BAB 13 : Busur dan Anak Panah

16 0 0
                                    


Sepertinya ini memanglah takdirku. Kedua orang tuaku, Ayah... Ibu... Mereka meninggalkanku dan berusaha untuk menyelamatkan dunia bruja ini dan membiarkanku hidup sendiri. Batin Anna.

Gadis itu sedang berdiri menikmati indahnya senja dibalkon kamar ibunya yang sekarang telah menjadi kamarnya. Angin sejuk disore itu menerpa wajahnya. Tangannya bersedekap menjaga suhu tubuhnya, rambutnya yang indah dibiarkan tergerai begitu saja.

Ya, inilah yang kubutuhkan selama ini. Angin sejuk ini menyadarkanku akan betapa banyak hal yang sudah kulalui, betapa banyak hal yang telah merubah pendirian dan sikapku. Aku bingung...

Saat sedang menatap disekelilingnya, Anna menangkap seseorang yang tak asing di matanya. Ya, pria menyebalkan yang sudah membuat Anna malu didepan banyak orang.

"Disana kau rupanya!"
Anna melihat pria yang nampak tak asing itu.

Pemuda itu berjalan diteras lantai bawah sambil membawa busur panah ditangan kanannya. Dan dipundaknya tergantung puluhan anak panah yang nampak siap digunakan.

Anna kemudian mengambil jacket dan melangkahkan kakinya turun kebawah hendak mengejar pemuda mengesalkan yang dicarinya sejak kemarin.

Aku harus cepat jika tak ingin orang itu menghilang. Batin gadis itu.

Anna berlari menuruni tangga melewati lorong-lorong, dan akhirnya sampai dilantai bawah.

Gadis itu berlari dengan sekuat tenaga namun pria yang dikejarnya sudah berbelok diujung teras mengarah kedalam hutan.

Seperti biasa pria itu memakai baju serba hitam dan melangkah dengan santainya.

Anna berlari mengejar pemuda itu. Anna tetap mengejarnya, dan tanpa sadar gadis itu juga pergi memasuki hutan. Hutan semakin gelap saat Anna berlari memasukinya lebih dalam. Didepannya kini tumbuh semak belukar dan lebih buruknya lagi, pria itu masuk disemak belukar itu. Anna terus mengikuti pria itu, sampai dia menembus semak belukar. Gadis itu baru tersadar akan posisinya saat ini saat tak mendapati orang yang dikejarnya.

"Astaga... di-dimana ini?" Anna mengedarkan pandangan kesekelilingnya.

"Dimana pria itu?"
Saat melewati semak itu, pria yang sedang dikejarnya menghilang.

Anna melihat kesegala arah, hanya ada pohon-pohon pinus besar, semak-semak yang tinggi, dan cahaya yang mulai menipis karena senja yang telah tiba, menandakan bahwa malam akan datang. Kabut putih mulai turun menyelimuti hutan yang juga membawa suhu dingin pada disana.

"Helloo..." Helloo... Helloo...
Anna teperangah karena suaranya yang menggema.

"Ada orang disiniiii?..." Ada orang disinii... Disiniii... Disinii...

Anna bersedekap untuk kesekian kalinya saat aura dingin mulai datang.
Belakangan ini, kehidupan Anna selalu berhubungan dengan gelap dan kelamnya hutan. Sendirian dan Tersesat didalam hutan bukanlah sebuah lelucon yang patut ditertawakan.

"Hahahah..." Anna menertawakan dengan miris nasibnya saat ini.

"Kau bodoh Anna, kenapa juga kau mengi-- hhhmmpphh...." Belum selesai memaki dirinya seseorang membekap mulutnya dan menarik gadis itu kebatang pinus yang besar dan menyandarkannya disana.

Siapa dia? Anna membatin.
Pria itu mengurung tubuh Anna dalam dekapan.

Pria itu mengisyaratkan kepada Anna untuk diam, dengan mengangkat jari telunjuk didepan bibirnya. Kemudian mengintip kearah samping kanan. Dia mengisyaratkan kepada Anna untuk tetap diam. Anna mengangguk mengiakan.

Lux BrujaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang