Bride To Be

3.7K 256 24
                                    

“Adiraaaaaa!!!”

Gia berlari menuju kamar Dira di lantai dua. Sambil memeluk boneka beruang kecilnya, Gia tampak senang sekali dan ingin segera menceritakan kepada sahabatnya itu peristiwa jumat malam kemarin yang menurut Gia adalah peristiwa sakral baginya.

Gia bertunangan dengan Bara! Kumbara Pancakawirya! Dan dalam sebulan lagi Gia akan menyandang nama Pancakawirya!

Braaakkk!!! Gia membuka pintu kamar Dira dengan keras. Terlihat sahabatnya sedang bersantai-santai membaca majalah di atas kasurnya.

“DIRAAA!!!” teriak Gia berlari ke atas kasur.

“Ada apa sih Gi? Berisik banget tau gak di rumah gue!” cecar Dira dengan malasnya.

“Gia senang banget Diraaa!” Gia memeluk sahabatnya. “Dira mau tahu gak apa yang membuat Gia senaaaang banget!”

Dira memutar bola matanya malas. “Pasti lo mau bilang kalau Bara ganteng banget semalam, Gia jatuh cinta sama Bara, bla, bla, bla, selalu soal Bara kan?”

Gia mengangguk-anggukkan kepalanya dan menyengir kuda memperlihatkan kawat giginya.

Dira mendesah perlahan. Sudah enggak heran sih kalau apapun yang membuat Gia senang dan bahagia pasti Bara. Pujaan hatinya Gia.

Dan Dira juga sudah hapal kalau setiap jumat malam, keluarga Gia dan keluarga Bara selalu mengadakan acara makan malam.

Tapi ada sesuatu yang membuat Dira jadi penasaran, tidak biasanya Gia bertanya kepadanya ‘apa yang membuat Gia senang’ biasanya sahabatnya itu langsung bercerita bagaimana sempurnanya seorang Kumbara Pancakawirya!

Dira begidik. “Biarpun Bara pria terakhir di dunia gue enggak mau sama dia!” batinnya.

Gia turun dari kasur lalu berdiri menghadap Dira. Dia memejamkan matanya kemudian menganggukkan kepalanya.

“Gia mau menikah sama Bara!”

Dira melongo dengan ekspresi datar. “Lo serius?”

Gia mengangguk. “Semalam keluarga Gia sama Bara mengumumkan kalau Gia dan Bara sebenarnya sudah terikat kontrak perjodohan.”

Kini eskpresi Dira berubah terkejut. “Jadi lo serius?”

Gia menganggukkan kepalanya lagi dengan cepat.

“Tapi… Bara setuju?”

Gia menatap Dira lalu menundukkan kepalanya. Sambil mengapit boneka beruang kecilnya, Gia memainkan dua ujung telunjuknya.

“Sudah gue duga! Bara enggak mungkin setuju!” batin Dira.

“Bara bilang, kalau dalam tiga bulan bisa buat dia jatuh cinta sama Gia. Bara akan menikahi Gia.” ucap Gia masih dalam keadaan menundukkan kepalanya dan memainkan dua ujung jari telunjuknya.

“Bara ngomong gitu?”

Gia mengangkat kepalanya. Menatap Dira dengan tatapan sendu. Dia kemudian duduk di samping Dira.

“Dira mau kan bantuin Gia?” rayunya sambil mengeluarkan ekspresi anak kecil yang minta es krim.

Dira mengernyitkan dahinya. “Bantuin gimana?”

“Bantuin Gia buat Bara jatuh cinta sama Gia. Dira mau kan bantuin Gia?”

Dira membelalakkan matanya. “Astaga Gia! Gimana caranya bikin Bara jatuh cinta sama lo? Yakali pake pelet!”

“Pelet? Apa itu?” tanya Gia serius.

“Errrrrr…” Dira mengacak-acak rambutnya. “Jangan pelet deh! Ada masa kadaluwarsanya! Nanti kalau sudah kadaluwarsa yang ada Bara gak cinta lagi sama lo.” Dira melantur gak habis pikir sama sahabatnya.

THE UGLY BRIDE [SUDAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang