Bara mengajak Gia menjauh dari perkumpulan keluarga mereka. Kini mereka duduk berhadapan di pojok restoran. Keluarga mereka terlihat mencuri-curi pandang ke arah mereka. Bara menyadari hal itu.
“Lo denger kan tadi kata nyokap gue?” Gia mengernyitkan dahinya. “Nyokap gue bilang kita menikah tiga bulan lagi.” lanjut Bara.
Gia mengangguk-anggukkan kepalanya dan tersenyum semringah. Matanya berbinar-binar membayangkan sebentar lagi akan menikah dengan Bara.
“Jangan senang dulu.” ucap Bara sinis.
Reflek Gia menghentikan anggukannya. Senyumnya kini berubah menjadi cemberut dan matanya menjadi sendu. Dia lalu menundukkan kepalanya.
Bara yang melihat Gia tertunduk sambil memeluk erat boneka beruang kecilnya mulai frustasi.
Pasti mau nangis nih cewek!
Bara mendesah pelan. “Gia?” panggilnya.
Gadis itu mendongak. Tanpa di duga dia menampilkan senyum khas anak kecilnya, polos seperti tanpa dosa. Bara agak terkejut melihat ekspresi Gia.
Gue pikir dia nangis tadi!
Seharusnya Bara tak perlu terkejut. Karena Gia memang tidak pernah menangis di hadapannya! Tak pernah sekali pun! Bara tahu kepada siapa Gia akan memperlihatkan tangisannya dan itu bukan dirinya.
Bara menyenderkan punggungnya ke belakang. Menatap Gia yang masih menatapnya dengan tatapan anak kecil yang tak mengerti apapun dan senyum yang sedari tadi tak menghilang dari bibirnya.
Bara memijit dahinya. Dia bingung harus bicara bagaimana untuk menolak menikah dengan Gia.
Bukannya dia tidak tahu Gia, justru mereka sudah kenal dari kecil. Keluarga mereka juga sudah bersahabat sejak lama. Namun siapa sangka ternyata dirinya dan Gia terlibat kontrak perjodohan sejak di rahim.
Ya! Kumbara Pancakawirya, si cowok ganteng yang selalu bisa membuat cewek-cewek di kampus meleleh dijodohkan dengan Asmara Bahagia, si cewek gemuk, pake behel dengan tingkah seperti anak kecil!
Bara kemudian bersidekap sambil menatap Gia kembali. Dia sungguh tak mau membuat keluarganya malu dengan mengatakan secara terang-terangan bahwa dia menolak kontrak perjodohan ini.
Menikah dengan Gia? Yang benar saja! Keluarga mereka bercandanya sungguh kelewatan!
Bara sekali lagi berpikir keras apa yang harus di katakan.
“Bara mau ngomong apa? Kita udah lama banget di sini,” Gia kemudian melirik ke arah keluarga mereka dengan gelisah. “Gia minta maaf kalau Gia terlalu senang. Tapi kalau Bara mau menolak perjodohan ini…”
“Ehem..” Bara berdehem memotong perkataan Gia. “Gue enggak mau mempermalukan keluarga gue karena menolak perjodohan ini. Lagipula nyokap gue sama nyokap lo sudah bersahabat sejak lama. Gue enggak mau merusak persahabatan mereka.”
Gia fokus mendengarkan Bara. Sampai-sampai tanpa sadar dia mencengkeram erat boneka beruang kecilnya.
“Kalau dalam tiga bulan lo bisa buat gue jatuh cinta sama lo. Gue akan menikahi lo.”
Gia membulatkan matanya. Senyuman khas anak kecilnya terukir jelas di bibirnya. Kali ini senyuman itu terbuka lebar menampilkan kawat gigi di antara gigi-giginya yang sudah terlihat rapih.
Gia mengepalkan kedua tangannya di depan dadanya sambil mengapit boneka beruang kecilnya. Dia mengangguk meyakinkan dirinya sendiri.
“Gia pasti bisa buat Bara jatuh cinta sama Gia!” teriaknya lantang.
Orang-orang di dalam restoran langsung melihat ke arah Gia, tak terkecuali keluarga mereka karena kata-kata dari teriakan Gia. Mereka menertawakan tingkah Gia.
Bara menundukkan kepalanya sambil memejamkan matanya.
Sialan! Malu gue!
∆ ∆ ∆
Yeay! Finally cerita baru menjelang tahun baru 2018 update 🙌🙌🙌 semoga ada yang suka dan baca ceritaku ini 🙏🙏🙏
Temanya mungkin pasaran ya? Tapi aku janji ini akan berbeda dan bikin baper pastinya 😁😁😁Salam cinta, author 😘😘😘
(Maaf kalau prolognya pendek)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE UGLY BRIDE [SUDAH DITERBITKAN]
RomanceTELAH DITERBITKAN! SEBAGIAN PART SUDAH DIHAPUS ==================== Asmara Bahagia, akrab dipanggil Gia. Cewek gemuk, pake behel, manja, cengeng dengan sikap dan tingkah seperti anak kecil. Baginya, Bara adalah cinta hidup matinya. Kumbara Pancakawi...