Seminggu sudah berlalu sejak kejadian itu, Bian tetap menghubungi disela kesibukannya sebagai Photografer.
Sekarangpun aku sedang baca whats app nya "Sayang kamu sudah makan?besok aku ga ada jadwal pemotretan diluar dan untuk distudio bisa di urus faizal dan enong.
"Jam 7an pagi aku ke apartment mu ,mau kubawakan sarapan apa...ketoprak,bubur ayam, lontong sayur, nasi uduk?"
Aku senyum membaca pesan Bian, karena dia menawarkan semua makanan itu seperti orang jualan.Jujur aku jadi lemah juga, Bian ga ada bosennya mengirimiku pesan entah di whats app atau di line dan audio message walau aku cuma jawab singkat dan kadang hanya kubaca tanpa ada niat membalas pesannya.
Aku yakin Bian menunggu balasan whats app dariku...karena ku liat dilayar ponselku masih tertulis online dan Bian juga sudah melihat di layarnya sudah dibaca karena contreng biru yang ada dilayar ponselnya pasti terlihat, artinya aku sudah membaca pesannya.
"Mei are you there, i know you there sayang, please kasih tahu aku, kamu mau sarapan apa?aku ga mau nanti ga kamu makan, kalau beda yang kubeli dengan seleramu untuk sarapan pagi besok."
Masuk lagi pesan whats app dari Bian.Aku hanya senyum bisa saja Bian ini
memancing agar bisa ketemu, segitu pentingkah sarapanku...ga tega juga aku "ketoprak" hanya itu balasku sambil tertawa kecil.Berharap Bian juga bisa tertawa melihat balasanku yang singkat padat dan jelas. Artinya aku mengijinkan dia datang.
"Yes yes yes, makasih Meisyaku sayang. Besok kubawain abang ketopraknya sekalian kalau kamu minta akan ku bawain" gumaman keras Bian sambil meloncat bahagia diseberang sana diruangan kantor studionya.
Alunan musik singkat dari ponselku,nada dering dari notifikasi whats app ku berbunyi lagi..ya aku tau pasti Bian mengirimkan pesan lagi.
"Seperti biasakan sayang, ketoprak dengan cabai rawit 5 biji banyakin kecap manis dan kerupuknya dipisah" itulah pesan dari Bian yang kubaca.
Aku cuma bisa tersenyum membaca ini, ternyata Bian selalu mengingat hal se detail ini. Ya kurasa Bian memang menyayangiku, ups...apa ini hanya karena dia hapal dengan kesukaanku aku jadi lemah lagi, "enggak enggak aku masih sakit hati sangat sakit hati dan seluruh jiwaku sakit " teriakku tanpa sadar.
Ga begitu lama masuk lagi pesan "Mei aku mau dengar suara kamu, ga sabar menunggu besok pagi ,boleh ga yah jam ini kuputar biar cepat jam 7 pagi😊" whats app nya Bian dengan emoticon senyum.
Aku baca terus aku liat jam dinding sudah menunjukkan pukul 21.05 malam. Sebenarnya susah untuk menggambarkan perasaanku sekarang,sejujurnya aku juga sangat merindukannya ...ya benar merindukan Biantara Prakasa berperawakan tinggi putih,kekar, bahunya yang tegak dengan dada bidang. Bian orang yang sangat supel mungkin karena pekerjaannya sebagai Photografer menuntutnya juga seperti itu, terkadang bisa sangat lembut namun selalu tegas tindakannya dan yang paling kusukai dia detail dalam segala hal serta sangat penyayang.
Kalau mau menggambarkan Bian sangat banyak kelebihannya baik dari segi fisik dan perilakunya, karena itu juga dua tahun yang lalu tanpa pikir panjang saat Bian memberikan signal dan menyatakan perasaanya padaku aku tidak ada perlawanan langsung kuterima. Ya kami sama sama orang yang sangat blak blakkan, bedanya Bian lebih dewasa aku lebih kekanak kanakan. Ya mungkin ada pengaruh dari usia, aku masih 17tahun dan Bian sudah 27tahun. Aku memang terpaut 10 tahun dengan Bian, pertemuan kami pertama kali di agency model tempat mengasah bakatku, hari itu Bian lah yang lagi tugas untuk foto beberapa model di agency kami, dan aku termasuk salah satu dari model yang akan di foto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Urban
RomanceSo simply story yang banyak terjadi di sekitar kita, just take the positive thing and throw away the negative things . Jika ada kesamaan cerita atau nama dari novel ini, itu bukanlah sebuah kesengajaan. ** Gadis usia 17 tahun dengan hobinya di duni...