Emosi Bara

2.2K 151 6
                                    

Tanpa mengindahkan Mas Tedjo, Bara langsung berlari memasuki mobilnya. Sekali lagi dia melihat gambar di ponselnya. Terlihat seorang gadis yang walaupun tampak dari belakang tapi Bara tahu persis bahwa itu adalah Gia.

Dia lalu membaca pesan setelah gambar tersebut yang dikirim oleh sahabatnya.

AlanMuljadi

Bar, nih cewek ngaku-ngaku temen sekomplek lo.

Lucu, tingkahnya kayak anak kecil.

Gue kerjain aja, ngajak dia main billiard.

Hahaha.

BRENGSEK! Sekali lagi Bara memaki. Satu tangan kirinya meremas kuat stir mobil. Lalu Bara melempar asal ponselnya ke bangku penumpang kemudian dia melajukan mobilnya menuju tempat Billiard.

Sepanjang perjalanan pikiran Bara bertanya-tanya, bagaimana bisa Gia bersama teman-temannya? Dan berakhir di tempat billiard?

Astaga! Bara bahkan tak pernah membayangkan untuk membawa Gia hang out ke tempat anak-anak gaul seperti Klub dan Billiard!

Tidak! Gia terlalu polos bagi Bara untuk diajak ke tempat seperti itu!

Bara menjadi emosi mengetahui teman-temannya mengajak Gia bermain ke tempat billiard.

Tapi yang lebih membuat Bara emosi adalah foto yang dikirim Alan dan pesannya. Bara seakan tidak terima Gia dikerjai oleh teman-temannya.

Emosi yang Bara rasakan kali ini membuat satu sisi dari dirinya yang lain menjadi sangat ingin melindungi Gia.

∆ ∆ ∆

Gia tampak senang sekali bola putih yang dipukulnya menyentuh bola merah lalu bola merah itu masuk ke salah satu lubang di atas meja billiard.

“Itu masuk! Bola merahnya masuk kan?” Saking senangnya Gia sampai melompat dan berteriak. Alan dan beberapa orang yang melihatnya tertawa. Sangat norak sekali!

“Gia boleh mukul lagi enggak?” tanyanya kepada Alan.

“Oh boleh, boleh, lanjutin aja mainnya.”

“Tapi… Bara belum datang?”

“Belum kok, nanti kalau dia udah datang pasti lo gue kasih tahu.”

Gia mengangguk dan dia melanjutkan lagi bermain billiard.

Setiap kali dia bisa memasukkan bola pasti dia kan berteriak dan melompat girang yang tanpa diketahuinya membuat orang-orang di dalam klub billiard menggelengkan kepala dan tertawa mengejek.

“GIA!!!” Napas Bara memburu dan matanya memancarkan aura kemarahan melihat Gia asyik menyodok-nyodok bola di atas meja billiard.

“Bara!?” Gia terlonjak senang. Dengan cepat dia menghampiri Bara tanpa menyadari kalau Bara sedang marah. “Bara! Tadi lihat kan bola yang Gia pukul masuk ke lubang? Gia enggak tahu ternyata main billiard menyenangkan ya? Bara mau main billiard enggak?” tanya Gia polos sambil menyodorkan tongkat billiardnya.

“Lo apa-apaan sih!?” Bara menarik tangan Gia dan melempar asal tongkat billiard yang dipegang Gia. “Ikut gue!”

“Tapi Bara, Gia masih mau main billiard!”

“Gue bilang ikut gue ya ikut gue sekarang juga!”

“Tunggu dulu, Bar. Tunggu,” Alan menyelak. “Lo beneran kenal sama nih cewek?” Bara langsung menatap Alan tajam. Merasa Bara menatapnya tajam membuat Alan mengerutkan dahinya. “Jadi, bener nih cewek temen lo?”

THE UGLY BRIDE [SUDAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang