08

1.4K 83 3
                                    

Meski terkadang sering malamun aulia jika dengan adiknya lebih ceria. Dan aulia kembali ke kampus untuk mengejar ketertinggalan nya .dia juga kembali ke sekolah musiknya. Sekolah  itu yg punya keluarga yudhathama.. Jadi otomatis nassar bisa kembali ke sekolahnya.

Masuk pertama kalinya aulia di sambut gembira sahabat-sahabat nya. Senyum manisnya terukir di wajah cantik nya. Namun masuk jam pelajaran aulia harus menahan rasa sakit. Kecewa. Marah kepada sosok yg kini ada di hadapannya.

"Huss.. Pak nassar udah nikah loh sebenernya. Katanya dia nikah ketika masih pacaran sama km. Anaknya cantik lagi"bisik darling

"Pak nassar punya anak"

"Iya.. Cantik lagi. Katanya istri pak nassar melahirkan tepat saat km koma dulu aulia"bisik nada

"Ohhh.. "Sakit rasanya.

"Aulia.. Kedepan.. Anda sedari tadi tak mendengar apa yg saya jelaskan"tajam nassar

Dengan malas aulia kedepan.

"Ini hari pertama km kembali ke sekolah musik.. Serius gak sih.. "Tiba-tiba kata-kata nassar terhenti saat aulia menatap matanya dengan sendu.

"Saya minta maaf pak.. Jika anda berkenan hukumlah saya. Dan saya akan menerima semuanya"tantang aulia

"Duduklah.. "Nassar memalingkan wajahnya

"Hahhhh.. Dusta"bisiknya di dekat nassar. Lalu duduk di bangkunya.

Proses belajar soal nada sudah berakhir.. Ketika semuanya pergi nassar sempat menahan aulia dan menutup pintu kelas tampa sepengetahuan anak-anak yg lain.

"Maaf pak tolong buka pintunya.. Saya ada kelas sore ini"sinis aulia

"Km boleh benci saya tapi km harus tau apa yg kamu lihat dan apa yg kamu dengar semua salahhh.. "

"Maaf sekali lagi pak saya harus keluar hari ini saya ada kelas.. "Suara aulia mulai meninggi

"Saya suami km aulia.. Dan tolong dengar kata hati km. Saya merindukanmu"

"Maaf pak di sini saya siswi anda... Biarkan saya pergi"aulia berusaha keluar

"Kau tak merindukan nalia.. Aulia kau melupakan nalia"lirih nassar.

Aulia langsung keluar tampa mendengar hal penting yg baru nassar katakan.

Di mobil aulia melamun dan menatap ke luar jendela.

Aku merindukanmu juga.. Tapi rasa sakit ini sungguh menutup rasa Cinta dan rinduku padamu. Kau bahagia dengan anak istrimu sedangkan aku.. Aku terpuruk.. Cintaku hilang.. Harapanku hilang. Batin aulia

Aulia kembali menangis. Sampai rumah.. Diva yg sudah menunggu kakaknya tiba-tiba harus kecewa karna aulia berlalu begitu saja.

Fani yg melihat tingkah putri sulungnya yg sedikit aneh. Langsung melajukan kursi roda otomatisnya ke arah kamar aulia.

Fani melihat aulia terduduk di lantai dengan kondisi yg berantakan..

"Syang ada apa nak.. Kamu kenapa kak"tanya fani perlahan

Aulia langsung berhambur kepelukan fani dan menangis

"Kak.. Ada apa? Cerita sama mamah ayo kak"bujuk fani

"Dia.. Dia.. Ternyata telah memiliki anak dari wanita lain mah"isak aulia

"Dia siapa kak.. "

"Pria brengsek.. Itu mahh"isak aulia lagi.

Fani memeluk erat putrinya

"Aku benci dia.. Aku benci"isak aulia.

Ya allah sebegitu terpuruknya putri hambamu ini.. Kak.. Jangan kau benci suami dan anakmu kak. Semua salah kami.. Mereka tak salah. Lirih batin fani

Di kantor nassar hanya menatap foto istrinya yg sengaja dia pajang di ruangannya dengan ukuran yg cukup besar.

"Entah apa dalam fikiranmu saat ini aulia.. Nalia membutuhkanmu"

Di malam hari ketika semuanya makan malam. Wira tak melihat aulia makam bersama mereka.

"Bi.. Panggilkan aulia"titah wira

"Ba.. "

Belum sempat bibi menjawab titah wira. Fani sudah menempasnya"percuma.. Kakak tak akan makan. Mamah sudah menyuruh para pelayan tadi.. Kakak tetap tak mau keluar dari kamarnya. Ini kah yg kau mau pah.. Kau ingin membunuhnya dengan perlahan iya kan pah.. Katakan.. Katakan.. Apa ini yg kau mau wira ajikyaksha"

"Kita sedang makan.. Kita bicarakan nanti"wira

Perdebatan berlanjut di kamar fani dan wira. Sedangkan aulia terlihat frustasi.. Teriakan aulia membuat semua pelayan khawatir.

"Non.. Buka pintunya non.. "Teriak salah satu pelayan

"Kak.. Kakak.. Kak buka"Putra menggedor-gedor pintu dengan keras.

"Nona.. Buka pintu nona aulia"ucap satpam rumah

Wira dan fani keluar kamar karna mendengar keributan di kamar aulia.

"Ada apa ini"tanya wira

"Pah.. Kak aulia dari tadi teriak-teriak terus banyak suara barang-barang pecah.. Mput takut pah"isak putri

"Pah.. Aulia.."cemas fani

Wira mendekati pintu kamar aulia"kunci cadangan kamar aulia mana"tanya wira pada salah satu pelayannya

"Ma.. Maaf tuan non aulia mengambilnya tadi"jawabnya

"Eghhh.. Aulia papah minta buka pintunya .buka.. Jangan seperti anak kecil aulia"suara wira meninggi

"Buat apa aulia hidup klau semuanya terasa pahit untuk di pandang.. Hiks.. Hiks.. Pahit pahh pahitt hikss.. "Isak aulia dari dalam kamarnya

"Aulia.. Papah tau.. Tapi jangan seperti ini nak. Masa depan kamu masih panjang untuk apa km menangisi pria itu.. Aulia.. "

"Cukup pahhh.. Masa depan aulia telah hancur.. Aulia mati pahh.. Harapan aulia. Cinta aulia. Impian aulia mati.. Aulia gagal mempertahankan anak aulia pah. Aulia ibu yg jahat.. Aulia gagal pah"isak frustasi aulia

Prank.. Suara pecahan kaca terdengar keras. Semua menjerit histeris

"Aulia.. Cukup nak.. Anak kamu masih hidup aulia.. Anak kamu masih hidup"ucap wira

Semua menatap wira. Wira pun mendrobak pintu kamar dan ketika terbuka wira melihat aulia duduk di lantai dengan kamar yg berantakan. Tangannya penuh luka.. Wira langsung memeluk putrinya. Mencium kening putrinya. Air mata wira mulai menitik ketika melihat putri sulungnya seperti ini.

"Maafkan papah nak.. Papah.. Papah yg menyuruh nassar menjauhkan km dari putri km nak.. Maafkan papah syang"isak wira

Aulia mendorong papahnya lalu menatap benci sang papah"tega.. Papah tega.. Bagaimana pun dia cucu papah.. Aulia anak papah.. Papah tega.. Hiks.. hiks.. "

"Maafkan papah nak.. Papah menyesal.. "Wira ingin meraih tubuh putrinya tapi aulia menghindar

"Aulia benci papah.. Aulia benci semuanya.. Aulia benci.. "Isak aulia kembali

Tiba-tiba suara tangisan bayi memecah ketegangan semuanya. Semua mata tertuju kepada nassar yg datang membawa bayinya

Nassar mendekati aulia"lihatlah aulia.. Dia putri kita.. Nalia.. Nassar dan aulia"

"Engga.. Engga dia bukan putriku. Kau.. Kau sudah menikah lagi kan dia putri kau dan wanita itu"

"Wanita mana.. Istriku hanya km.. Dia putri kita. Yg aku bawa saat kamu koma. Kata-kata semua orang itu hanya demi melindungi kamu.. Nama baik kamu aulia tak lebih.. Lihat lah mata.. Hidung.. Bibirnya sama dengan km.. Nalia putri kita"jelas nassar

Aulia mulai tenang .aulia pindah ke kamar tamu.. Aulia memandangi nalia yg ada di gendongannya dan dia lupa rasa sakit di tangannya yg baru saja di obati.

"Kau cantik sekali nak.. "Aulia menciumi terus putri cantiknya

STATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang