Ingin Menyerah

2.3K 143 6
                                    

Bara sekali lagi memeluk Clarissa. Untuk yang terakhir kalinya dia ingin merasakan tubuh wanita itu. Karena kali ini dia tetap pada keputusannya mengakhiri hubungannya dengan Clarissa. Tanpa disadarinya, Gia menyaksikan itu semua.

Perlahan Bara melepaskan pelukannya lalu ditangkupnya kedua pipi Clarissa. “Maaf Clarissa, aku harus mengakhiri hubungan kita.”

Clarissa menggeleng sambil memejamkan mata. Tidak sanggup menerima kenyataan untuk sekali lagi hubungannya dengan Bara kandas, airmata pun jatuh di pipinya yang indah.

Bara menyapu airmata Clarissa dengan kedua ibu jarinya. “Aku tahu kamu tidak akan bisa menerima keputusan ini. Tapi kamu meminta aku untuk bertanya pada hatiku kan? Aku sudah menemukan jawabannya dan kamu juga sudah tahu jawabannya.”

“Kenapa harus Gia? Kenapa harus dia yang menggantikan aku di hati kamu?”

“Enggak. Gia tidak pernah menggantikan kamu di hati aku. Tapi… Gia sudah ada di hati aku jauh sebelum aku mengenal kamu.”

Clarissa terhenyak mendengar kata-kata Bara. Jadi selama ini, Gia-lah yang mengisi ruang hati Bara? Bukan dirinya?

Bukannya Clarissa tidak tahu kalau Bara dan Gia sudah mengenal sejak kecil. Namun setahu dirinya. Bara tak memiliki perasaan apapun terhadap Gia!

“Kamu akan menemukan pria yang lebih baik dan itu bukan aku,” Bara tersenyum. “Ada pria baik-baik yang mencintai kamu dengan tulus, aku harap kamu bisa membuka hati kamu buat dia.”

Sekali lagi Clarissa menggeleng. “Aku hanya mau kamu Bara!”

Lagi-lagi Bara hanya tersenyum. Hatinya merasa sangat bersalah. Dia seperti pria brengsek! Tapi dirinya akan menjadi benar-benar brengsek jika tak bisa memilih salah satu dari dua wanita yang mencintainya.

Dan keputusannya adalah memilih Gia!

Karena Bara menginginkan Gia!

Bahkan pria paling brengsek di dunia pun akan memilih satu wanita yang paling diinginkannya. Karena sejatinya tidak ada pria yang benar-benar brengsek dengan menginginkan dua wanita. Pada akhirnya, mereka akan jatuh pada satu wanita dan memilihnya untuk menjadi teman seumur hidupnya.

Tanpa berkata apapun lagi, Bara meninggalkan Clarissa sendirian di gazebo kampus sore itu. Hujan perlahan turun membasahi tubuh Clarissa yang mematung menatap kepergian Bara.

∆ ∆ ∆

Gia berjalan linglung menuju rumah Adira. Sesampainya di rumah dia langsung bergegas ke rumah sahabatnya itu. Tak peduli Mas Tedjo memanggilnya untuk masuk ke dalam.

Tubuh Gia menggigil karena basah kuyup. Dia hujan-hujanan saat di kampus tadi. Lebih tepatnya setelah dia melihat Bara dengan Clarissa berpelukan. Hujan menyamarkan airmatanya namun tetap tidak bisa menyamarkan wajah sendunya.

Adnan menyadari Gia habis menangis saat melihat Gia masuk ke dalam rumahnya. Dia tahu Gia ingin bertemu dengan Adira. Tapi rasa sayangnya terhadap Gia membuatnya tidak tahan untuk berbicara padanya apalagi melihatnya menggigil kedinginan membuatnya tidak tega.

“Gia?” Adnan memegang bahu Gia yang menunduk lalu memutar tubuhnya agar menghadapnya. “Lo basah kuyup Gi.” Agak membungkuk Adnan ingin melihat wajah Gia yang menunduk.

Tubuh Gia bergetar dan menggigil. Adnan yang melihat Gia kedinginan lalu menyuruh Gia duduk di sofa kemudian dia mengambil handuk bersih dan selimut.

“Lo kenapa enggak ganti baju dulu? Liat lo kedinginan!” Adnan menyodorkam handuk bersih lalu dia menutupi tubuh Gia dengan selimut.

“Gia, mau ketemu Adira.” Suaranya terdengar serak.

THE UGLY BRIDE [SUDAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang