07

1.3K 74 1
                                    

2 minggu sudah aulia koma.. Dan akhirnya aulia membuka kembali matanya. Yg pertama kali aulia tanyakan yaitu..

"Bayi aulia.. Sus.. Suster.. Bayi saya sus"aulia panik ketika perutnya sudah kembali rata.

"Aulia.. Ini mamah syang.. Aulia tenang nak"tenang mamah

"Bayi kakak mana mah.. Bayi kakak"isak aulia panik

"Bayi km mati dan pria brengsek itu pergi dengan kekasih barunya"ucap wira tiba-tiba.

Aulia syok tak percaya"papah bohong.. Anak aulia masih hidup dan kak nassar gak mungkin khianati Cinta aulia"

"Percaya atau tidak.. Mamah km saksinya"

"Mahhhh.. Semuanya gak benarkan mah.. Mamah kenapa diam aja mah. Jawab semua yg di katakan papah bohongkan mah"Aulia

Fani memalingkan wajahnya dan itu membuat aulia hancur sehancur hancurnya.

Hidupnya seolah mati.. Tak ada senyum maupun tawa. Bahkan aulia selalu menghindari semua anggota keluarganya.

Sepulangnya di rumah sakit diva begitu bahagia melihat sang kakak.

"Kakak.. "Diva memeluk erat aulia

Aulia berlalu begitu saja.. Lalu masuk kedalam kamarnya.

"Kak.. Kak aul kenapa? "Tanya diva

"Huss.. Ke kamar yuuuu"ajak putri

"Sekali lagi kau merusak putriku pah.. "Fani pun berlalu dengan kursi rodanya.

"Maafkan papah kak.. "

Di arpatemen nassar

"Cup sayangnya papah.. Jangan nangis ya syang. Papah tau km kangen mamah .papah pun sama.. "Lirih nassar

Bayi perempuan yg di beri nama nalia syadira yudhathama ini terus menangis. 2 baby sister yg menjaganya begitu prihatin dengan nasip nalia.

Nalia adalah korban dari kebencian sang opa pada papahnya. Nassar jujur dia masih memperhatikan aulia dari jauh. Rasa ingin memeluknya sungguh menggebu dalam hatinya.

Kamar nalia penuh dengan foto aulia dengan dirinya.. Menikah. Ngidam. Hamil besar.. Semua di pajang di kamar nalia.

Aku rindu kamu aulia.. Jangan benci aku karna ini. Jangan juga benci nalia.. Maafkanlah aku. Batin nassar

Di kamar aulia

"Kakak bolehkah putri masuk"

"Boleh.. Masuk aja de"ucap aulia

Putri pun masuk. Lalu duduk di samping aulia

Putri sedih melihat kakaknya yg selalu murung"kak.. Diva tadi cerita sama mput. Katanya dia tadi di hukum gara-gara nilai matematika nya 32"

"32?.."

"Iya.. Kak. Malu-malu in kan kak"ucap putri

"Divaaaaa"teriak aulia

Aulia langsung mencari diva. Putri tersenyum melihat kakaknya yg masih peduli dengan adiknya. Aulia memang selalu marah jika nilai rapot atau ujian adek2nya jelek. Apa lagi di matematika. Karna menurut aulia pelajaran matematika buat keluarga besarnya itu pelajaran yg gampang. Nyaris semua keluarganya memiliki nilai matematika 92 keatas. Nilai diva sebelum aulia pergi selalu di atas 90 tp sekarang merosot tajam.

Di kamar diva aulia marah besar"km tuh ko bisa de.. Nilai sekecil ini. Lihat kan mana kertas ujiannya.. Kakak mau lihat seberapa susah soal ujiannya"

Diva memberikan kertasnya dengan takut.

Saat aulia soalnya"ya allah de.. Ini kan soal yg pernah kakak bahas dulu"

Semua keluarga menyaksikan seorang kakak yg sedang mendidik adiknya.

"Kan lupa lagi kak.. Kakak sih perginya lam jadi diva gak bisa belajar lagi. Kak mput payahh klau ajarin diva"keluh diva

"Lohhh ko kakak yg di salahin.. Km aja yg males"bela mput

"Jangan banyak alesan de.. Jangan salahin kakak mput "tatapan tajam tertuju pada adik laki-laki satu-satunya itu.

"Udah gini aja.. Ps km kakak sita. Klau nilai km kembali Bagus kakak kembaliin dan akan belikan apa yg km mau. Setuju"aulia menadahkan tangannya

lalu diva membalasnya"setuju"

Di sini aulia memeluk sayang adiknya itu. Fani menangis haru melihat pemandangan yg beberapa Bulan lalu lenyap dari pandangannya.

Meski keluarga ku kembali bahagia.. Di hati kecilku aku mengkhawatirkan cucu cantikku. Bagaimana pun darahku ikut mengalir dalam darahnya. Cucuku masih kecil.. Dia membutuhkan ibunya. Sebaik-baiknya baby sister yang paling baik adalah seorang ibu. Batin fani

STATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang