Bab 6 : The Second

13 0 0
                                    

Anna POV

"Anna!!!, Anna... Wake..."
Kumendengarkan suara seseorang yang memanggilku dari kejauhan.

"Anna, can you hear me?"
Perlahan suara itu mulai mendekat.

"Anna, bangun, Annaa.."
"Ohh God... Syukurlah..."

Kumendengar helaan napas dari orang itu.

Kupaksakaan mata ini untuk terbuka.

Samar-samar kumelihat bayangan orang yang menopang kepalaku dengan tangannya.

Dan beberapa orang disekelilingku.

Perlahan wajah mereka mulai nampak jelas.

Yang menopang kepalaku dan duduk disebelah kanan adalah Christina. Disebelah kiriku adalah si ketua OSIS.

Aku merasakan pusing yang teramat saat aku memaksakan diri untuk bangun.

"Anna, jangan memaksakan dirimu" kata Christina

"Sebenarnya, apa yang terjadi?" tanya Sam dengan wajah cemas.

Aku bahkan tidak ingat kenapa dan bagaimana sampai aku pingsan ditengah hutan seperti ini.

Tak lama kemudian Mr. Levis datang.

"Astaga, apa yang terjadi dengannya?" tanyanya dengan wajah panik.

Aku hanya bisa menutup mataku dan memijat pelipisku yang terasa bedenyut.

"Sepertinya Anna butuh istirahat pak" kata Christina khawatir.

"Yasudah, kita bawa Anna kecamp" balas Mr.Levis

Mereka membopongku. Dan saat memasuki area perkemahan semua orang menatapku.

Sesampainya didalam tenda aku langsung membaringkan tubuhku yang tentunya dibantu oleh Christina dan Lyla yang setenda denganku sekaligus teman sekelompokku.

"Sam, informasikan kepada tim pencari bahwa Anna telah ditemukan" Kata Mr.Levis kepada Sam.

"Baik pak" Sam berbalik meninggalkan kami.

"Anna, lebih baik sekarang kau istirahatlah dulu. Besok aku akan berbicara denganmu"

Aku membalasnya dengan mengangguk.

Rasanya sangat sulit untuk mengeluarkan sepatah katapun.

Mr. Levis kemudian meninggalkan tenda kami beserta Christina.

Aku sangat ingin untuk berterima kasih kepada mereka, namun aku kesulitan untuk berbicara.

Mataku sangat ingin untuk ditutup.

Mengantuk, aku sangat mengantuk.

Tiba-tiba aku terbangun dengan terkejut.

Hitam semuanya hitam kecuali tubuhku yang dikelilingi cahaya keemasan. Aku dapat melihat tubuhku yang berbalutkan gaun hitam yang indah.

Aku terduduk dan menatap kiri kananku, yang ada hanyalah kegelapan.

Namun sesaat kemudian mataku tertuju pada satu titik cahaya.

Akupun memberanikan diri untuk menghampiri cahaya itu. Cahaya itu terlihat melayang-layang.

Rasa penasaran memenuhi pemikiranku. Menurutku cahaya itu sangat menarik.

Saat aku menyentuhnya, tiba-tiba cahaya itu menghilang begitu saja.

Aku berusaha untuk mencari cahaya itu. Namun, saat aku membalikan badanku.

Lux BrujaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang