Care

89 22 3
                                    

"You are perfect just the way you are, baby."

.

,

Aku bernafas berat sekali, mencoba menekan jantungku agar tidak berdetak terlalu keras. Aku risih duduk disini sebenarnya. Pandangan di sekitar membuatku alergi, mengingatkanku pada pandangan ibuku yang sering memukuliku. Untuk kesekian kali aku teringat adikku yang kutinggal sendiri di Gwangju. Aku hanya ingin cepat lulus.

Terutama meja bundar ini, sangat mengganggu. Apa ada maksud tersendiri Jungkook memilih duduk disini. Kau pikir kita akan konferensi? Tidak, aku hanya akan mengadakan konferensi tugas mata kuliah dengan Taehyung disini.

Jeon Jungkook adalah sahabat Kim Taehyung, salah dua anggota dari tujuh orang paling diincar di dunia. Dan hatiku dengan kurang ajarnya mau saya jatuh pada seorang Jeon Jungkook dan Minji jatuh pada Taehyung.


"Jadi,"

Aku dan Taehyung menatap Jungkook bersamaan, suara khasnya berhasil membangunkanku dari lamunan. Aku memutuskan membeli minuman agar suasana tidak awkward. Sementara Taehyung makan dengan lahapnya, tidak memperhatikan aku yang hampir mati melihat Jungkook yang kini menatapku.

"Kau tidak ingin memperkenalkanku pada pacar barumu?"

Aku hampir tersedak, kupikir aku akan mati. Tapi tidak, aku tidak boleh mati dulu.

"Bukan, Jung. Dia hoobae yang satu kelas denganku dan kami satu kelompok mata kuliahnya haraboji."


Demi dewa! Imutnya! Jung? Taehyung memanggilnya Jung. Aku hampir meleleh, apa aku juga bisa memangilnya Jung?

Tunggu, garis bawahi kata baru dari kalimat tanya Jungkook. Berapa banyak pacar Taehyung sampai aku dikatai baru?

"Oh, siapa namanya Tae?"

Taehyung melirikku, aku tahu itu arti dari kata aku lupa namanya. Padahal dia duduk lama di sebelahku tadi dan dengan jelas aku sudah memperkenalkan diri pada seluruh kelas.

"Kwon Yubin, Jeon-sshi." aku menekan kata sshi disana, berharap mendapat kata semisal kau boleh memanggilku Jung juga.

"Panggil aku sunbae saja, Yubin-ah."

Kurasa tubuhku masih bisa bergerak normal, tapi bibirku tidak. Senyumku benar-benar mengembang tak kempis-kempis. Aku takut mereka melihatku aneh. Tapi apa yang lebih membahagiakan selain bisa satu meja dengan orang yang kau suka? Apalagi dia termasuk dalam tujuh orang lelaki paling diincar di dunia. Aku yakin banyak orang yang iri denganku sekarang.


"Jadi sunbae, kita jadi ke perpustakaan kan?" aku bertanya hati-hati takut dia pecah lalu tiba-tiba marah padaku. Siapa yang tidak suka melihat cara Taehyung makan. Demi kerang ajaib dia imut sekali, bahkan kulihat Jungkook memperhatikan Taehyung sambil tersenyum. Senyuman Jungkook adalah kelemahanku.

"Untuk apa kita ke perpus?"

Ha? aku bertanya dalam hati.

"Mengerjakan tugas mata kuliah yang tadi."

"Siapa?"

"Haraboji." jawabku menirukan cara Taehyung memanggilnya, walaupun aku juga menyebut profesor tadi seperti itu.

Taehyung masih memasang wajah penuh tanya dengan pipinya yang menggembung. Jungkook akhirnya tertawa, tangannya bergerak memukul tengkuk Taehyung.

"Ya, pelupa. Dia disini menunggumu makan dan kau melupakannya begitu saja?" Jungkook tertawa lagi. Oh Tuhan, selamatkan hatiku.

Silent SpringWhere stories live. Discover now