Ch 3 - Marriage H-1

3.4K 277 15
                                    

«Valerie's PoV»

"Kenapa?!" tanyaku galak.

"Kau ini galak sekali."

"Suka-suka aku dong!"

"Kau di mana Val?"

"Di rumah temen, memangnya kenapa?" tanyaku.

"Temen kau itu perempuan atau lelaki hm?"

"Mau tau saja, memangnya ada apa sih?" tanyaku mulai kesal.

"Haha baiklah, aku akan menjemputmu, send location nya ya sayang!"

"Berapa kali kubilang- Aish dia menutup telfonnya?!"

Aku menatap handphoneku dengan sebal karena lelaki asian tadi benar-benar membuatku kesal. Apakah dia tidak tahu bahwa hari ini aku memang sengaja menjauhinya supaya tidak gugup besok nanti? Ya tentu saja dia tidak tahu itu.

Well, besok adalah hari pernikahanku dengan Calum. Aku benar-benar gugup setengah mati untuk berhadapan dengan Calum besok nanti, maka dari itu sekarang aku menghindarinya.

"Kau ini Val, jangan marah-marah terus dong, kasian itu bayimu nanti harus terlahir dengan ibu yang super galak," kata Clara sambil tertawa yang langsung kutatap tajam.

"By the way tadi kenapa Calum menelfonmu?" tanya Clara.

Aku mengedikkan bahuku. "Entahlah, dia bilang akan menjemputku," jawabku.

Aku menghela nafasku pelan dan mengatur rasa gugupku yang menjalar di sekujur tubuhku. Padahal aku belum bertemu dengannya, namun aku sudah merasa segugup ini, bagaimana nanti jika aku bertemu dengannya? Bagaimana nanti besok? Huh aku harap besok aku tidak terlihat seperti orang bodoh yang sangat gugup.

"Kau gugup?" tanya Clara yang kubalas dengan anggukkan kepalaku. "Kenapa? Padahal kan kau sudah pernah tidur dengannya," ucapnya sambil terkekeh pelan.

Aku menatapnya tajam. "Saat itu aku mabuk okay? Aku saja bahkan tidak mengingat apapun malam itu," jawabku.

Tin!!

"Sepertinya Calum sudah sampai Clar, aku pergi dulu ya!"

Aku meraih tasku dan beranjak keluar. Aku menghampiri sebuah mobil hitam BMW yang kuyakini itu mobil Calum.

"Cepat sekali kau sampai?" tanyaku sembari masuk ke dalam mobil, fyi aku duduk di kursi penumpang.

Calum menoleh ke belakang dan menatapku dengan tatapan datarnya. "Kenapa kau duduk di situ? Kau ini calon istriku, bukan penumpang," ujarnya yang membuat jantungku sedikit berdetak tak karuan karena ia tadi berkata 'calon istriku'. "Pindahlah ke depan sayang," katanya menyuruhku untuk pindah.

Aku pun menurut dan pindah untuk duduk di sampingnya. "Kau belum menjawab pertanyaanku tahu," ucapku.

Calum tak menggubrisku dan menjalankan mobilnya, aku hanya menatapnya dengan sebal karena ia terus menghiraukan pertanyaanku. Selama di perjalanan, Calum hanya diam saja dan fokus dengan jalanan di depan. Aku sebenarnya heran, ke mana dia akan membawaku? Apakah dia akan membuangku dan kabur dari pernikahan?

Astaga Valerie, singkirkan pikiran negatifmu itu!

"Kita mau ke mana sih Cal?" tanyaku lagi.

"Nanti juga kau tahu," jawabnya singkat.

Forced Marriage • Hood ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang