#32 THE VERY LAST

9 1 0
                                    

Berbicara tentang Natal, di beberapa tahun terakhir aku memang selalu mendapat kesialan ketika Natal tiba.
Tentu aku kecewa, dan kadang marah pada Sang Pencipta.

Kedua orangtuaku mendadak pergi. Dan ketika ada penghibur lain yang membuatku kembali bahagia, dia pergi juga.
Aku merasa benar-benar sendirian di dunia yang luas, dengan milyaran manusia.

Ternyata, Natal memang tidak selalu berbicara tentang kebahagiaan sempurna.
Ada kalanya kita harus merasa sedih, untuk tahu bagaimana rasanya senang.
Kita perlu merasa kehilangan, untuk tahu bagaimana rasanya memiliki.

Baik maupun buruk, keduanya harus berjalan seimbang.

Mungkin selama ini aku hanya melihat dari sisi buruk saja, tidak berusaha melihat sisi baik.
Aku hanya bisa mengkhayalkan tentang hal yang lebih dari apa yang ada saat ini, hingga aku selalu merasa kurang.

Harusnya aku sudah merasa bersyukur dengan adanya Sanghun, kemudian menjaganya sebaik mungkin sama seperti ia menjagaku.
Harusnya aku memberi perhatian lebih sama seperti besarnya perhatian yang ia beri padaku.

Ketika semuanya sudah berlalu, barulah aku menyadarinya.

Terlambat sudah.

Menyesal seumur hidup pun tidak mampu mengembalikan semuanya seperti semula.

Ya, seharusnya tidak ada yang kubenci.
Tidak ada yang bisa disalahkan.

Mungkin semua ini terjadi karena bagian dari takdir.
Seandainya aku menjaga Sanghun dengan baik pun, pada akhirnya dia juga akan pergi ketika waktunya tiba.
Mungkin karena itu, Tuhan mengirimkan Jaehyun, Sunmi, dan teman-teman yang saat ini ada bersamaku.

Seperti yang kujanjikan pada Sanghun. Aku akan hidup dengan baik.

Aku akan berusaha untuk hidup dengan baik.

"Hyemi-ya, bisakah kau ambilkan beberapa peralatan makan lagi? Masuklah saja, dan ambil di dapur," ucapan Jaehyun membuyarkan lamunanku.

"Ah, ne!"
Aku, Sunmi, Jaehyun, dan beberapa teman lainnya sedang berkumpul bersama di halaman rumah Jaehyun. Kami membakar daging, jagung, udang, serta menyiapkan snack untuk merayakan pergantian tahun.

"Hmm, kira-kira apa lagi ya?" aku mengambil beberapa sendok, garpu, serta sumpit. Barangkali dibutuhkan.

"Ups!"
Tidak sengaja aku menyenggol gelas yang tergantung di rak piring. Gelas plastik itu terjatuh dan menggelinding beberapa saat.

"Huh, untung saja ini gelas plastik," gumamku.

Arah gelinding gelas itu membawaku pada pintu sebuah ruangan. Sepertinya itu kamar Jaehyun. Kenapa ia tak menutup pintunya?

....

Tunggu sebentar.

Sekilas aku melihat ada fotoku yang terpampang di dinding.

Tak sadar, sedetik kemudian aku sudah berada di dalam kamar itu.

Terlihat ada beberapa fotoku yang terpampang di meja komputer, juga meja belajarnya. Di beberapa bagian, tertempel kemasan rokok yang sudah kusut.

Demi Hyemi! Kau harus bisa!

Beberapa sticky notes berisi kata-kata senada juga terlihat berceceran.

Apa maksudnya ini?

"Hyemi-ya, kau sudah menemukannya?" itu suara Jaehyun.

Aissh, harusnya aku segera keluar begitu mendengar suara Jaehyun. Pasti ia menganggapku lancang sekali karena sudah masuk ke kamarnya.

"Ah.... ini ... m-mianhae! Aku tidak sengaja...." Aku harus beralasan apa?!

"Hyemi-ya, kau tidak seharusnya melihat ini." Jaehyun menyeretku keluar dari kamarnya, dan menutup pintu itu rapat-rapat.
Ada rona kemerahan di pipinya.

"Oppa, jeongmal mianhae. Aku tidak bermaksud lancang. Tapi, kenapa ada fotoku di sana?"

Mendadak langkahnya terhenti.

"Aku berusaha keras untuk berhenti merokok selama tiga tahun ini.
Setiap kali timbul keinginan merokok, aku melihat foto-foto itu. Dan aku berhasil menggagalkan niat untuk merokok. Aku ingin menjadi namja yang kau sukai.

...

Hatiku terenyuh mendengar penjelasannya.
Aku tahu dia jujur. Itu bukan cerita yang dikarang.

"Hyemi-ya.... Sejak tiga tahun lalu, kita belum putus, kan?" Jaehyun perlahan melangkah mendekat.

"M-maksudnya bagaimana, Oppa?" hei, aku gugup!

"Tidak pernah ada kata 'putus' yang terucap dariku, ataupun darimu. Kau hanya tidak ingin bertemu denganku. Kita belum berakhir."

"T-tapi, bukankah itu sam–"

"Bagaimana kalau kita melanjutkannya sekarang? Aku tidak pernah bisa melupakanmu selama ini." Dia menggenggam tanganku lembut.

Jujur saja, aku merasa senang. Namun juga takut, sekaligus merasa bersalah padanya.
Dulu, aku tidak sepenuh hati menjalani hubungan dengannya. Aku hanya menggunakannya sebagai pelarian.

"Oppa.... Aku merasa jahat untukmu."

"Wae geurae?"

"Aku tidak bisa memberimu banyak cinta seperti yang kau lakukan padaku. Dulu, aku hanya menjadikanmu sebagai tempat pelarian, karena saat itu aku kehilangan sosok Sanghun. Aku begitu jahat, kan?" aku sudah siap menerima konsekuensi kalau ia akan marah setelah ini.

"Aku sudah tahu tentang itu." Ia membelai lembut puncak kepalaku.

"Huh?"

"Semua terlihat jelas dari sikapmu. Sebelum itu aku tahu kalau kau sudah menyukai Sanghun, tapi aku tak peduli, saat itu pun aku egois karena ingin memilikimu sepenuhnya."

Jeda sejenak.

"Sekarang aku sudah mengerti. Percuma saja jika aku memilikimu, namun tidak mampu membahagiakanmu. Dan saat ini, aku berharap kau memberiku kesempatan untuk itu."

"Oppa, bagaimana jika aku tidak bisa melakukan seperti yang kau lakukan? Aku tidak ingin menyakitimu lagi. Aku takut...."

"Hyemi-ya, setiap orang memiliki cara yang berbeda untuk menunjukkan cintanya. Aku akan menunjukkan dengan caraku sendiri, dengan kemampuanku. Kau tidak harus melakukan yang sama. Yang terpenting adalah, apa kau juga memiliki rasa yang sama?"

...

...

Aku akan berusaha untuk menunjukkan cintaku dengan caraku sendiri!


"Jeongmal bogoshipeoyo, Oppa!" Aku memeluknya begitu erat. Sebagai tanda terima kasih sudah begitu mencintaiku, juga sebagai jawaban atas pertanyaannya.

Mulai hari ini, aku akan berusaha untuk lebih peduli pada orang di sekitarku.
Aku akan berusaha memberi yang terbaik untuk mereka semua. 

Aku akan berusaha menunjukkan cintaku dengan cara terbaik yang kubisa!





Katakan apa yang ingin kau katakan.
Tak perlu lewat penantian.
Karena waktu alami pergantian.
Dan semuanya butuh kepastian.



Dan semuanya butuh kepastian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 20, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sad Christmas (슬픈 크리스마스) - Mini NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang