.

Sepertinya perselisihan mereka berdua sudah selesai waktu itu. Baguslah aku ikut senang jika mereka sudah baik-baik saja. Rumah ini begitu kosong tanpa kehadiran pelayan. Mereka baru saja pulang kerumah mereka, itu jata Wonwoo.

"Aboeji, ini aku Wonwoo." ujar Wonwoo ketika kami masuk keruangan pribadi tuan Jeon.

Benar kata Wonwoo, raut wajah Jeon tampak tak bersemangat padahal mereka sudah berbaikan dan juga ia sudah pulih dari sakitnya. Jadi ada apa dengannya?

"Wonwoo bisa tingalkan ayah berdua dengannya?"

Pria itu menganggu menyetujui, berjalan keluar dan menutup pintu membiarkan dua orang itu berbicara.

"Tuan ada perlu apa kau memanggilku kesini?" tanya Soojin hati-hati.

"Soojin, bisa kah kau menyimpan ini untukku?"

Soojin mengerutkan keningnya,"apa ini tuan?"

"Kau bisa melihatnya nanti, oh ya ku dengar kau dekat dengan Wonwoo," pria tua itu tersenyum penuh arti.

"Ah kami hanya berteman."

"haha, iya siapa juga yang mengatakan kalian pacaran." tuan Jeon tertawa dan berhasil membuat Soojin tersenyum aneh.

-

"Apa yang ayahku bicarakan padamu?"

"Tidak ada, dia hanya menyuruhku bekerja di perusahannya," bohong Soojin.

"Kau menyetujuinya?"

"Entahlah, ehh kenapa kita berhenti disini?" ujar Soojin, karena tiba-tiba saja Wonwoo memarkirkan mobilnya disebuah restoran.

"Hanya ingin mentraktir seseorang yang sedang berulang tahun." jawabnya datar ," Tadi ponselmu terus saja berdering dan aku tidak sengaja mengangkatnya. Sepertinya temanmu marah karna meninggalkanya di acara ulang tahunmu."


~~

"Oh ternyata kau membeli cake yang waktu itu disini? hhmm ini enak sekali Jeon, terimakasih traktiranmu." Soojin tersenyum, dan tampak sangat manis di mata Wonwoo.









woozart❤️

Ini apa kok aku merasa tulisan aku makin jelek setelah lama ga nulis:")

Jangan lupa votmen ya 🌻


Married Life [Wonwoo Ver] Maybae discontinueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang