annoying friend― choi hyunsuk ✔

2 ; hyunsuk yang luar biasa pede

"Ini Hyunsuk mana, sih?"

Sudah hampir satu jam, lima anggota kelompok lainnya yang tadi janjian mau ketemuan buat ngomongin tugas menunggu di gazebo fakultas.

Tapi yang ditunggu tidak kunjung datang.

"Hay, telpon gih."

Hayoon melambaikan jari-jarinya, "Gue lagi balesin komen haters, lo aja yang nelpon dia."

"Gayaan, sok tenar lo."

"Gue ga ada nomernya." Jawab Jinyoung singkat.

"Lo gimana, sih, satu kelompok kok ga punya nomernya." Sahut Byunggon.

Jinyoung langsung menoleh, "Emang lo punya?"

"Ya udah, aku aja yang nelpon." Minseok langsung mengutak-atik HPnya.

Dari sekain banyak anak, memang cuma Minseok yang bisa diandalkan.

Isi HPnya berfaedah. Kontak HPnya penuh sama nomer dosen, dan nomer hampir semua anak angkatannya.

"Ga diangkat."

"Coba line." Usul Moonhee.

Minseok menggeleng lagi, "Diread aja engga."

Semuanya lihat-lihatan.

"Udah, nih, feeling gue jelek."

Hayoon langsung mengiyakan ucapan Jinyoung, "Seharusnya, waktu Pak Tris nentuin kelompok, kita semua protes."

"Protes gimana, lo ga denger ya tadi, kalo protes lagi gue bakal dikasih nilai F."

Hayoon memutar bola matanya, "Ya, kan, nilai lo ga ada hubungannya sama gue."

"Lagian kebanyakan bolos, sih. Pak Tris jadi sentimen, kan." Sahut Moonhee.

"Bodo amat."

Minseok langsung mengetuk pagar kayu di sampingnya, "Udah, itu anaknya dateng."

Semua mata langsung tertuju pada Hyunsuk yang berjalan santai dari kejauhan, dengan tas yang di selempangkan asal di bahu kanannya.

Dagunya diangkat. Sok keren banget.

"Aduh. Sorry, nih, ya, gue telat."

Sama sekali tak ada wajah yang menunjukkan rasa bersalah.

Datang-datang, Hyunsuk langsung cengengesan.

"Maklum, gue biasanaya cuma kumpul sama orang-orang penting doang."

Semuanya otomatis langsung memasang wajah bingung.

"Ya bukan maksudnya kalian ga penting, cuma biasanya gue cuma ketemu sama orang yang lebih penting aja."

Hyunsuknya ketawa-tawa, yang lain cuma ngeliatin Hyunsuk diam.

Kan, feeling jelek Jinyoung ternyata benar adanya.

"Ini, kita ga mau kenalan dulu?"

Byunggon langsung menunjukkan wajah malasnya, "Ngapain, udah sekelas juga, kaya anak tk aja apa-apa kenalan."

Tapi, seperti tak mendengarkan yang lain, Hyunsuk masih berdiri di depan kelima anggota kelompoknya.

"Kenalin, nama gue Hyunsuk, panjangnya Dario Hyunsuk Hartawan. Biasa dipanggil Gabe."

"Gabe diambil darimana?"

Hyunsuk menyisir rambut dengan tangan kananya, "Gabe, ganteng bener."

Gini doang sudah bikin kesel, sih ya.

"Dulu waktu sekolah, gue selalu dijuluki SPG." 

Hyunsuk masih melanjutkan promosi dirinya.

Hayoon memutar bola matanya malas, "Ya cocok, banyak omong kaya sales blender."

"Nope!" Hyunsuk mengangkat telunjuknya, "SPG, Siswa Paling Ganteng."

"Asu arek iki, kok nggarai emosi, seh!"

Kalo emosi, Bahasa Jawanya memang Jinyoung suka keluar tanpa sadar.

"Jadi kita mau gimana?"

Moonhee berusaha menengahi keadaan.

Hyunsuk langsung menjentikkan jarinya, "Observasi bisnis keluarga gue aja."

"Oh, emang ada ya?"

Hyunsuk langsung melirik ke arah Minseok.

"Loh, jangan salah. Keluarga gue semua itu pebisnis. Dari kakek buyut sampe cucu-cucunya semuanya pebisnis dan SUKSES."

Hyunsuk menekankan kata terakhirnya dengan nada bicara pamer.

"Dari jual sop kaki kambing sampe bisnis properti, semuanya jalan. Tau ga, bapak gue dulu kuliahnya di Manchester, pengen liat MU katanya, jadi sambil menyelam minum lemon squash campur degan hahaha."

Hyunsuk kembali tertawa, "Gue lucu juga ya."

Yang lain masih cengo.

Kayanya emang ada satu saraf yang putus di otaknya Hyunsuk.

Ya emang penting banget gitu, dia menceritakan semua silsilah keluarga dan kisah hidupnya.

"Ini ada lagi ga, sih yang mau diomongin?"

"Hah?"

"Ya kalo ga ada mendingan gue pulang, masih banyak urusan ini gue. Orang sibuk."

Ya dia ga sadar diri aja kalo selama ini cuma dia yang nyerocos tanpa henti.

"Jadi mending sekarang semuanya pulang. Kalo ada yang perlu diomongin, chat di grup aja."

Satu jam menunggu, dan cuma gini aja?

Ada batu nganggur ga buat dilempar?

annoying friend 💢