Saat sampai di gerbang sekolah tidak ada seseorang yang berlalu - lalang maupun seseorang yang sedang bercanda gurau
Sepi dan sunyi yang terasa di sekolah ini persis seperti sekolah kosong
Aku menepuk pundak Eunha "Ini mirip seperti kuburan bukan sekolah"
Eunha menoleh padaku "Kemana semua orang?"
Kubalas dengan mengangkat bahu tidak tau
"Dahyun! Eunha!" teriakan seseorang dari belakang otomatis kami berdua membalikkan badan dan melihat sesosok Chaeyoung yang berlari kearah kami dengan airmata yang menggenang dikelopak matanya
Dengan satu hentakan Chaeyoung memeluk kami berdua sambil sesegukan "Hiks hiks hiks"
"Kenapa Young?" tanyaku dan Eunha padanya
Pelukan kini melonggar, kulihat Chaeyoung tak henti - hentinya mengeluarkan air mata "Dah-Hyun hiks hiks Eu-eunha hiks hiks hiks i-i-itu hiks"
Aku mengelus bahunya "Waeyo? Katakan dengan jelas"
"Tarik nafas terlebih dahulu Young agar nafasmu teratur"
Chaeyoung mengikuti saran Eunha. Setelah nafasnya teratur Chaeyoung mengusap pipinya yang basah itu "Dahyun, Eunha i-itu si..." lagi - lagi Chaeyoung menangis dengan keras
Dahyun menggaruk kepalanya yang tak gatal "Aish jangan membuatku frustasi coba? Katakan dengan benar!"
"Mungkin Chaeyoung sedang tertekan Dahyun maka dari itu Chaeyoung sulit untuk mengungkapkannya" sahut Eunha yang masih merangkul Chaeyoung
Eunha mengusap airmata Chaeyoung "Young... Coba katakan dengan pelan - pelan"
Chaeyoung mengangguk lalu menatap diriku "Itu Hyun itu meninggal"
Dahyun semakin frustasi dengan kata - kata yang menggantung oleh Chaeyoung "Siapa yang meninggal?" kataku dengan nada meninggi
"Kontrol emosimu Dahyun" titah Eunha padaku
"Kau taukan Eunha aku tidak suka orang yang senang bertele - tele? Bagaimana aku tidak marah coba"
"Ya tapi tak usah memaksa Chaeyoung seperti itu, jangan egois seperti itu Dahyun. Jika kau diposisi Chaeyoung seperti ini dan dipaksa seperti itu kau mau tidak"
Diriku menatap Eunha kesal "Terserah" balasku acuh lalu meninggalkan mereka berdua dan tujuanku sekarang adalah kelas
Aku memang benci dengan orang yang bertele - tele. Aku lebih suka orang yang spontan jika berbicara
"UNNIE HANA MENINGGAL DUNIA"
Deg~
Langkah kakiku berhenti. Entah kenapa rasanya kakiku seperti agar - agar, kepalaku pusing seketika
Tidak mungkin!
Ini tidak mungkin!
Apa ini arti dari mimpiku kemarin?
Bruk!
"Dahyun!!"
Aku meremas rambutku hingga sakit menjalar di kulit kepalaku tapi aku tidak memperdulikannya "UNNIE HANAA!!! HIKS, APA MAKSUD UNNIE HANA MENINGGALKAN DAHYUN SEPERTI INI!! KENAPA UNNIE KENAPA?" teriakanku ditambah isak tangisku yang tak bisaku tahan lagi sesekali aku memukul tanah sehingga tanganku kotor
"Ini hanya mimpi? Ini hanya sebuah mimpikan?" aku kembali meremas rambutku
Suara langkah kaki mengampiriku dan membantuku untuk bediri "Dahyun! Berhenti menyiksa dirimu sendiri" sahut Eunha melepaskan tanganku dikepalaku
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling In Love (FIL);jjk
Fanfiction⚠Please, don't copy paste my story⚠ -Dahyun Aku benci anak nerd termasuk kau. Dengan senang hati diriku mulai membiasakan dengan mu. Tapi bukankah kau ingin aku pergi selamanya? -Jungkook Kau calon istriku yg membenci diriku dengan keadaanku. Aku bu...