014

647 90 2
                                    


Before read, please Like ⭐





Sudah tiga hari yang lalu aku mengetahui satu fakta tentang pria yang tiba-tiba saja mengajakku bertemu di caffe seberang kantornya. Ia yang membuat janji, tapi malah aku yang harus menunggu kehadirannya. 

Wonwoo pria yang baru saja ku bicarakan itu, datang tergesa-gesa sedikit mengusap dahinya yang terkena rintikan hujan diluar sana. Ya, diluar sedang hujan tapi tidak terlalu deras namun cukup untuk membuat rambut hitamnya yang tertata rapi itu basah.

Pria itu tersenyum ketika netraku bertemu dengannya. Kenapa sih Jeon Wonwoo memilik senyum yang begitu manis? Aku membuang tatapan ku kearah lain setelahnya, meniup poniku hingga tanpa sadar Wonwoo sudah ada di depan kursi yang aku duduki.

"Maaf lama, ada sedikit masalah tadi."

Aku hanya mengangguk, tanpa penasaran dengan masalah apa yang ia maksud.

Mata mirip rubahnya itu menantapku intens. hingga aku sedikit risih, "Soojin apa kau menerima tawaranku beberapa waktu lalu?"

Aku mengernyitkan dahi, sempat tak mengerti.

"Apa maksudmu tawaran M-menikah? Sorry tapi aku tidak ada niatan untuk menikah dalam waktu dekat, tidak denganmu maupun dengan orang lain, Well,.. you can find--"

"Aku tidak akan menggangu karirmu, hanya untuk sebagai simbol saja. Agar aku bisa menyakinkan Ayahku untuk mengelolah perusahaannya," celahnya.

plak

Aku menamparnya tepat disebelah kiri pipinya, kemudian tersenyum remeh.

Tidak ada yang salahkan dengan pendengaranku? barusan ia mengatakan hal yang berhasil membuatku sedikit tersulut emosi. Pernikahan bukanlah sekedar simbol. Kalian tau apa yang ku maksud. Pernikahan adalah hal yang sakral pertemuan sepasang manusia yang saling mencintai. Bukan hal konyol yang seperti di katakan Jeon Wonwoo.

Ia menantapku marah. Aku tak peduli ketika ia berdiri dan memegang pipi kirinya. Ah satu lagi aku tak peduli bagaimana semua orang di caffe ini melihatku menampar pipinya.

Aku pergi begitu saja, meninggalkanya yang mungkin menjadi bahan cibiran dari pengunjung disana. 

~

Aku melihat wanita dengan baju berwarna biru langit sedang berjalan dengan coat berwarna cokelat yang menutupi tubuh kecilnya. Aku menghampirinya ketika ia duduk disalah satu taman. 

"Hana-ya." sapaku

"Soojin eonni" ia tersenyum dengan kehadiranku. Aku duduk bersamanya, memeluknya sesaat. 

"Kenapa belum pulang kerumah? di sini dingin loh."

"Aku ingin menikmati musim dingin di luar," ia tersenyum kembali.

"Mau eonni antarkan ke rumah? sekalian eonni ingin bertemu dengan anak-anak yang lain."

Gadis kecil bernama Hana itu mengangguk antusias dengan ajakanku.

Setelah sampai di panti asuhan yang yang baru saja di renovasi akibat kebakaran beberapa waktu yang lalu, rumah itu tampak lebih baik. Semua orang tampaknya sedang berada di ruang tengah, aku tidak tau mereka sedang apa karna aku hanya melihatnya dari pintu luar.

Seorang wanita berumur yang aku kenal menghampiriku. Mengajaku untuk ikut bergabung bersama dengan mereka. Aku pun menyetujui, hingga mataku terhenti pada sebuah bingkai  foto yang terpajang di dinding ruangan itu- wanita itu yang waktu itu pernah kulihat fotonya di rumah Wonwoo. Tanpa sadar kakiku melangkah dan melihat foto itu lagi

"Dia cantik ya?"tanya bibi.

Aku menoleh pada wanita itu, tanpa menjawab pertanyaanya. Namun aku mengiyakan kecantikan wanita yang ada di dalam foto itu. 

"Dia yang sebenarnya yang punya panti asuhan ini bersama dengan tuan Wonwoo, dia cantik dan juga sangat baik. Namun nasibnya tidak begitu baik, ia harus meninggal di sebuah kecelakaan mobil."

Aku kembali dibuat menganga dengan pernyataan bibi. Jadi benar wanita yang didalam video itu adalah dia. 

Aku mengurut keningku yang terasa sakit, terlalu banyak yang aku pikirkan hari ini.

"Kau baik-baik saja Soojin-ah?"

"Iya bibi, aku sepertinya harus pulang dan istirahat setelah ini."

~

Aku kembali memutar video yang waktu itu. Aku rasa ada sesuatu yang aneh disini? Apa mungkin ada yang sengaja melakukan ini pada wanita cantik itu?

Apa mungkin,.. Kalau tebakan ku benar,.. Untuk apa ia memberikan ini padaku?

~
Esoknya aku tidak kuasa menanti pagi hari, hingga aku tidak tidur semalaman karna memikirkan perihal video itu. Aku pergi ke kediaman tuan Jeon. Tentu saja setelah menghubunginya terlebih dahulu.

Pria berumur itu duduk di taman belakang yang mengarah dengan kolam renang serta hamparan kebun bunga.

Aku sedikit membungkuk hormat padanya. 

"Tuan Jeon aku ingin bertanya padamu,.."

"Sepertinya kau sudah melihat video itu ya," pria itu tersenyum.

Aku mengeryitkan dahi,"Ya, jadi apa maksud anda memberikan video itu kepada saya?"

Ia menatapku, "Aku ingin kau merahasiakannya dari Wonwoo, karena hanya kau yang aku percaya untuk ini. Aku tau cepat atau lambat, ia pasti akan mengetahuinya."

"Itu bukanlah alasan yang dapat dimasuk akal saya, tuan."

"Cukup mudah, aku tau kau menyukai anakku," ujarnya membuatku melongo, dan jangan lupa mataku yang tadinya fokus padanya terpaksa aku alihkan karna ucapannya.

"Kau pasti tidak ingin melihatnya selalu sedih dan terbayang oleh Choi Hyera, Wonwoo sudah lama terkurung dengan kesedihannya. Aku ingin ia mendapatkan kebahagiaanya lagi dengan orang yang aku percayai, yaitu kau Soojin."

"Aku ingin kau tetap merahasiakan ini padanya, bahwa aku lah yang sebenarnya merencanakan kecelakaan itu."

Aku melongo dengan faktanya, sepertinya beberapa hari ini aku selalu dibuat terkejut.  

Belum sempat diriku menjawab perkataan tuan Jeon suara langkah sepatu mendekati kami. 

Bisa kalian tebak siapa yang datang dan mungkin saja sudah mendengar percakapan kami sejak tadi?

"Jeon Wonwoo," ujarku pelan dan mungkin hampir tak terdengar olehnya. 











Don't forget for coment🌻

uh ini pasti ga jelas bgt :") aku hanya ingin menyelesain hutang dengan cerita ini. Biar cepat selesai :")

Maaf lama update, lgi sibuk skripweet nih 😂😌

woozart❤️



Married Life [Wonwoo Ver] Maybae discontinueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang