Selalu Dia yang terbaik

13 1 0
                                    

Hari ini aku memang lagi ga ada kesibukan, dan Mas Bian pun sudah kasih tau ke aku kalau hari ini mau ajak makan berduaan saja di sebuah restoran.

"Sayang kamu udah siap?"Suara Mas Bian dari ruang tv.
"Eh anak papi lagi makan ya...Starla cantik ama suster dulu yaaa... Papi ama mami mau jalan dulu" Mas Bian lagi bercanda dengan Starla.

"Iya Mas..bentar 3 menit lagi ya..udah selesai kok ini" jawabku setengah teriak dari kamar...pasti terdengar karena pintu kamar kubiarkan terbuka dari tadi.
**

Mobil sudah melaju di Tol.
"Mau lunch kemana kita mas?"

"Saung Talaga, maminya Starla" jawab dan menengok sebentar ke arahku.

"Oh ya Sayang, nanti ada beberapa teman yang gabung makan.
Ada sekalian meeting kerjaan sebentar,tapi mereka ga akan lama kok. Jadi habis itu kita bisa pacaran" canda Bian sambil colek pinggangku

"Siapa Mas?" aku penasaran.

"Nanti juga kamu tau...udah ga usah bahas dulu ya sayang...lagi konsen nyetir" Mas Bian berdalih.
**

Aku sudah memesan beberapa menu ga ketinggalan karedok dan kerupuk ama sambel mangga kesukaanku.

Ga lama ada perempuan dan laki laki masuk saung kami, ya ruangan makan ini tersendiri modelnya seperti rumah khas jawa barat.

Aku belum menyadari siapa yang datang, karena perempuan itu ber kacamata dan rambutnya memakai scarf.

Saat dia membuka kacamatanya aku
langsung menyadari itu Fika, tapi siapa laki laki disebelahnya.

"Selamat siang Mba Mei, perkenalkan saya Fika dan ini tunangan saya Riswan" di ulurkan tangannya mengajakku bersalaman.

Plak.....kutampar keras wajahnya Fika "eh buat apa kamu kesini perempuan ga tau malu"

Fika sangat kaget dengan tamparan itu, dia ga menyangka karena baru datang sudah langsung kutampar.

"Meisya Sayang tenang dulu sayang, kita duduk dulu...sayang nanti ada yang lihat ...kamu sabar dulu."Mas Bian langsung merangkul badanku menjauhkan dari Fika.

"Apa Mas aku harus sabar, menghadapi manusia ga tau malu ini?gara gara dia Mas..aku kerja ga tenang, gara gara dia juga rumah tangga kita seperti ini" emosiku meluap dan wajahku serasa panas.

Setelah kami duduk semua , fika memulai pembicaraan kembali.

"Mba Mei saya minta maaf, tapi saya juga ga terima kalau mba Mei menampar saya. Saya kan disini juga datang karena ka Bian memaksa saya untuk bertemu Mba. Mba harusnya ga usah lebay begini, berita diluaran itu kan bukan saya yang bikin. Media mau bikin berita apa dan bagaimana , itu semua agar berita mereka laku" jawab Fika setengah marah.

"Hei kamu perempuan brengsek, sudah salah masih ga mengakui. Semua ini ga akan terjadi kalau kamu ga duduk di pangkuan suami saya.
Kamu memang mau numpang tenar, dan hari itu kamu juga sengaja bawa wartawan kan?"kutunjuk tunjuk wajahnya Fika.

"Oke oke mba Mei, saya akui hari itu saya undang wartawan. Tapi untuk hal lain...kebetulan saya mau terjatuh dan ga sengaja duduk mendekati ka Bian. Begini ya mba Mei, hari itu ada Riswan juga. Mba mei tolong mengerti mana mungkin saya berbuat begitu dengan sengaja dihadapan tunangan saya sendiri?"

"Ya saya makasih, ini membuat saya dikenal masyarakat. Tapi saya juga ga suka mba, saya masuk ke dunia entertain dengan image perebut suami mba Meisya" jelas Fika panjang lebar.

"Jadi ini bukan settingan kamu lagi, siapa ini Mas Riswan? Betul tunangan kamu?"tanyaku sinis.

"Mba Mei tolong sopan ya, saya sudah berusaha menerima undangan siang ini. Mestinya ga perlu saya begini ini kan urusan rumah tangga mba Meisya dengan ka Bian. "

Gadis UrbanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang