Juli 2014
"Chukhahae! Kau benar-benar bisa melakukannya!"
"Jeongmal gomawo, Hun-ah. Ini semua juga karena bantuanmu."
Rasanya masih antara percaya-tak percaya. Aku dan Sanghun berhasil diterima di universitas yang sama. Yonsei University.
Ini sungguh luar biasa!Namun aku mengakui, ini bukan karena kepandaianku semata. Ini semua berkat bantuan Sanghun. Dia yang berusaha ekstra keras di masa ujian kemarin.
Bukan hanya belajar untuk dirinya sendiri, ia juga harus mengajariku bahkan hingga malam. Sanghun tentu sangat lelah saat itu.Kini, ujian kelulusan sudah berakhir, ujian perguruan tinggi pun sudah berlalu. Kami hanya perlu menunggu hingga waktu masuk perkuliahan tiba. Kira-kira masih satu bulan lagi.
"Mimi-ya, bagaimana kalau kita pergi refreshing hari ini? Kebetulan juga ini akhir pekan. Aku ingin menyegarkan pikiran."
"Ah, ide bagus! Tapi, mau ke mana kita?"
"Molla, aku ingin melakukan banyak sekali hal. Bersepeda, berjalan-jalan di taman, menonton film, ke game center. Ke mana dulu ya?"
"Bagaimana kalau Olympic Park? Aku akan bersiap-siap dulu. Aku belum mandi!"
Aku segera berlari masuk, menghindar komentar Sanghun tentang ucapan terakhirku.Tak berselang lama, ponsel Hyemi berdering.
Sanghun melirik nama yang tertera di layar. Jaehyun.
Sepertinya panggilan ini harus diterima..."Hyemi-ya, aku melihat namamu di papan pengumuman. Kau diterima! Chukhahae ne!"..
"Akan kusampaikan padanya nanti."
.."Huh? Igeo nugu? Lee Sanghun-ssi?"
"Ne. Waeyo? Kau terkejut?"
.."A–Aniya. Kau sedang bersama Hyemi? Tolong biarkan aku bicara dengannya sebentar."
"Hyemi masih bersiap-siap di kamarnya."
"Ah, begitu.... Kalian akan pergi bersama?" Sanghun merasa ada raut kecemburuan dalam kalimat itu.
"Eung, merayakan keberhasilan kami."
.."Sanghun-ssi, apa kau ... menyukai Hyemi?"..
"Hmm ... bagaimana menurutmu? Sudah dulu ne, aku juga harus bersiap-siap. Annyeong!"
Panggilan berakhir, dan Sanghun tersenyum senang. Ia merasa seakan sudah menang dari Jaehyun.
Padahal ia sendiri belum menyatakan bergabung dalam medan perang.
Bak prajurit tanpa identitas. Yang seandainya berjasa banyak dalam perang pun, tidak akan dikenali, tidak akan diakui.@Namsan Tower
"Hun-ah, kenapa kita ke sini? Kau mau memasang gembok cinta, eoh?
"Geurae." Sanghun mengeluarkan sebuah gembok berwarna biru muda, juga spidol dari saku. Entah kapan ia membelinya.
"Nama siapa yang akan kau tulis?"
"Uri ireumiya."
"Uri ireum? Kita bukan couple, Hun-ah."
"Apa harus sepasang kekasih yang memasang gembok di sini? Aku ingin persahabatan kita berlangsung selamanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sad Christmas (슬픈 크리스마스) - Mini Novel
RomanceTernyata, Natal memang tidak selalu berbicara tentang kebahagiaan sempurna. Ada kalanya kita harus merasa sedih, untuk tahu bagaimana rasanya senang. Kita perlu merasa kehilangan, untuk tahu bagaimana rasanya memiliki. Baik maupun buruk, keduanya...