Two

1.2K 71 0
                                    

Kini pernikahan telah didepan mata. 62 jam lagi saya akan sah menjadi istri dari seorang pengusaha kaya. Rian Anggara. Seorang pengusaha yang tidak bisa disepelehkan namanya di Indonesia.

"Bu Syfa takut"

"Takut kenapa nak?"

"Bagaimana jika Mas Rian tidak sungguh-sungguh dengan Syfa. Kita hanya orang biasa bu. Bagaimana mungkin orang seperti Mas Rian..."

"Syfa, anak ibu satu-satunya. Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah nak. Menyatukan dua orang yang tidak saling mengenal bukan hal yang sulit bagi-Nya"

"Tapi bu"

"Ibu melihat kesungguhan dimata nak Rian"

Ibu benar. Laki-laki itu terus menunjukkan keseriusannya untuk meminang anak gadis ibu. Tapi, tidak dengan saya. Mas Rian bahkan tidak pernah mencoba menghubungi saya, bahkan laki-laki itu mungkin tidak memiliki nomor ponsel saya.

Banyak hal yang membuat saya bimbang di detik-detik terakhir ini.

Kenyataannya bahwa mas Rian adalah seorang pengusaha sukses membuat saya meragu. Gadis pengangguran tanpa nama hebat dibelakangnya ini apa pantas bersanding dengannya?

Bagaimana dengan keluarganya? Apakah mereka akan mau menerima gadis super biasa seperti saya? Tidak ada yang bisa dibanggakan dari saya. Lalu, bagaimana kelak dengan ibu? Apakah ibu harus hidup sendirian? Bagaimana jika keluarga Mas Rian memandang rendah pada ibu? Tak masalah jika berlalu demikian terhadap saya, tapi tolong jangan pada ibu. Malaikat surga saya itu terlalu baik untuk disakiti.

Waktu semakin beradu dengan detak jam. Semakin mendekati waktu yang dinanti, namun otak saya tidak mampu berhenti berfikir. Segala hal, segala kemungkinan terburuk sekalipun hinggap tanpa diundang.

Sulit sekali rasanya memejamkan mata. Padahal tinggal menghitung jam status saya akan berubah. Esok, saya bukan lagi anak gadis ibu. Namun, mengapa setan seakan terus membisikkan hal-hal gila. Ingin rasanya membatalkan pernikahan yang telah didepan mata ini.

🍂🍂🍂

"Saya terima nikah dan kawinnya..."

Tubuh saya bergetar. Kalimat sakral itu baru saja terdengar begitu lantang disebutkan seseorang diluar sana.

"SAH"

Suara banyak orang mengucap SAH merubah hidup saya. Kini pria yang baru saya kenal beberapa bulan lalu telah resmi menjadikan saya sebagai istrinya.

Bergetar. Seluruh tubuh saya bergetar dibuatnya. Hanya dengan menunggu dia hingga mengucapkan kalimat sakral itu bisa membuat saya segemetar ini. Tidak bisa digambarkan dengan Kata rasanya.

Kini hidup saya bukan lagi tentang saya dan juga ibu, tapi dia. Ada dia, laki-laki asing yang entah dari mana datangnya.

🍂🍂🍂

Musahabah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang