Meski pada awalnya kedua orangtua Jisoo bersikeras menyalahkan Seokmin karena telah menyeret anak tunggal kesayangan mereka dalam masalah ini, di akhir, mereka bisa mengerti bagaimana terdesaknya posisi Seokmin.
Di satu sisi, ia sama sekali tidak ingin membuat Jisoo masuk ke dalam posisi yang berbahaya. Namun di sisi lain, ia juga harus mengerti tentang keberadaan Taeha.
Ini semua murni masalah Seokmin dan Taeha. Tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan keberadaan Jisoo.
Namun karena sekarang ini Jisoo tidak mengalami cedera yang begitu berarti, akhirnya orangtua Jisoo memaafkan Seokmin.
Jongkook juga meminta keduanya untuk merahasiakan masalah ini dari Jisoo untuk sementara waktu, hingga gadis itu mengetahui semua kebenarannya langsung dari mulut Seokmin sendiri.
Karena itulah keinginan Seokmin.
"Bisa saya bertemu Jisoo?"
Jisoo tidak henti-hentinya menangis dengan suara tangisan yang begitu nyaring.
Sedari tadi Jongkook memang sudah mendengar tangisan itu. Hanya saja, ia sedikit ragu untuk mendatangi Jisoo. Hingga memutuskan untuk menenangkan kedua orangtua Jisoo terlebih dahulu.
Jongkook membuka pintu dengan hati-hati dan disambut oleh tatapan mata kucing kepunyaan Jisoo yang begitu sendu. Berusaha bangkit dari kasur yang tengah ia duduki begitu mendapati keberadaan paman di sana. Paman yang juga tengah menjadi orang favorite Jisoo, berkat sikap ceria dan happy virusnya.
Namun sayang, gadis manis ini tertahan karena kakinya yang juga sedikit mengalami luka.
"Paman," panggil Jisoo.
Jujur saja, sang paman pun rasanya ingin ikut menangis melihat kondisi Jisoo sekarang. Begitu jelas kalau ia sedang mengalami trauma berat.
Berusaha untuk menutupi semua pikiran negatif, Jongkook melemparkan senyuman khas miliknya.
"Jisoo, syukurlah kau baik-baik saja."
Senyuman hangat Jongkook yang begitu menenangkan ternyata kurang ampuh. Malahan, membuat Jisoo kembali meloloskan cairan bening di matanya hingga sedikit terisak.
Melihat keadaan Jisoo, rasanya ia hendak memaki pria yang tengah menjalani operasi di ruang operasi sana, karena telah membuat gadis manis ini terlibat dalam masalah yang berbahaya.
"Bagaimana keadaan Seokmin? Dia baik-baik saja, kan? Tolong paman, tolong katakan bahwa Seokmin baik-baik saja!"
Kedua orangtua Jisoo memutuskan hanya melihat si putri kesayangan mereka dari pintu yang terbuka dengan sangat lebar, karena mereka tahu Jisoo butuh ketenangan. Dan sepertinya, Jisoo akan mendapatkan ketenangan dari setiap kata yang akan Jongkook katakan nantinya.
Jongkook duduk di sisi ranjang putih rumah sakit. Menangkup kedua pipi Jisoo, menatap lekat mata kucing yang sudah begitu bengkak karena menangis selama berjam-jam.
"Tenang, Seokmin pasti selamat. Tolong do'akan Seokmin. Kau tahu sendiri, kan, kalau salah satu kekuatan Seokmin saat ini adalah dirimu?"
Mata kucing itu berkedip tidak teratur. Merasa sedikit bingung dengan apa yang sudah ditangkap oleh telinganya.
"Maksud paman?"
"Cepatlah sembuh. Supaya nanti saat Seokmin sudah sadar, kau bisa menemani Seokmin di masa pemulihannya. Janji?"
"Tapi Seokmin seperti ini karena aku, paman. Seokmin ingin menyelamatkanku. Harusnya aku yang berada di posisi Seokmin sekarang."
Kau tahu? Sumber masalah sebenarnya adalah Seokmin.
![](https://img.wattpad.com/cover/132715878-288-k623066.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
JISOO [Revisi] (✓)
Фанфик[Seoksoo GS Fanfiction] Kata sahabat memang baik. Tapi jika diletakan pada tempat yang salah, kau mungkin saja akan membunuh seseorang. Bukan, bukan raganya. Tapi hatinya. Jadi, masalah ini berasal dari kata sahabat? Siapa yang harus disalahkan dala...