Acclaimed

233 29 0
                                    

Salah satu petugas membuka pintu besi, membanting lebih tepatnya. Ia mencengkram siku kananku hingga aku sampai pada ruangan kedap suara dengan kaca bening besar di hadapanku. Seseorang duduk di balik sana.


Aku duduk menatap sepasang mata dengan bulu mata panjang nan cantik, yang bahkan lebih indah dari milikku. Hidungnya masih tetap mancung walau dia terang-terangan SUDAH akan membunuh seorang gadis tanpa dosa. Tangannya yang jauh lebih besar dari milikku bergerak gugup meremas sebuah masker putih. Ia menatapku tak bersuara. Aku tahu waktu kami tak lebih dari sepuluh menit di dalam sini.

"Kalau kau ingin berterima kasih, lakukan lain waktu." ucapku

Dia hendak membuka suara.

"Kalau kau ingin meminta maaf, lebih baik aku berkarat disini lebih lama lagi dari pada harus mendengarnya." imbuhku.

"Kau tahu apa niatku saat aku berada di mobil, tapi tak kusangka kau justru menolongku." jawabnya berkedip hampir membuatku pingsan karena ketampanannya yang cenderung cantik.

"Menolong?" aku tertawa masam, "jangan anggap aku ingin mendekam disini seumur hidup karena mencoba membunuh gadis yang bahkan tak tahu apa-apa. Aku sudah pernah dipenjara sebelumnya."

Kepala laki-laki itu mendongak menatapku membuat rambut keemasannya bergerak seiring gerakan kepala.

"Dua bulan," lanjutku, "Itu bukan berarti aku ingin lebih lama disini karena aku sudah terbiasa. Dua minggu. Ingat, kuberi kau waktu maksimal dua minggu untuk mengeluarkanku dari sini. Aku tidak ingin kata tapi." aku menekan kata maksimal disana.

Dia tidak menjawab.

"Kau pilih aku mati dan menghantuimu atau kau keluarkan aku. Dua minggu. Dan kunjungi aku setiap dua hari sekali, jangan lupa bawa bawa novel baru setiap kau datang kemari. Jangan novel roman bodoh, harus novel thriller, aku sudah muak dengan cinta."

Petugas dari lain ruangan mengetuk pintu dari luar. Ini sudah sepuluh menit.

Aku beranjak dari kursiku.

"Biar aku menunjukkan sesuatu yang bahkan tak pernah kau bayangkan." ucapnya parau.

Aku berhenti berjalan menjauh dan kembali menatapnya.


"Aku gay, Yubin."



*****


udah loh ya promptnya uda aku masukin wkwk enjoy my stories yeorobun, btw ini challenge nya kak kece eyaakk XD

augustddrugs

Silent SpringWhere stories live. Discover now