#30 (END) - Finally

141 7 24
                                    

Mulmed: Akad - Hanin Dhiya (Cover) ❤

♡♡♡

"Ada banyak hal yang terjadi diluar kuasa kita; namanya takdir. Kita nggak pernah tahu gimana takdir kita, bahkan di lima menit ke depan. Tapi aku percaya, selalu ada alasan dibalik itu."

- Tea -

♡♡♡

Tea mematut wajahnya di depan cermin. Ia takjub melihat pantulan wajahnya sendiri, sesekali ia sentuh cermin yang ada di hadapannya. Gadis itu tersenyum manis. Gaun pengantin berwarna putih sudah menempel manis dan terlihat pas membungkus tubuh rampingnya.

"Ini... Tea?" Gadis itu sampai harus mencubit-cubit kulit tangannya. "Aww!" dan berakhir dengan jeritan kecil karena merasa kesakitan. Bude Tyara tertawa kecil melihat keponakannya bertingkah lucu.

"Cantik, kan?" Bude Tyara membetulkan headpiece diatas kepala Tea, setelah memastikan kerudungnya sudah rapi, ia memandang Tea lewat cermin yang memantulkan wajah ayunya.

"Cantik banget, Bude..." Tea hampir menumpahkan air mata sebelum teringat bahwa riasannya pasti akan berantakan jika ia menangis sekarang. "makasih ya Bude Tyara."

Bude Tyara mengangguk sambil mengusap-usap punggung tangan Tea. "Keponakan Bude sudah besar ya. Setelah ini jadi istri orang."

Tea tersenyum sambil menggenggam tangan Budenya. "Tapi Tea tetep keponakannya Bude yang paling manis, kok. Tea bakal sering-sering main ke rumah Bude." ujar gadis itu.

Bude Tyara mengangguk. "Nggak nyangka aja Tea udah segede ini dan udah mau nikah aja. Bude jadi merasa tua, nih."

Tea tertawa pelan. Seseorang terdengar masuk ke dalam ruang kamar Tea yang digunakan sebagai tempat rias.

"Tea udah siap? Darrel udah datang. Tea siap-siap diluar ya." Itu Bu Ariyani. Ia terlihat cantik dengan kebaya berwarna tosca. Tea mengangguk. Ia sempat mengucapkan terima kasih pada Bude Tyara sebelum mengikuti langkah Bu Ariyani keluar kamar. Gadis itu berjalan dengan dada berdesir hebat. Hari ini ia akan resmi menjadi istri Darrel.

Hari ini, di depan dirinya dan semua orang yang menyaksikan akad nikah mereka, Darrel akan mengucapkan janji paling sakral. Ia akan sah menjadi suaminya dalam hitungan menit.

"Deg-degan ya, Te?" tanya Bu Ariyani. Tea mengangguk sambil memegang dadanya. Wanita itu menggenggam tangan Tea dan mengajaknya duduk di ruang tengah. Akad nikah Darrel dan Tea digelar di rumah Tea, atas permintaan Pak Afrizal.

Setelah Darrel tiba, beberapa saksi dan tamu undangan terlihat melingkar memenuhi ruangan. Tea sudah merasakan tangan dan kakinya mendingin, apalagi debaran dadanya yang terus menghebat saja. Ia yakin bahwa perasaannya begitu berkecamuk sekarang; antara senang dan terharu jadi satu.

"Sudah siap, Darrel?" tanya Pak Afrizal. Darrel mengangguk mantap. Lelaki itu terlihat tampan dengan setelan jas hitamnya. Dadanya juga bergemuruh hebat menahan grogi. Dalam sepersekian menit ke depan, ia akan mengikat Tea menjadi istrinya.

Tea, mantan kekasihnya lima tahun lalu, akan menjadi istrinya dalam beberapa menit ke depan.

Tea mengintip dari balik kelambu, ingin melihat wajah calon suaminya. Air matanya menetes cepat begitu melihat wajah Darrel dengan jelas. Lelaki itu sedang memperhatikan penghulu membacakan data-data calon pengantin, yang sesekali dibalas dengan anggukan kepala oleh Darrel.

"Darrel," lirih Tea. "Kita menikah, ya?" gadis itu sudah meneteskan air mata haru. "Aku benar-benar akan jadi milikmu, ya?"

Darrel sempat memandang Tea ketika tatapan mata mereka tak sengaja bertumbukan. Ia tersenyum sambil mengangguk kecil. Tanda bahwa lelaki itu sudah siap. Tea mengangguk membalasnya.

In 5 Minutes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang