Bab 12 : 266

12 0 0
                                    


Klepp...

Pintu itu terbuka, dan menampakan ruangan yang diselimuti kegelapan itu.

Anna mengayunkan kakinya dan memasuki ruangan itu.

Dukk!!!

Anna terkejut karena pintu dibelakangnya tertutup dengan sendirinya.

Gadis itu memandang sekitarannya. Ruangan itu hanya diterangi oleh cahaya yang keluar dari celah gorden diruangan itu.

Dengan bantuan dari cahaya itu Anna menemukan saklar lampunya. Tentunya saklar lampu keluaran pertama didunia. Anna berjalan kesamping kanan pintu itu, dan menekan saklarnya, dan gadis itu terpukau dengan apa yang dilihatnya.

Kamar bergaya classic dan itu sangatlah indah, dengan satu ranjang yang tak terlalu besar, satu sofa abad pertengahan yang panjang, satu single chair yang dihadapkan dengan perapian yang disampingnya terdapat sebuah nakas kecil, meja rias yang diletakan sudut kamar, dan satu meja sedang yang terlihat seperti meja belajar, dan satu rak penuh buku-buku.

Oh astaga entah apa yang Anna pikirkan, namun percayalah gadis ini pasti sangat bahagia sekarang.

Gadis itu berjalan mengelilingi kamar ibunya, dia menghafal setiap sudut ruangan dengan melihatnya, dan berharap akan menemukan kedua orangtuanya, sampai langkahnya terhenti didepan gorden besar yang menutupi jendela.

Cahaya terang masuk memenuhi ruangan 266. Senyum gadis itu semakin mengembang ketika melihat pemandangan yang disuguhkan dihadapannya.

Gunung es yang megah berada dikejauhan dapat dilihat Anna, yang kakinya diselimuti hijaunya hitan pinus yang lebat yang nampak bermil-mil jauhnya.

"Oh astaga. Apakah ini sungguhan? Ya Tuhan ini sangat indah..." Gadis itu bergumam.

Anna membuka jendela itu, ternyata jendela besar itu adalah sebuah pintu menuju ke balkon kamar.

Anna berjalan keluar dari kamar ibunya yang sekarang menjadi kamarnya ke ujung balkon itu yang dipagari pilar-pilar kecil yang indah dan klasik.

Gadis itu menghentikan langkahnya ketika tangannya menyentuh pagar pembatas balkon.

Pemandangan gunung megah, yang kakinya diselimuti hutan pinus yang indah. Nampak salju putih menutupi puncak gunung itu menandakan ketinggian gunung itu yang fantastis.

Anna menutup matanya dan menikmati angin sejuk yang menerpa wajahnya dan berhembus tenang disana.

Anna membuka matanya, tersenyum, dan menyerngit saat aura dingin mulai menusuk kulitnya dan membuat bulu kuduknya meremang.

Gadis itu kembali masuk ke kamarnya dan menutup pintu balkon tanpa menutup gorden yang menutupi pintu kaca, yang dibingkai kayu kuno yang indah.

Dekorasi diruangan itu bernuansakan warna kayu yang nampak tua dan sarat akan kedewasaan.

Anna mencari lemari pakaian ibunya dan hendak untuk berganti pakaian, namun nihil gadis itu tak menemukan lemari pakaian, setahunya disetiap asrama disediakan satu lemari untuk menyimpan pakaian para siswa-siswi. Namun disini, Anna tak menemukan satu lemari pakaianpun, hanya ada dua pintu yang berdekatan.

Lux BrujaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang