Queen (die) Pt. 2

31 9 1
                                    


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


It's hard for me to say, cause we can see how it's gonna end but I still loving you for this very hard time for me. God made you just for hurt me, but with the foolness I'm still here for you.


You shouldn't in my heart, Jeon Jungkook.

.

.

Aku membisu dan turun dengan kaki begitu lemas, hingga akhirnya aku jatuh di ruang tamu lantai satu. Lima belas menit kemudian Kanna dan Jungkook turun.

"Wow, kau sudah mengemas semuanya?" tanya Jungkook kerkejut sekaligus rasa senang terdengar jelas dari suaranya.

Aku masih membisu, aku ingin jadi orang bisu saat itu juga. Aku yakin aku bahkan tidak berkedip sedetikpun dari dudukku di sofa besar empuk yang terasa bagai duduk di atas paku dan air mendidih. Telingaku masih mendengar kikikkan dari Kanna dan Jungkook, mendadak aku juga ingin jadi orang tuli saat itu juga.

Saat berada di dalam mobil pun mereka masih dengan bahagianya berkicau berdua. Mataku mendadak berair, tapi tertahan dipelupuk mata hingga terasa perih dan berat. Aku tidak ingin air mata ini keluar dari kandangnya. Aku membuang nafas berat, kupikir ini adalah nafas terberat dalam hidupku. Sampai akhirnya aku tidak menitikkan satu tetes pun air dari mataku. Sesungguhnya pemandangan jalanan tak menghiburku sama sekali.

.
.

.

Begitu sampai di rumah Kanna, kami bertiga di sambut dengan sangat bahagia oleh yang kuyakini sebagai ayah Kanna. Aku membungkuk memberikan salam setengah hati, sementara Jungkook sudah tampak terbiasa dengan ayah Kanna. Pembantu rumah Kanna keluar dari dapur dengan membawa beberapa  cemilan dan minuman. Aku pamit keluar untuk menghirup udara segar.

Aku sendiri ragu dengan apa yang ada di dalam pikiranku saat ini, aku bahkan tidak merasakan angin yang menyibak rambut panjang kusutku, aku sudah tidak memikirkan betapa bututnya bajuku, ataupun memikirkan apa yang akan aku lakukan saat sudah sampai di taman bunga sakura yang akan kami jadikan tempat piknik nanti. 

Angin terus menyibak rambutku hingga berterbangan yang membuatku harus memindahkannya agar tidak menyakiti mataku, dan disanalah aku melihat Taehyung. Dia berada di dalam garasi, mengendap-endap  ia membuka bagian depan mobil dan tampak memperbaiki sesuatu dengan mesinnya, anggap saja begitu karena aku lihat ada kotak perkakas di dekat kakinya. Wajahnya masih suram sama seperti saat di rumah Jungkook. Aku pergi dari tempatku, melihat Taehyung terutama dengan badai yang ada di wajahnya tidak akan menyembuhkan hatiku sedikitpun.


Jungkook keluar bersama Kanna mendekat kearahku.

"Naik mobil siapa nanti?" tanya Taehyung yang entah muncul dari mana, mungkin dari garasi tadi. Sedangkan aku hanya menatap flat shoesku kosong.

Silent SpringWhere stories live. Discover now