Bab 15 : Lightdamsel

6 0 0
                                    

Sedetik kemudian saat Anna membuka matanya, mereka sudah berada ditengah-tengah hutan yang gelap.

Anna melepaskan dekapan pria itu, dan mengambil napas dalam-dalam dan menopang tubuhnya dengan tangan menumpu pada lulut. Setidaknya untuk saat ini lebih baik daripada saat pertama gadis itu melakukan teleport dengan pria gila disampingnya.

"Apa kau gilaa!!! Kenapa kau selalu mengagetkanku?" Tanya Anna sambil menetralkan nafasnya yang memburu.

"Ikut denganku" Ajak pemuda dihadapannya dengan tatapan tak bersalahnya.

Anna hanya bisa mendesah pasrah. Ya, demi apalagi, jika bukan untuk informasi yang penting tentang semua yang mengganjal dipemikirannya.

Mereka menuruni bukit kecil yang sedikit terjal. Dari kejauhan terlihat bayangan gelap yang diapit oleh beberapa pohon.

Ya, benar. Saat mereka melangkah lebih dekat, nampaklah sebuah bangunan tua.

Bangunan itu sudah nampang usang. Tempat itu nampak tak berpenghuni. Gelap gulita menyelimuti bangunan itu. Tidak ada setitik cahayapun yang keluar dari bangunan itu. Bangunan itu didirikan diatas sebuah sungai kecil.

Dari penampilannya, pastilah tempat itu terlihat begitu menyeramkan.

Anna mengikuti Jase dari belakang. Gadis itu terpukau melihat keindahan bangunan yang tak terawat itu. Arsitekturnya sangat indah dan klasik. Dengan pilar-pilar yang tak terlalu besar menopang bangunan itu.

"Kita sampai" Jelas Jase.

Nyali Anna langsung menciut ketika Jase mengatakan dua kata tadi. Mengagumi arsitektur tempat itu bukan berarti ingin memasukinya dan menjelajahinya semakin dalam bukan?

"Tu-tunggu dulu, apa kita akan masuk ditempat ini?" tanya Anna gelisah.

"Menurutmu?"
Mendapat balasan santai dari pria dihadapannya Anna mencoba untuk kembali mengumpulkan keberaniannya dengan berpikir positif.

Kau pasti bisa Anna...

Lagipula informan itu pasti tinggal ditempat ini...

Oh ya, sejak kapan Brianna Travor takut akan hal semacam ini?...

Baiklah kau berani Anna...

"Tch!..." pemuda dihadapannya mendecih meremehkan.

Anna langsung menatap pemuda itu dengan tatapan tak percya. Oh ayolah. Lagi?

"Apa kau membaca pikiranku. Lagi?" tanya Anna gamang.

Pemuda itu melangkah menuju pintu rumah menyeramkan itu, tanpa menjawab pertanyaan Anna.

"Di-dia mengabaikanku?"
Gadis itu mengikuti langkah pemuda dihadapannya.

Tok... Tok... Tok...

Jase mengetok pintunya. Satu menit lewat. Tak ada orang yang datang membukakan pintu itu.

Jase kembali mengetoknya.

Tok.. Tok... Tok...

Kegelapan masih menyelimuyi tempat itu. Kesunyian, yang berbunyi hanyalah air sungai yang mengalir dibawah rumah itu dan suara hewan-hewan nokturnal.

Lux BrujaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang