Di tengah gelapnya malam, hanya temaram lampu diluar sana yang terlihat dari jendela kamarku dan separuh Bulan yang tidak berbentuk seperti bulan sabit.
Suram masa depanku yang kubayangkan . Akupun masih bertanya terus mau apa aku sekarang?
Eeemmmmm ahh... nafas terasa berat
.........rongga dadaku sesak ,jantungku berdetak semakin cepat, keringat dingin mulai keluar dari pori-pori kulitku.Perang batin ini lebih mengerikan rasanya dari pada ketemu hantu saat melintas di area pemakaman.
Hmmmmm....ah, kumenghela nafas lagi.Ah ah ga tau ah, aku ga bisa bicara dengan siapapun tentang ini. Ini salahku, ini keburukan dan dosaku, ga pantas juga kalau aku ...ah sambil ku cengkeram semua rambutku dan kujambak jambak rambutku sendiri.
Kok Bian seperti memanfaatkan aku yah, bodoh .....bisa-bisanya aku udah ga sadar lagi. Kulihat jam di layar ponselku masih pukul 3 dinihari. Teganya kamu Bian...hancur sudah semuanya. Makin panas rasanya kepalaku karena melihat Bian yang masih pulas tertidur di sisi kiri ranjang, dan tiba tiba saja kutendang pinggangnya...dan gedebuk... Bian terjatuh kelantai sambil kebingungan.....ditatapnya aku "ada apa Mei, kamu barusan nendang aku, jam berapa ini ?"
Aku diam saja hanya menatap ke arah mata Bian dengan tajam..ga ada keinginan bicara dengan Biantara prakasa yang betul-betul bejat,hanya itu kata yang terlintas dipikiranku setelah kusadari apa yang barusan terjadi.kutinggalkan Bian yang masih bingung, kuberanjak dan langsung kunyalakan air panas dikamar mandi.Rasanya ingin ku kelupas kulitku semua ...kugosok semuanya sampai memerah. Walau air sudah dengan suhu yang hangat tetap saja karna ini dinihari ada rasa menggigil kurasakan.
Aku duduk dibawah air yang keluar mengucur , tangispun sudah ga ada guna. Aku sudah hancur dan ga ada harapan lagi.
Yah ...di dunia Modelling dan se usia ku ini lumrah tak lumrah hal ini terjadi...Aku kelas 12 di SMUN 75 dan berusia 17 tahun, lagipula di zaman sekarang sudah tidak tabu seorang gadis yang tak gadis lagi, tapi bagiku Meisya dewinta bahagia hal ini tetaplah ga bisa kompromi...aku hidup disini dinegara yang masih kental budaya timurnya.
Tok tok tok... "Mei kamu baik-baik aja sayang, boleh aku masuk?" Bian mengetuk pintu kamar mandi memastikan keadaanku dan berusaha masuk.
Aku diam saja karena sudah kupastikan tadi saat masuk kamar mandi sudah kukunci jadi ga akan mungkin dia bisa masuk. Rasanya mendengar suaranya saja sudah ingin membunuhnya... Kuanggap dia ga akan buat keributan juga di tengah malam begini. Dan memang benar sudah tak terdengar ketukan pintu...yang kudengar hanya
"Mei tolong cepat keluar ya sayang"ucap Bian membujukku.Sepertinya Bian sekarang sadar apa yang dia perbuat padaku. Dan Bian kenal betul ,aku bukan orang yang bisa dipaksa. Aku dan Bian sudah mengenal sejak bulan juli 2016 tak lama setelah 1 bulan kepindahanku ke kota ini yaitu saat aku naik ke kelas 11 dan alasan kepindahanku yaitu karena jakarta lah kota yang menjanjikan karir dunia modellingku.
Jam berbentuk burung hantu di dinding kamarku sudah menunjukkan pukul 7.30 pagi ,kebetulan kamarku ini memang langsung terkena matahari pagi,jadi sangat banyak cahaya yang masuk lewat jendelaku. Ku dengar ada suara air dari kamar mandi, mungkin Bian sedang mandi .
Kepalaku terasa pening,pelan pelan aku duduk dan menyandarkan diriku ke kepala ranjang yang kokoh,ranjangku memang terbuat dari kayu jati jadi cukup kuat untuk bersandar.
Ku pijat pelan pelipisku, kupikir sakit ini dari sisa minuman ber alkohol kemaren ditambah aku menangis karena sangat kesal dan mengutuk apa yang terjadi disaat aku tidak sadarkan diri.
"Ughhh.... Kok kulitku merah dan gatal" ....ku usap semua tanganku..
"oh ....aku kan memang ga bisa minuman ber alkohol...alergi ini... Hmmmm lengkaplah sudah penderitaanku" gumamku pelan.Bian keluar dari kamar mandi namun dia tetap dengan kegiatannya sehabis mandi,memakai baju dan celana tapi sesekali melihat kearahku"Mei kamu sudah bangun, mau sarapan apa sayang, nanti aku belikan saja yah kamu ga perlu masak!"
Ku tatap Bian dengan mengikuti semua gerak geriknya,mondar mandir saja di dalam kamarku, dalam hatiku ini orang ga ada merasa bersalah apa yah? Seenaknya saja seperti tak ada terjadi apa apa.
Bian langsung menyadari dan menghampiriku, dia duduk di sisi ranjang dan langsung meraih tanganku "Sayang aku bukannya ga mau minta maaf, aku sadar yang aku lakukan semalam tanpa se ijin kamu Mei, Please sayang aku juga kaget setelah sadar dari mabukku dan aku juga ga menyangka kenapa aku bisa lepas kendali, aku sadar telah berbuat jahat sama kamu . Sayang aku sudah sangat bersalah mengambil hal paling berharga dalam hidupmu, aku ga mau dianggap gombal, aku berusaha selalu disisi kamu seperti sekian tahun ini dan sampai kamu siap untuk membuat hubungan kita ini lebih serius" ucap Bian dengan wajah sangat serius.Aku hanya bisa meneteskan air mata, terisak pelan , dan rasanya ga tau berkata apa. Kuangkat kepalaku, tatapanku yang menusuk dan tak sadar (plak) ku tampar keras wajah Bian seolah olah hanya itu sekarang yang bisa kulampiaskan membalas kesakitan ini.
Bian membalas tatapanku namun bukan marah yang kulihat tapi tatapan orang yang sangat menyesal ,entah itu benar atau hanya pura pura.
" Mei, ga apa teruskan saja kalau kamu masih sangat marah, lagi Mei lakukan lagi, aku tau ini pun ga akan menggantikan semua itu, Mei aku mohon kamu bisa tenang dulu..ya sayang " mohon Bian, diciumnya punggung tanganku berkali kali .Kulihat mata Bian memerah dan sedikit air matanya terlihat, namun ditahannya karena Bian memang jarang menangis.
"Kamu tega Bian, tega"akhirnya keluar juga kalimat ini..hanya ini yang bisa kuucapkan karena tangisanku menjadi lebih kencang.
Bian pun beranjak kemudian hanya duduk di lantai di sisi ranjang dan memohon padaku,namun aku tetap tak bisa menerima dan hanya menangis.
Hari ini berakhir dengan pengusiran Bian dari apartment ku. Ya aku yang menyuruh Bian untuk pergi, karena aku sudah ga sanggup melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Urban
RomanceSo simply story yang banyak terjadi di sekitar kita, just take the positive thing and throw away the negative things . Jika ada kesamaan cerita atau nama dari novel ini, itu bukanlah sebuah kesengajaan. ** Gadis usia 17 tahun dengan hobinya di duni...