Joker

45 12 0
                                    

Peringatan : siapkan otak buat mikir XD

Happy Reading!


Aku sudah duduk selama satu jam di sini. Sebuah hall berukuran sedang yang dipenuhi banyak mahasiswa dengan hanya seorang profesor tua berambut putih. Suansana begitu hening bahkan dengan jumlah mahasiswa yang mungkin hampir 100 orang, aku bisa mendengar mereka saling berbisik dan beberapa mahasiswa yang tidak bisa masuk sedang berdiskusi di luar. Mereka menguping.

Aku menggigit kuku ibu jariku, tapi Taehyung dengan cepat memukul lutut yang berhasil membuatku terkejut dan menarik kuku dari mulutku. Benar, aku tidak boleh terlihat gugup saat ini. Aku menegakkan punggungku, menyibak rambutku ke belakang, dan duduk dengan dagu mengeras menatap Mingyu yang melirik aku serta Taehyung.


Ya, benar. Kami sedang berada dalam hall debat yang disiapkan haraboji, profesor merepotkan kami. Demi Tuhan, haraboji benar-benar ingin aku mati kutu. Seminggu sudah sejak Jungkook membentak aku dan Taehyung dalam pengajaran 'tahan mentalnya' di Pulau Nami. Dia terus memukul meja dengan keras saat aku dan Taehyung tidak bisa menjawab pertanyaannya. Beberapa kali dia memukul telapak tanganku dan Taehyung saat kami terjebak dalam argumen kami sendiri. Aku berasa salah satu tentara yang ikut WAMIL. Aku tahu dia tidak tega sebenarnya, tapi melihat sikap Taehyung yang selalu mengacuhkan segalanya, cara kasar sedikit terasa benar untuk diterapkan padanya. Masalahnya aku satu kelompok dengan alien malas ini, karena itu aku juga kena pukul rotan.

.

.

Haraboji menjeda sesi keempat debat hari ini, kulihat Mingyu berdiskusi dengan rekannya yang otaknya tidak kalah encer dengan milik Mingyu.

"Aku ingin mengeluarkan Royal flush." ujar Taehyung.

Aku mendelik, "Kau gila! Bagaimana kita bisa mengeluarkan royal flush kalau AS kita saja sudah diambil Mingyu di sesi ketiga tadi. Kita sudah kalah argumen di sesi barusan." Aku berbisik ala ala penjudi yang akan mengeluarkan kartu berikutnya. 


Mataku bergerak mencari presensi Minji. Dia masih duduk di kursi yang sama, kulihat alisnya mengkerut. Dia tahu bahwa aku dan Taehyung dalam posisi akan kalah dalam debat ini. Dalam sesi pertama dan kedua, aku dan Taehyung memang membawa suasana dengan baik. Walau kami pihak kontra tapi kami masih bisa mengendalikan jalannya, bahkan Taehyung berbicara dengan sangat baik dan tidak seperti debat sebelumnya. Dia bukan patung kali ini. Aku bisa melihat kilatan marah dalam matanya tapi masih terkendali. Bukan marah ingin membunuh atau emosi tidak berguna, kali ini terlihat jelas ia berusaha melindungi seseorang, aku sempat terkesima awalnya tapi aku tahu itu kilatan amarah karena dia ingin melindungi Jungkook.


Mataku bergulir melihat Jungkook, wajahnya tak kalah serius. Aku tahu kami bertiga berpikir keras sekarang. Dari awal sesi debat, semua yang kami lontarkan adalah yang Jungkook perkirakan dan yang Jungkook ajarkan pada kami. Tapi semua berubah sejak sesi ketiga, Mingyu yang mengendalikan situasi, itu tandanya aku dan Taehyung harus bergerak sendiri tanpa bantuan Jungkook.


"Sebenarnya, apa hubungan Jungkook dan Mingyu? Kenapa mereka saling terobsesi untuk menjatuhkan, bahkan kau juga begitu?"

Taehyung melirikku sinis, "Kau pikir itu urusanmu?"

Aku mengangkat bahu, "Penasaran." sahutku enteng dan melirik. Sepertinya haraboji akan memulai sesi terakhir ini.

Silent SpringWhere stories live. Discover now