Bab 3 : Frail

27 1 0
                                    

Anna POV

Hatiku serasa ditusuk oleh ribuan jarum. Aku terkejut, kecewa, dan entah apalagi yang aku rasakan saat ini.

Ternyata, masih banyak hal besar yang tak kuketahui disini.

Aku hanya bisa mematung dan tak mengeluarkan sepatah katapun ketika mendapatkan fakta yang sulit diartikan ini menamparku.

"Aa-anna.. maafkan aku..."
Dengan tatapan sendu, Aunt Sara menatapku.

Dapat kulihat pancaran kesedihan, dan penyesalan dimatanya.

Aku berusaha untuk mengeluarkan suaraku yang tidak dapat kukendalikan beberapa detik yang lalu.

"Ke..ke.. kenapa kau menyembunyikan masalah sebesar ini dariku?" Aku tidak dapat mengontrol suara dan pikiranku lagi, sampai-sampai aku tergagap untuk mengeluarkan kata-kata ini.

"Mm-maafkan aku, tapi aku belum menemukan waktu yang tepat untuk menjelaskan semuanya kepadamu dear" Kata Aunt Sara dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Aku menghela nafas panjang dan mengusap wajahku frustasi.

"Tolong jelaskan padaku apa yang terjadi" balasku dengan penuh keyakinan.

Genggaman tangan Aunt sara semakin kuat. Kondisinya sepertinya memburuk. Aku melihat sederetan alat-alat yang dipasangkan ketubuhnya mulai berbunyi.

"Aau-aunt Saraa... Apa kau baik-baik saja?" tanyaku panik.

Aku berteriak memanggil dokter.

Yang aku bisa hanyalah menggenggam erat tangannya. Air mataku sudah membanjiri wajahku.

"Kau.. Kau harus kuat!!!"
Kataku gamang.

"Aa-aanna..."
Aunt Sara memanggilku dengan suara paraunya.

Aku menatapnya dan megikuti gerakan tangannya yang menuju ke pipiku.

Dokter sudah berada disana.Melihat kondisi Aunt Sara yang saat ini, kurasa diapun sudah pasrah dengan hal ini dan membiarkan Aunt Sara berbicara.

"Mee-mmereekka...."
Aunt Sara terlihat sangat kesakitan.

"Siapa?mereka siapa?" tanyaku.

"Venn-ve..Venom mer..merekka...."

Serasa film yang diputar pelan.Tangannya terlepas begitu saja dari wajahku.
Aku terpatung dengan kejadian menyakitkan yang baru saja terjadi.

Aku langsung terbangun dari lamunanku ketika dokter mengguncang tubuhku.

"Nona?...nona?... apakah kau baik-baik saja?"

"ttt... tolong bibi saya dok"

Air mataku jatuh semakin deras ketika dokter itu berbalik menatapku seraya menggelengkan kepalanya.

"TIDAKK!!!... "

Author POV


Anna hanya bisa mematung ketika melihat sosok yang telah membesarkannya kini tertidur dengan lelap dan tak akan bangun lagi untuk selamanya.

•••

Dia sendirian, duduk diatas dipan samping jendela kamarnya menghadap keluar jendela dengan tatapan kosong.

Masih setia mengingat kenangan-kenangan yang ditinggalkan Sara.

Entah apa yang harus gadis itu rasakan.

Lux BrujaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang