Bab 8 : Waterfall

22 0 0
                                    

Seketika mual dan pusingnya hilang saat menyadari keberadaan dirinya saat ini.

Anna masih mengingat tempat gadis itu memijakan kakinya. Dan saat ini semua telah terganti dengan tempat yang berbeda.

Anna masih melamun, dan pasti wajahnya saat ini sudah seperti seorang yang bodoh.

"Masih belum percaya?" tanya pria itu.

Anna masih setia dengan posisinya. Melamun dengan wajah yang tak dapat didefinisikan.

"Well, aku tak akan memaksamu untuk mempercayaiku. Aku kesini untuk menagih jawabanmu"

Anna masih setia bergelut dengan pemikirannya. Gadis itu tersentak ketika pria dihadapannya menjentikan jarinya didepan wajah gadis itu.

"Apa kau mendengarku?" tanya pria itu.

"Tidak" balas Anna.

"Baiklah. Aku akan menagih jawabanmu"

"Jawaban?, jawaban apa maksudmu?" Tanya Anna bingung.

"Keputusanmu di Saxta"
Jawab pria itu datar.

"Baiklah tuan serba hitam. Aku tidak mengerti dengan apa yang telah kualami beberapa hari terakhir ini. Semuanya dipenuhi dengan keanehan. Selera makanku bahkan menghilang. Dan sekarang kau mengatakan bahwa kau dapat berteleportasi dan tadi kau membaca pikiranku?!!!"

Kata Anna dengan sangat cepat. Anna bahkan tak mengerti kenapa dia bisa berubah cerewet didepan pria ini. Padahal dalam kehidupan sehari-hari Anna adalah tipe gadis yang selalu menghemat perkataannya.

Hal ini disebabkan oleh kebingungan yang menguasai pemikirannya.

Mulai dari kematian Sara, kalung ibunya,penyihir, tanda lahirnya, bayangan gelap di Melgome, Venom, Groof yang adalah manusia...

Tunggu dulu. Anna baru teringat tentang Groof. Wajahnya langsung berubah cemas.

"Heii... Apa yang terjadi dengan anjingku-... Ehh maksudku orang itu?" tanya Anna dengan tidak yakin.

"Dia akan baik-baik saja" balas pria itu datar.

"A-aku tidak yakin. Tadi aku melihatnya kesakitan dan dipenuhi darah" tanya Anna sekali lagi dengan mengingat-ingat kejadian tadi.

"Kau pikir, Bill adalah pria bodoh yang menyerahkan dirinya begitu saja pada Venom?" sanggah pria itu.

"Aku bahkan tidak mengenalnya." balas Anna yang lebih terdengar seperti cicitan seekor tikus kecil.

"Mana undanganmu?" pria itu mengulurkan tangannya dedepan Anna.

"Undangan? Undangan apa maksudmu?" Anna menyerngit bingung.

"Surat yang kau dapatkan dalam perkemahan waktu itu"

"Ohhh... Aku lupa menaruhnya dimana"

Tiba-tiba Anna tersentak ketika merasakan saku jaketnya melebar.

"Whhooaa.... Apa ini?"
Anna sangat kaget sampai mengangkat tangannya.

Pria itu merogoh saku jaket Anna, yang membuat gadis itu melototkan matanya.

Pria itu mengambil sebuah kertas dari sana. Yang ternyata adalah surat atau undangan itu.

Anna melihatnya tanpa berkedip.

Lux BrujaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang