Soojin baru saja menyelesaikan penelitiannya di perusahaan milik Ayah Wonwoo. Tak terasa waktu satu bulan berlalu dengan begitu cepat. Wanita itu membungkukan badannya mengucapkan terimakasih kepada sekretaris Park karena sudah membantunya selama disini.
Seorang pemuda dengan jas berwarna hitam itu menyapa Soojin yang baru saja melangkahkan kakinya ingin keluar dari gedung nan megah ini. Soojin mengapik panggilan dari Jeonghan yang kebetulan ia temui di luar gedung.
Jeonghan tersenyum kemudian berujar, "Aku dengar ini hari terakhirmu disini."
Soojin mengangguk, "Iya, terimakasih sudah banyak membantuku selama disini Jeonghan-ssi."
"Kita bahkan sudah sebulan kenal, kau masih saja memanggilku dengan Jeonghan-ssi." Jeonghan berlagak seolah olah ia merajuk dengan panggilan itu.
"Ah baiklah, aku akan memanggilmu,,."
"Oppa, ya aku lebih tua darimu Soojin-ah."Jeonghan terkekeh, tanganya terangkat menepuk kepala wanita itu pelan.
Soojin hanya diam di perlakukan seperti itu. Ia hanya terkejut dengan prilaku Jeonghan, "Ah baiklah Jeonghan oppa."
✨
Bohyuk mengintip kedua orang di dalam sana. Melihat bagaimana ibunya menunggui ayahnya yang masih terbaring di atas ranjang. Belum sadarkan diri. Sudah seminggu berlalu belum ada tanda tanda ia akan sadar. Bohyuk tersenyum miris ketika ia sadar bahwa kedua orang tuanya sudah bercerai beberapa tahun yang lalu. Tapi ibunya begitu kuat, bahkan ketika mereka sudah tidak lagi di naungan yang sama, ia masih setia menunggui orang yang menyakiti hatinya. Sungguh wanita tegar guman Bohyuk.
Bohyuk masuk kedalam ruangan itu seraya tersenyum kepada wanita ia panggil eomma itu.
"Eomma sudah makan?"tanya Bohyuk menatap ibunya dan ikut duduk bersama wanita itu.
"Sudah, bagaimana dengan keadaan Wonwoo? Apa penyakit masih kambuh?"
"Hyung sudah lebih baik, karena cepat diberi obat kemarin."jawab Bohyuk.
"Syukurlah kalau begitu," ada nada lega dari ucapan ibunya Bohyuk.
Bohyuk menceritakan sesuatu hal yang sebenarnya sudah diketahui oleh ibunya. Persoalan tentang perceraian ayahnya dengan wanita yang dulu menghancurkan keluarga mereka.
✨
"Khamcagiya!! (kau mengaggetkanku)" Soojin mengelus dadanya karena kaget. Pria jangkung itu tiba – tiba saja berada tepat di hadapannya. Sepertinya menunggunya didepan pintu rumah Soojin.
"Ada apa lagi Jeon Wonwoo?" wanita itu menatap remeh kearah pria yang baru saja menganggetkannya.
Wonwoo menyunggingkan senyumnya penuh arti, "Kau harus membantuku, tapi sebelumnya bolehkah aku masuk terlebih dahulu ke dalam? Aku lelah menunggumu di disini."
Soojin memutar bola matanya malas. Dengan malas ia mempersilakan Wonwoo masuk,"Aku tidak menyuruhmu untuk menungguku Wonwoo-ssi."
"Kau masih saja menggunakan kata- kata ssi padahal kita sudah lama kenal."
"Sudah katakan saja tujuanmu kesini, aku tidak bisa lama aku harus mengerjakan laporan," Soojin melirik Wonwoo dengan malas.
Wonwoo memberikan kotak yang lumayan besar, diletaknya kotak tersebut di atas meja. Menatap Soojin dengan padangan bahwa ia meminta wanita itu untuk membukanya.
Dengan ragu Soojin membuka kotak bewarn biru muda itu.
"Apa maksudmu Jeon Wonwoo?"
Sebuah gaun berwarna hitam dan sepasang sepatu hak tinggi yang selaras dengan warna gaun itu. Soojin menantap bingung, kemudian ia mengambil undangan yang ada di atas benda – benda itu. Membacanya sejenak kemudian menatap Wonwoo dengan horror.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Life [Wonwoo Ver] Maybae discontinue
Fanfiction🍒 Jeon Wonwoo [Seventeen] 🍒 Jeon Bohyuk 🍒 Park Soojin [OC] 🍒 Member Seventeen Diharapkan membaca Married Life ver Kim Mingyu dulu, karena cerita ini saling berhubungan dengan cerita Married life versi Kim Mingyu ^^ Started 171004