Tuan, apakah kau tak mendengar ada seseorang yang memanggil nama mu
Yaa..., Dia memanglah rakyat biasa
Bahkan kaum seperti mu bisa saja menyebutnya rakyat jelata
Rakyat jelata yang terus mencoba memanggilmu
Ia berulang kali mengerang menyebut namamu dalam relung hatinya
Rakyat jelata itu rindu padamu
Ia tak tahu harus berbuat apalagi
Ia menyebut nama mu dalam doa sebagai pereda rindu yang kian mengoyak jiwanya,
Hanya itu yang bisa ia lakukan
Hanya dalam degupnya ia berani mengungkapkan
Ia takut Tuan,
Ia hanyalah rakyat jelata yang tak pantas untukmu
Ia mengakui itu,
Namun rasa kasihnya padamu bisa melebihi rasa kasihnya alam semesta yang Tuhan berikan untukmu.
Tuan,
Kau tak tuli bukan
Jika kau tuli, kau masih bisa membaca melalui matanya
Jika kau buta, kau bahkan masih bisa bercakap dengan lisan yang kaku ketika harus berbicara
Dan bahkan jika kau bisu sekalipun, kau masih bisa merasakan degup nya dalam dadamu
Kau itu sesosok manusia yang diagungkan semesta Tuan, jadi kau tak kan mungkin mengalami mati rasa.
Rakyat jelata itu hanya ingin kau berbalik lalu, kau menorehkan sunggingan yang terukir diantara kedua pipimu.
hanya itu saja, Tuan.Cinta, Kasih, bahkan Rindu memang lah rumit tapi lebih rumit lagi jika kau memendamnya,
Percayalah itu akan lebih menyesakkan dadamu
Namun;
Kau akan merasakan apa arti pereda rindu yang sesungguhnya, ketika kau berani untuk mengungkapkannya-NisaApriliya
KAMU SEDANG MEMBACA
Larik Aksara
PoesíaHanyalah sepatah rindu yang ku tuangkan dalam sepahat kata usang berdebu